Kunjungan Kerja Komisi II DPRD Gresik

Kunjungan Kerja Komisi II DPRD Gresik

Ngawi, 12 Juni 2025 – Komisi II DPRD Kabupaten Gresik melakukan kunjungan kerja ke Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi dalam rangka studi banding terkait strategi pencegahan alih fungsi lahan pertanian. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis, 12 Juni 2025 ini dihadiri oleh 16 anggota DPRD Gresik, serta perwakilan Dinas PUPR Kabupaten Ngawi, khususnya dari Bidang Penataan Ruang.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana DKPP Ngawi, Franky Ardian Febria Wardana, SP, M.Eng, membuka kegiatan yang dilanjutkan dengan sesi diskusi pukul 09.00 hingga 10.45 WIB. Dalam forum tersebut, Wongso Negoro, SE, SH, M.Si, memaparkan berbagai pendekatan yang telah diterapkan di Kabupaten Ngawi dalam menjaga eksistensi lahan pertanian di tengah pesatnya perkembangan industri.

Kabupaten Ngawi, yang menetapkan sekitar 38% wilayahnya sebagai kawasan pangan dan hanya 1,5% untuk kawasan industri, menerapkan strategi pengendalian berbasis kolaborasi lintas sektor, penguatan perizinan, serta edukasi publik. Pengendalian dilakukan secara selektif, terutama pada lahan strategis di pinggir jalan.

Sejak 2021, data baku sawah di Ngawi telah ditetapkan sebagai lahan pertanian yang dilindungi. Hal ini diperkuat dengan berbagai program pendukung seperti Program Rencana Lahan Berkelanjutan (PRLB), RUBHA (Rumah Burung Hantu) untuk pengendalian hama, subsidi benih, serta pengembangan Lumbung MOL (Mikroorganisme Lokal) di tiap desa.

Kunjungan kerja ini diharapkan menjadi referensi penting bagi DPRD Gresik dalam merumuskan kebijakan perlindungan lahan pertanian demi menjaga ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi daerah.

Capacity Building DKPP Kabupaten Ngawi di BBPP Batu: Perkuat Peran Penyuluh dalam Mendukung Swasembada Pangan

Capacity Building DKPP Kabupaten Ngawi di BBPP Batu: Perkuat Peran Penyuluh dalam Mendukung Swasembada Pangan

Capacity Building DKPP Kabupaten Ngawi di BBPP Batu: Perkuat Peran Penyuluh dalam Mendukung Swasembada Pangan
Batu, Juni 2025 — Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi melaksanakan kegiatan Capacity Building di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu sebagai upaya meningkatkan kapasitas aparatur dan memperkuat kolaborasi antar lembaga pelatihan pertanian.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari dengan menghadirkan Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang sebagai narasumber utama. Pada hari pertama, peserta mendapatkan materi utama bertajuk “Pendayagunaan Penyuluh Pertanian dalam Mendukung Swasembada Pangan”, yang menekankan pentingnya optimalisasi peran penyuluh sebagai ujung tombak dalam penyebaran inovasi dan pendampingan petani di lapangan.
Dalam pemaparannya, Direktur Polbangtan Malang menyampaikan bahwa penyuluh pertanian memiliki posisi strategis dalam mempercepat transformasi sektor pertanian, terutama dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan nasional. Diperlukan sinergi antara pemerintah, lembaga pelatihan, dan pelaku usaha tani agar program swasembada pangan dapat tercapai secara berkelanjutan.
Pada hari kedua, peserta melaksanakan kunjungan lapangan ke beberapa lembaga strategis, yaitu:


Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, untuk mempelajari terkait Penyakit Mulut dan Kuku serta pengolahan susu menjadi burger
Stasiun Meteorologi BMKG, guna memahami peran data iklim dan cuaca dalam mendukung pertanian presisi dan mitigasi risiko pertanian.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan,
Kepala DKPP Kabupaten Ngawi menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah nyata dalam penguatan kapasitas SDM pertanian serta peningkatan kualitas layanan publik di sektor ketahanan pangan dan pertanian.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen DKPP Kabupaten Ngawi dalam mendorong pertanian modern yang adaptif terhadap perubahan zaman, serta menjadikan penyuluh sebagai garda terdepan dalam membangun kedaulatan pangan daerah.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ngawi Gelar Koordinasi Penyaluran Alsintan, Hadirkan Kejaksaan Negeri Ngawi dan Libatkan Petani

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ngawi Gelar Koordinasi Penyaluran Alsintan, Hadirkan Kejaksaan Negeri Ngawi dan Libatkan Petani

Dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian serta memperkuat ketahanan pangan daerah, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi menggelar kegiatan Koordinasi Penyaluran Bantuan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) pada Rabu, 28 Mei 2025. Acara tersebut berlangsung dengan khidmat dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, kelompok tani/gabungan kelompok tani (gapoktan) penerima bantuan, serta para penyuluh pertanian wilayah binaan.

