Kelompok Tani Berprestasi dari Ngawi Untuk Negeri

Kelompok Tani Berprestasi dari Ngawi Untuk Negeri

Halo sobat tani..

Pada artikel kali ini kita akan menceritakan pengalaman serta tips dan trik menjadi kelompok tani yang berprestasi versi bapak Joko Purnomo, Ketua Kelompok Tani “Kardi Mulyo III” desa Mangunharjo, Kecamatan Ngawi didampingi oleh Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) wilayah binaan desa Mangunharjo yaitu bu Wahyu Estu Utami, SP.

Apa sih prestasi Kelompok Tani “Kardi Mulyo III” sehingga dapat kita sebut sebagai salahsatu kelompok tani berprestasi di kecamatan ngawi ?

Sobat tani pasti sudah penasaran ya ?

Oke kami kasih tau apa saja prestasi membanggakan yang telah diperoleh oleh kelompok tani “Kardi Mulyo III”, antara lain :

  1. Juara 1 Lomba Agribisnis Komoditas Kedelai Tingkat Kabupaten tahun 2018
  2. Juara 1 Lomba Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Kategori Agribisnis Kedelai Tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2019

Keren bukan prestasi yang telah diraih oleh Kelompok Tani “Kardi Mulyo III” ?

Dari yang awal nya menjadi juara 1 tingkat Kabupaten lalu meningkat menjadi juara 1 tingkat Provinsi dalam lomba agribisnis komoditas Kedelai. Pak Joko menceritakan bahwa prestasi tersebut diraih berkat kerjasama tim Kelompok Tani “Kardi Mulyo III”.

Beliau menyampaikan “Yang pertama Kelompok Tani “Kardi Mulyo III” pada tahun 2017 itu booming komoditas kedelai. Pada poktan “Kardi Mulyo III” sendiri terdapat lebih dari separuh baku tanah yang telah ditanami komoditas kedelai. Makanya kami sebagai pengurus poktan berinisiatif agar kedelai menjadi komoditas prioritas di kelompok kami. Maka dari itu, kami kembangkan dan bermitra dengan pembibitan, yaitu UD. Santoso yang ada di Ngawi yang memiliki akses di seluruh Indonesia.”

Dengan potensi yang dimiliki Kelompok Tani “Kardi Mulyo III” tersebut penyuluh pertanian lapang (PPL) mengajukan kelompok tersebut dalam lomba agribisnis komoditas kedelai tingkat kabupaten. Setelah terpilih menjadi juara 1, lalu diajukan untuk mengikuti lomba tingkat Provinsi. Alhamdulillah Kelompok Tani “Kardi Mulyo III” terpilih menjadi juara 1 tingkat Provinsi. 

Aspek-aspek khusus yang dinilai pada lomba Agribisnis Kedelai tingkat Provinsi berdasarkan pengalaman pak Joko, ialah :

  1. Kelompok tani harus bermitra

Harus ada kemitraan mulai dari hulu hingga hilir, yaitu keuangan, analisa usaha tani dari modal usaha hingga penerimaan hasil panen. Pada saat itu Kelompok Tani “Kardi Mulyo III”  bermitra dengan PT. Petrokimia Gresik melalui dana CSR sebagai modal membeli hasil panen dan UD. Santoso sebagai penyedia bibit. Selain itu, kelompok tersebut juga bermitra dengan pabrik tahu di desa Kandangan, pabrik tempe di desa Kerek, dan pabrik cemilan dari kedelai khas Ngawi “Ithak Ithuk”.

  1. Kelompok tani harus mempunyai manfaat

Kelompok tani harus mempunyai manfaat bagi masyarakat sekitar terutama bagi keluarga petani. Manfaat yang diberikan Kelompok Tani “Kardi Mulyo III”, antara lain :

  • Santunan sosial bagi keluarga kelompok tani apabila sakit dari kas kelompok tani dan hasil panen kelompok.
  • Kas kelompok digunakan untuk membantu perbaikan fasilitas desa seperti lampu jalan, jalan yang perlu diperbaiki berdasarkan kemampuan kelompok.
  • Karang taruna diberikan fasilitas olahraga seperti net, bola voli dari kas kelompok.

Tips dan trik menjadi juara menurut pak Joko selaku ketua  Kelompok Tani “Kardi Mulyo III” berdasarkan hasil podcast ialah :

  1. Fokus mensejahterakan anggota

Fokus utama pengurus dan anggota kelompok bukan untuk menjadi juara melainkan untuk mengangkat petani di kelompok tani beliau menjadi lebih sejahtera dan menjadi juara itu merupakan bonusnya. Jika petani pada kelompok tani beliau pada komoditas kedelai dapat meningkat Income per Capita nya maka beliau selaku pengurus merasa telah menjadi ketua yang berguna dan bermanfaat bagi kelompok tani beliau.

  1. Mengikuti aturan yang diberikan panitia dari Kabupaten maupun Provinsi

Diharuskan bermitra, maka Kelompok Tani “Kardi Mulyo III” bermitra dengan PT. Petrokimia Gresik dan UD. Santoso. Sebelumnya selalu bermusyawarah dengan seluruh anggota kelompok agar diperoleh kesepakatan bersama dan saling bekerja sama dalam budidaya komoditas Kedelai sehingga diperoleh kesejahteraan bersama. 

Bagi para Sobat Tani yang penasaran informasi lebih lengkapnya bisa simak langsung di link you tube berikut :

Semoga informasi yang kami berikan menginspirasi dan bermanfaat bagi para Sobat Tani di seluruh Indonesia mari kita sukseskan bersama : 

Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan

Maju, Mandiri, Modern

Budidaya Cabai Merah

Budidaya Cabai Merah

Cabai merah (Capsicum annuum) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang memiliki banyak manfaat, bernilai ekonomi tinggi dan mempunyai prospek pasar yang menarik. Buah cabai selain dapat dikonsumsi segar untuk campuran bumbu masak juga dapat diawetkan misalnya dalam bentuk acar, saus, tepung cabai dan buah kering.

Cabai merah cocok dibudidayakan, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, pada lahan sawah atau tegalan dengan ketinggian 0–1000m dpl. Tanah yang baik untuk pertanaman cabai adalah yang berstruktur remah ataugembur, subur, kaya akan bahan organik, pH tanah antara6-7.Kandungan air tanah juga perlu diperhatikan.Hal tersebut berhubungan dengan tempat tumbuh tanaman cabai (sawah atau tegalan).Tanaman cabai yang dibudidayakan disawah sebaiknya ditanam pada akhir musim hujan, sedangkan di tegalan ditanam padamusim hujan. Dengan pemilihan musim tanam yang tepat, diharapkan pada saat pertumbuhan tanaman, kandungan air sawah tidak berlebihan dan ditanah tegalan masih cukup air untuk pertumbuhan cabai.

1.   Varietas yang Dianjurkan

Varietas yang dapat digunakan untuk budidaya cabai merah antaralain adalah Lembang–1, Tanjung–2, Hot Chilli, Hot Beauty dan lain sebagainya. Kebutuhan benih sebesar 250-350 g/ha.

2.   Persemaian

Sebelum disemai, benih direndam dahulu dalam air hangat (50°C)atau larutan Previcur N (1 cc/l) selama satu jam. Benih disebar secara merata pada bedengan persemaian dengan media berupa campuran tanah dan pupuk kandang/kompos (1:1), kemudian ditutup dengan daunpisang selama 2-3 hari. Bedengan persemaian diberi naungan/atap dari screen/kasa/plastik transparan kemudian persemaian ditutup dengan screen untuk menghindari serangan OPT. Setelah berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan ke dalam bumbunan daun pisang/pot plastik dengan media yang sama (tanah dan pupuk kandang steril). Penyiraman dilakukan setiap hari. Bibit siap ditanam dilapangan setelah berumur 4-5 minggu.

3.   Pengolahan Lahan

  1. Lahan kering/tegalan

Lahan dicangkul sedalam 30-40 cm sampai gembur kemudian dibuat bedengan-bedengan dengan lebar1-1,2 m,tinggi 30 cm, dan jarak antar bedengan 30 cm.Lubang tanam dibuat dengan jarak tanam (50-60 cm) x (40-50 cm) atau 50 cm x 70 cm, sehingga dalam tiap bedengan terdapat 2 baris tanaman.