Turut hadir sebagai narasumber dari Kejaksaan Negeri Ngawi, Farid Achmad, S.H., M.H., selaku Kepala Sub Bagian Pembinaan; Nanang Priyanto, S.H., M.H., selaku Kepala Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara; serta Kurnia Aji Nugroho, S.H., M.H., yang menjabat sebagai Kepala Seksi Pemulihan Aset dan Pengelolaan Barang dan Bukti. Ketiganya memberikan pemaparan terkait aspek hukum dalam pengelolaan dan pemanfaatan bantuan pemerintah berupa alsintan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi juga hadir dalam acara ini dan menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, aparat penegak hukum, dan kelompok tani dalam memastikan bahwa bantuan alsintan dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan.

Bantuan alat dan mesin pertanian yang disalurkan dalam kesempatan ini meliputi combine harvester, traktor roda empat, traktor roda dua, serta handsprayer. Alat-alat ini diberikan kepada kelompok tani dan gapoktan yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Ngawi, berdasarkan kebutuhan serta kesiapan kelompok dalam pengelolaan alsintan.

“Dengan adanya bantuan alsintan ini, kami berharap para petani dapat mengoptimalkan penggunaannya untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan strategis seperti padi, jagung, dan kedelai,” ujar Kepala Dinas dalam sambutannya. Ia juga menekankan bahwa alat tersebut bukan untuk diperjualbelikan atau dipindahtangankan. “Alsintan ini adalah aset negara yang diperuntukkan bagi kemajuan sektor pertanian. Tanggung jawab ada di tangan kita semua, terutama kelompok tani penerima.”

Dukung Pertanian Berkelanjutan, DKPP Ngawi Gelar Sosialisasi Teknologi Cultivator

Dukung Pertanian Berkelanjutan, DKPP Ngawi Gelar Sosialisasi Teknologi Cultivator

Ngawi, 27 Mei 2025 — Dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas sektor pertanian berbasis ramah lingkungan dan berkelanjutan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi melalui Bidang Perkebunan dan Hortikultura menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Teknologi Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) dengan fokus pada penggunaan alat olah tanah cultivator. Kegiatan ini dilaksanakan pada 26–27 Mei 2025 di UPT Balai Benih Kabupaten Ngawi.

Sosialisasi ini dipimpin langsung oleh Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura serta diikuti oleh 12 kelompok tani/gapoktan, Koordinator dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), perwakilan Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Ngawi, serta teknisi dari perusahaan penyedia alat cultivator. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi, Supardi, SE, M.Si.

Dalam sambutannya, Supardi menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi pertanian sebagai strategi menghadapi berbagai tantangan di sektor pertanian, termasuk tingginya biaya tenaga kerja dan keterbatasan alat mesin. Ia juga menekankan perlunya efisiensi dalam sistem budidaya untuk mendukung keberlanjutan produksi.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani tembakau dan hortikultura dalam memanfaatkan teknologi pertanian, khususnya penggunaan cultivator. Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura menyampaikan bahwa mahalnya biaya tenaga kerja serta minimnya ketersediaan alat mesin menjadi hambatan utama yang berdampak pada rendahnya produktivitas. “Penggunaan cultivator dapat menjadi solusi, karena alat ini mampu menggemburkan tanah, membersihkan gulma, memperbaiki aerasi tanah, serta menghemat waktu dan tenaga,” jelasnya.

Sebagai bentuk dukungan nyata, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian juga menyalurkan bantuan cultivator kepada 10 kelompok tani tembakau dan 2 kelompok tani hortikultura yang tersebar di 8 kecamatan. Bantuan ini diberikan sebagai aset kelompok yang tidak boleh dijual atau dialihkan, serta wajib dirawat dan dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung kegiatan usaha tani.

Selain sosialisasi di dalam ruangan, kegiatan ini juga dilengkapi dengan pelatihan praktik dan demonstrasi penggunaan cultivator langsung di lahan. Hal ini dilakukan agar para petani benar-benar memahami cara pengoperasian dan perawatan alat secara tepat.

Ketua APTI Kabupaten Ngawi turut hadir dan memberikan motivasi kepada para petani, serta mengingatkan pentingnya memperhatikan kondisi iklim sebelum memulai penanaman tembakau. Ia juga menekankan penerapan budidaya tembakau yang baik guna meningkatkan mutu, produktivitas, dan nilai ekonomi hasil panen.

Melalui kegiatan ini, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi berharap dapat mempercepat adopsi teknologi pertanian modern di tingkat petani serta memperkuat kapasitas kelompok tani dalam membangun pertanian yang tangguh, mandiri, dan berkelanjutan.

KOLABORASA (Kelobarasi Penuh Asa) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi Bersama Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta

KOLABORASA (Kelobarasi Penuh Asa) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi Bersama Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta

Orkestrasi yang terjalin baik antara Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi Bersama Tim Peneliti Universitas Sebelas Maret (UNS) dilanjutkan dengan adanya Kerjasama prospektif dalam hal Pendampingan Penelitian Niat Petani Dalam Mendukung Pengembangan Pertanian Berkelanjutan di Kabupaten Ngawi Untuk Perluasan Pasar Ekspor (Kasus Padi Organik).