  1. Lahan sawah

Tanah dicangkul sampai gembur kemudian dibuat bedengan-bedengan dengan lebar 1,5 m dan antara bedengan dibuat parit sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.Dibuat lubang tanam dengan jarak tanam 50 cm x 40cm. Bila pH tanah kurang dari 5,5 dilakukan pengapuran menggunakan Kaptan/Dolomit dengan dosis 1,5 ton/ha pada 3-4 minggu sebelum tanam(bersamaan dengan pengolahan tanah dengan cara disebar dipermukaan tanah dan diaduk rata).

4.   Pemupukan

  1. Untuk penanaman cabai secara monokultur dilahan kering

Pupuk dasar yang diberikan berupa pupuk kandang kuda atau sapi sebanyak 20–40 ton/ha dan pupuk buatan TSP 200–225kg/ha diberikan sebelum tanam. Pupuk susulan berupa Urea 100–150 kg/ha, ZA 300–400 kg/ha,dan KCl 150–200 kg/ha diberikan 3 kali pada umur 3, 6 dan 9 minggu setelah tanam.

  1. Untuk penanaman cabai secara tumpang gilir dengan bawang merah

Bawang merah: pupuk kandang kuda atau sapi 10–20 ton/ha danTSP 150–200 kg/ha diberikan 7 hari sebelum tanam, kemudian Urea 150–200 kg/ha, ZK 400–500 kg/ha dan KCl 150–200 kg/ha diberikan pada umur 7 dan 25 hari setelah tanam masing-masing ½ dosis.

Cabai merah: pupuk kandang kuda atau sapi 10–15 ton/ha dan TSP100–150 kg/ha diberikan seminggu setelah tanam. Urea 100–150kg/ha, ZA 300 – 400 kg/ha dan KCl 100 – 150 kg/ha diberikan pada umur 4,7dan10 minggu setelah tanam.

  1. Untuk penanaman cabai secara tumpangsari dengan kubis atau tomat

Pupuk kandang kuda atau sapi 30 – 40 ton/ha dan NPK 15:15:15 sebanyak 700 kg/ha diberikan seminggu sebelum tanam dengan cara disebar dan diaduk secara rata dengan tanah. Pupuk susulan diberikan dalam bentuk pupuk NPK 15:15:15   yang dicairkan (1,5-2 g/l air), dengan volume semprot 4000 l larutan/ha. Pupuk tersebut diberikan mulai umur 6 minggu sebelum tanam dan diulang tiap10-15 hari sekali.

5.   Penggunaan Mulsa

Mulsa digunakan untuk menjaga kelembaban, kestabilan mikroba tanah, mengurangi pencucian unsur hara oleh hujan dan mengurangi serangan hama. Mulsa dapat berupa jerami setebal 5 cm (10 ton/ha) pada musim kemarau, yang diberikan dua minggu setelah tanam atau berupa mulsa plastik hitam perak untuk musim kemarau dan musim hujan.

6.   Pemeliharaan

Penyulaman dilakukan paling lambat 1–2 minggu setelah tanam untuk mengganti bibit yang mati atau sakit. Pengairan diberikan dengan cara dileb (digenangi) atau dengan disiram perlubang. Penggemburan tanah atau pendangiran dilakukan bersamaan dengan pemupukan kedua atau pemupukan susulan. Pemberian ajir dilakukan untuk menopang berdirinya tanaman. Tunas air yang tumbuh di bawah cabang utama sebaiknya dipangkas.

7.   Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

OPT penting yang menyerang tanaman cabai antara lain kutu kebul,thrips,kutu daun,ulat grayak,ulat buah tomat,lalat buah,antraknose,penyakit layu, virus kuning, dsb. Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Penggunaan border 4–6 baris jagung
  • Penggunaan musuh alami (predator:Menochilussex maculatus)
  • Penggunaan perangkap (kuning, methyleugenol)
  • Penggunaan pestisida nabati
  • Penggunaan pestisida kimia sesuai kebutuhan dengan dosis yang sesuai petunjuk. Pengendalian dengan pestisida harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis,volume semprot,cara aplikasi,interval maupun waktu aplikasinya

8.   Panen dan Pasca Panen

Cabai merah dapat di panen pertama kali pada umur 70–75 harisetelah tanam di dataran rendah dan pada umur 4–5 bulan di dataran tinggi, dengan interval panen 3–7 hari. Buah rusak yang disebabkan oleh lalat buah atau antraknos sebaiknya langsung dimusnahkan. Buah yang akan dijual segar sebaiknya dipanen matang. Buah yang dikirim untuk jarak jauh dipanen matang hijau. Buah yang akan dikeringkan dipanen setelah matang penuh.

Sortasi dilakukan untuk memisahkan buah cabai merah yang sehat, bentuk normal dan baik dengan buah yang kualitasnya tidak baik. Pengemasan cabai untuk transportasi jarak jauh sebaiknya mengggunakan kemasan yang diberi lubang angin yang cukup atau menggunakan karung jala. Apabila hendak disimpan sebaiknya disimpan ditempat penyimpanan yang kering,sejuk dan cukup sirkulasi udara.

Penyebab Dan Gejala Penyakit Pada Tanaman Karet

Penyebab Dan Gejala Penyakit Pada Tanaman Karet

Tanaman karet merupakan salah satu komoditas perkebunan penting yang memiliki prospek yang cerah untuk di budidayakan. Tanaman karet menghasilkan lateks sebagai bahan baku pembuatan produk sintesis seperti alat-alat kendaraan, alat kesehatan, perkakas dll. Upaya peningkatan produktivitas tanaman karet terus dilakukan. Agar mampu tumbuh dengan baik dan menghasilkan banyak lateks maka perlu memperhatikan syarat tumbuh, lingkungan dan teknik budidaya yang tepat. Namun dalam proses budidaya tanaman karet terkadang ditemui beberapa kendala seperti adanya serangan penyakit yang menyerang tanaman karet sehingga dapat mengganggu proses pertumbuhan karet dan menurunkan produktivitas karet dalam menghasilkan lateks, termasuk karet Lampung yang memiliki luas areal 199.625 ha dengan produktivitas 1.376 kg/ha, masih dibawah produktivitas rata-rata minimal 1500 kg/ha. Penyakit yang  menyerang tanaman karet antara lain: jamur akar putih, kanker garis, gugur daun.

Penyakit Jamur Akar Putih

Penyebab: Jamur Rigidoporus lignosus atau R.icropus

Gejala Serangan:

  • Mati mendadak seperti tersiram air panas pada musim hujan,
  • Terbentuk buah lebih awal pada tanaman muda yang seharusnya belum cukup waktunya berbuah dan bertajuk tipis.
  • Daun berwarna hijau gelap kusam dan keriput, permukaan daun menelungkup.
  • Pada permukaan akar terdapat benang-benang berwarna putih kekuningan menempel pipih menyerupai akar rambut yang menempel kuat dan sulit  dilepas.
  • Gejala lanjut akar membusuk, lunak dan berwarna coklat.
  • Gejala lainnya badan buah berbentuk kipas tebal, agak berkayu, mempunyai zone-zone pertumbuhan, sering mempunyai struktur serat yang radier, mempunyai tepi yang tipis. Warna permukaan atas bakal buah dapat berubah tergantung dari umur dan kandungan airnya. Pada waktu masih muda berwarna jingga jernih sampai merah kecoklatan,dengan zone berwarna gelap yang agak menonjol

Penyakit Bidang Sadap Kanker Garis

Penyebab: Phytophthora palmivora

Gejala Serangan:

  • Adanya selaput tipis berwarna putih kelabu dan tidak begitu jelas menutupi alur sadap, apabila dikerok diatas irisan sadap akan tampak garis-garis tegak, berwarna coklat atau hitam.
  • Garis-garis ini berkembang dan berpadu satu sama lain membentuk jalur hitam yang terlihat seperti retak-retak membujur pada kulit pulihan.
  • Terdapat benjolan-benjolan atau cekungan cekungan pada bekas bidang sadap  lama sehingga sangat mempersulit penyadapan berikutnya.
  • Gejala lanjut lateks yang keluar berwarna coklat dan berbau busuk.