Sebagaimana telah diketahui sebelumnya, bahwa Kabupaten Ngawi memiliki daya pikat yang menarik bagi peneliti khususnya pada sektor Pertanian mengingat Pemerintah Kabupaten Ngawi menerapkan sistem Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRLB) sebagai Ideologi Pertanian Kabupaten Ngawi saat ini, dimana pada tujuannya mampu mengembangkan pertanian Konvensional menuju Pertanian Organik yang berkelanjutan kedepannya.

Penerapan pertanian organik dipengaruhi oleh banyak faktor, mengingat niat petani untuk berubah bertani secara konvensional ke organik perlu menggunakan pendekatan sosial-psikologi. Peralihan tersebut sangat dipengaruhi oleh sikap petani, tekanan sosial dan persepsi terhadap kemampuan petani untuk melakukan proses berubah dari konvensional ke organik. Pengembangkan pertanian organik secara murni masih diperlukan waktu yang cukup panjang untuk mengubah sikap dan persepsi masyarakat terhadap pertanian organik. Hambatan tersebut dikarenakan stagnasi petani yang aman, penghindaran risiko dan pemikiran yang intens.

Adanya penelitian ini diharapkan mampu mempelajari sikap petani padi terhadap paradoks pertanian organik, mengingat dimasa mendatang niat mulia petani sangat krusial untuk memastikan bahwa upaya pengembangan padi organik tersebut wajib berjalan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi petani, sehingga adopsi praktik ini dapat meningkat secara signifikan dan berkelanjutan utamanya sebagai jalan utama untuk distribusi pasar ekspor agar mampu meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi Petani Organik.

#latepost

Kunjungan Wapres dan Mentan : Dorong Percepatan Tanam Padi dan Penguatan Ketahanan Pangan Nasional

Kunjungan Wapres dan Mentan : Dorong Percepatan Tanam Padi dan Penguatan Ketahanan Pangan Nasional

Ngawi, 24 Mei 2025 — Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, S.E., M.M., bersama Menteri Pertanian Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P., melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional dan mendukung percepatan tanam padi di awal musim tanam.

Kegiatan diawali dengan penanaman padi secara simbolis menggunakan mesin rice transplanter di lahan milik Kelompok Tani Nglencong Sari, Desa Gempel, Kecamatan Geneng. Varietas padi yang digunakan adalah Inpari 32, dikenal dengan produktivitas tinggi mencapai 8 hingga 8,5 ton per hektare.

Dalam kesempatan tersebut, Wapres Gibran menerima paparan dari Pemerintah Kabupaten Ngawi terkait langkah-langkah strategis dalam meningkatkan produksi pertanian guna memperkuat ketahanan pangan daerah. Salah satu upaya yang terus digencarkan adalah penerapan sistem pertanian ramah lingkungan berkelanjutan. Petani di wilayah ini semakin aktif menggunakan pupuk organik sebagai alternatif untuk menjaga kesuburan lahan.

“Pemerintah akan terus memastikan kebutuhan petani terpenuhi, mulai dari ketersediaan pupuk hingga kelancaran sistem irigasi. Ketahanan pangan tidak bisa ditunda dan harus dibangun dari desa,” tegas Wapres Gibran.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa Kabupaten Ngawi merupakan salah satu daerah strategis penopang produksi padi nasional. Dengan luas panen mencapai 123 ribu hektare dan rata-rata produktivitas 6,22 ton per hektare, kontribusi Ngawi terhadap ketahanan pangan nasional sangat signifikan.

“Ngawi adalah tulang punggung beras nasional di Jawa Timur. Ini daerah penting, dan kami akan terus memperkuat dukungan dari hulu ke hilir,” ujar Mentan Amran.

Usai kegiatan di sawah, rombongan melanjutkan kunjungan ke pabrik penggilingan padi milik PT Daya Tani Sembada di Desa Geneng. Di lokasi ini, Wapres Gibran meninjau proses penggilingan padi modern serta berdialog dengan pengelola mengenai pengembangan varietas benih unggul dan mekanisasi pertanian.

Turut hadir dalam kunjungan ini Gubernur Jawa Timur, Dr. (H.C.) Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si., Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, S.T., M.H., Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Dr. Budi Waseso, Direktur Utama Perum BULOG, Bayu Krisnamurthi, Ph.D., para penyuluh pertanian lapang, petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT), serta kelompok tani dari berbagai desa di Kecamatan Geneng.

Kehadiran berbagai pemangku kepentingan ini menunjukkan sinergi kuat antara pemerintah pusat, daerah, BUMN, dan petani dalam memperkuat sektor pertanian nasional.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi menyambut baik kunjungan ini sebagai wujud nyata perhatian pemerintah pusat terhadap pertanian daerah. “Kami berkomitmen terus mendampingi petani untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka, demi mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan,” ujar perwakilan dinas setempat.