Penyakit Batang; Nekrosisnkulit

Penyebab: Jamur Fusarium solani, berasosiasi dengan Botrydiplodia sp

Gejala serangan:

  • Timbul bercak coklat kehitaman seperti memar pada permukaan kulit dan dapat timbul mulai dari kaki gajah sampai di percabangan.
  • Bercak membesar, bergabung satu sama lain, basah dan akhirnya seluruh kulit batang dan cabang
  • Penyakit berkembang pada lapisan kulit sebelah dalam dan merusak lapisan kambium bahkan sampai ke lapisan kayu.
  • Serangan lanjut kulit pecah dan terjadi pendarahan karena pembuluh lateks Pecah

Penyakit Daun Colletotrichum

Penyakit daun Colletotrichum merupakan penyakit yang baru mendapat perhatian.  Meskipun pada karet Colletotrichum terutama menyerang daun, jamur yang sama juga dapat menyerang semua bagian hijau dari tanaman karet, termasuk buah, dan juga menyebabkan mati ujung pada ranting-ranting yang. Serangan Colletotrichum yang berat pada daun-daun muda yang baru dibentuk setelah tanaman meranggas dapat menyebabkan gugurnya banyak daun muda, yang disebut gugur daun sekunder.

Penyakit Daun Phytophthora

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytopthora sp. membentuk zoosporangium yang mudah disebarkan angin, yang jika jatuh di tempat yang berair.kecambah yang mengadakan infeksi ke dalam jaringan yang rentan.

Gejala:

  • Daun yang terinfeksi gugur, sementara anak-anak daun masih melekat pada tangkai.
  • Pada tangkai daun terdapat satu bercak atau lebih yang berwarna coklat tua atau hitam dengan bintik putih di tengahnya, yang terdiri dari lateks yang membeku.
  • Umumnya daun-daun yang gugur masih berwarna hijau dan tampak seperti daun sehat, meskipun kadang-kadang warnanya sudah berubah menjadi kuning atau merah.

Penyakit Gugur Daun

Penyebab: jamur Pestalotiopsis sp

Gejala:

  • Adanya bintik cokelat pada daun muda yang berkembang menjadi bercak cokelat tua dan terdapat batas yang jelas antara bagian bercak daun yang masih sehat, daun gugur sebelum waktunya,
  • Daun baru yang terbentuk lebih kecil dari ukuran daun normal,
  • Sebagian ranting mati dan tajuk tanaman meranggas serta berkurang lebih dari 50%,
  • Produksi getah menurun sampai 45%.

Source: Diseminasi Teknologi, Cybex Pertanian

Ramuan Bioyoso

Ramuan Bioyoso

Serangan hama tikus sekarang ini masih menjadi OPT utama dalam budidaya tanaman pangan disamping pengaruh perubahan iklim, telah berbagai cara dilakukan untuk menekan serangan tikus di lahan, diantaranya gropyokan, penggunaan umpan beracun, emposan, maupun penangkaran burung hantu dan belum memberikan hasil yang optimal untuk mengurangi serangan hama tikus di lahan milik para petani.

Terdapat inovasi terbaru yang ditemukan oleh Bapak Yoso Martono Suyadi atau Mbah Yoso dari Desa Tegalsari, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo dalam penanggulangan tikus yang terbuat dari bahan-bahan alami dan mudah didapatkan. Inovasi antisipasi pengendalian tikus ini disebut dengan Bioyoso, nama Bioyoso sendiri diambil dari nama Mbah Yoso. Ramuan Bioyoso ini sudah digunakan oleh Mbah Yoso dalam mengumpan Tikus di lahan miliknya dan lingkungan sekitarnya.

Ramuan Bioyoso ini merupakan pestisida berbahan alami guna mengendalikan hama tikus, caranya adalah ramuan Bioyoso dijadikan umpan sistemik agar dimakan tikus dan kemungkinan tikus akan mengalami kemandulan dan gigi rontok, lalu selanjutnya mati dalam kurun waktu 2 minggu.

Bahan Pembuatan Bioyoso;

  • 1 kg kulit pohon kamboja
  • 1 kg umbi gadung
  • 1 kg bekatul
  • 1 kg ikan segar
  • 10 butir ragi tape
  • ¼ kg beras

Alat Pembuatan Bioyoso;

  • Tumbu
  • Plastik
  • Alas untuk menjemur

Cara Pembuatan Bioyoso;

  1. Rajang kasar kulit kamboja
  2. Potong kecil umbi gadung
  3. Masukkan semua bahan kedalam tumbu
  4. Tumbuk halus semua bahan
  5. Bulat-bulat menjadi kecil ramuan Bioyoso dengan plastik
  6. Jemur sampai kering
  7. Ramuan Bioyoso siap diaplikasikan menggunakan plastik

Pada 22 Juni 2022, Mbah Yoso mendapatkan piagam penghargaan dari menteri pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, sebagai stakeholder berinovasi kementerian pertanian dalam kategori pembuat pestisida nabati pemandul dan perontok gigi tikus. Bioyoso merupakan inovasi yang ramah lingkungan dan mendukung Pemerintah Ngawi dalam Program Pertanian Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan.

Koordinasi Pelaksanaan Penilaian Perkebunan Tahun 2023

Koordinasi Pelaksanaan Penilaian Perkebunan Tahun 2023

Dalam mendukung pelaksaan Penilaian Usaha Perkebunan untuk penilaian periode tahun 2023 yang akan dilaksanakan pada tanggal 7 s/d 8 Februari 2023 oleh tim dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi Bidang Perkebunan dan Hortikultura melakukan Koordinasi dengan PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII Kebun Tretes dan PT. CANDI LOKA di Sine Kabupaten Ngawi (26/1/2023). 

Pada kesempatan ini tim dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi juga dapat melihat proses pengolahan karet di PT.PERKEBUNAN NUSANTARA XII Kebun Tretes berlokasi di Sine Kabupaten Ngawi . Proses pengolahan getah karet mentah (latex) sebagai berikut :

1. Pengolahan Latex Pra-Koagulasi ada beberapa proses sebagai berikut :

a. Latex dari kebun dikumpulkan dalam drum saat diterima pabrik

D:\DOKUMENTASI BUNHORTI\KOORDINASI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII\IMG20230126120130.jpg

b. Latex di cek dengan mengambil sampel setiap drumnya 

D:\DOKUMENTASI BUNHORTI\KOORDINASI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII\IMG20230126120121.jpg

c. Dibekukan di dalam Bak Penampungan

D:\DOKUMENTASI BUNHORTI\KOORDINASI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII\IMG20230126120605.jpg

d. Selanjutnya di giling dengan alat Creeper

D:\DOKUMENTASI BUNHORTI\KOORDINASI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII\IMG20230126120635.jpg

2. Proses pengasapan 

D:\DOKUMENTASI BUNHORTI\KOORDINASI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII\IMG20230126121134.jpg

3. Proses penyortiran 

Dalam proses penyortiran karet yang sudah kering dipilih untuk dibersihkan dari kotoran, gelembung dan karet mentah.

 D:\DOKUMENTASI BUNHORTI\KOORDINASI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII\IMG20230126122030.jpg

4. Pengemasan 

Kemudian dalam proses pengemasan dilakukan penimbang dan dilakukan pengepresan untuk dilakukan pembungkusan agar mudah untuk diberi peleteran guna mengetahui kualitas dan standart sesuai SNI. 

D:\DOKUMENTASI BUNHORTI\KOORDINASI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII\IMG20230126122713.jpg

Hasil olahan karet dari PT. Perkebunan Nusantara XII di ekspor ke luar negeri salah satunya di india. Selanjutnya tim Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Ngawi juga berkoordinasi dengan PT. Candi Loka yang merupakan perusahaan swasta nasional bergerak dibidang perkebunan yang memproduksi teh hijau di Sine Kabupaten Ngawi untuk ikut andil dalam Pelaksanan Penilaian Perkebunan Tahun 2023 yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur. Dalam kesempatan ini juga dapat melihat proses pengolahan Teh Hijau Tahapan pengolahannya terdiri atas pelayuan, penggulungan, pengeringan, sortasi dan grading serta pengemasan.