FGD (Forum Group Discussion) Perlindungan Tanaman dan Penanganan OPT TIKUS di Kabupaten Ngawi

FGD (Forum Group Discussion) Perlindungan Tanaman dan Penanganan OPT TIKUS di Kabupaten Ngawi

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi melalui Bidang Tanaman Pangan beserta Koordinator PPL dan Petugas POPT dari 19 Kecamatan melakukan sinergi bersama stakeholder terkait seperti TNI (Kodim 0805 Ngawi), Polisi (Polres Ngawi), DPM&Desa dan ULP PLN Kabupaten Ngawi dalam acara FGD (Focus Group Discussion) dengan tema Perlindungan Tanaman Pangan dan Pembahasan Penanganan Hama Primer Tikus di Kabupaten Ngawi.
Tujuan diadakan FGD tersebut untuk menyamakan persepsi atas evaluasi perlindungan tanaman pangan saat ini yang berfokus pada isu utama yaitu pengendalian hama Tikus agar tidak menimbulkan dampak yang berbahaya dan tidak melanggar regulasi, yang pada akhirnya akan melahirkan kesepakatan dan juga pengertian baru solusi dan inovasi yang dapat diimplementasikan di Pertanian Kabupaten Ngawi saat ini.


Berdasarkan evaluasi, Tikus sawah menjadi hama utama, kemudian terdapat Penggerek Batang Padi, Wereng Batang Coklat, Hawar Daun Bakteri, Tungro dan Blas. Karenanya FGD kali ini akan membahas tentang isu Tikus Sawah beserta inovasi atau solusi pengendalian yang aman, tepat dan tidak melanggar regulasi.
Garis besar hasil FGD tersebut, dapat dirumuskan menjadi beberapa point seperti berikut:

  1. Rencana perbaharuan Regulasi Pemerintah Kab. Ngawi terkait penggunaan listrik sebagai jebakan tikus.
  2. Implementasi perlindungan ramah lingkungan (pengembangan pengendalian hayati)
  3. Dilakukan pendataan daerah rawan perangkap listrik, dengan maksud:
    a. Memasifkan gropyokan/gerakan pengendalian masal diwilayah tersebut.
    b. Untuk dijadikan sebagai acuan dalam sosialisasi tepat sasaran kepada petani yg masih menggunakqn listrik sebagai perangkap tikus.
  4. Stakeholder terkait bersama Pemdes membuat penyataan/surat resmi terkait petani pengguna perangkap listrik agar terdapat MoU yang jelas dan tidak melanggar regulasi dalam pemanfaatan listrik.
  5. Menjaga dan Mengembangkan musuh alami di lahan persawahan sehingga meminimalkan serangan hama tikus, langkah awalnya dengan penambahan pemasangan Rubuha (Rumah Burung Hantu) di setiap desa/kecamatan.

Harapannya dengan adanya beberapa rumusan tersebut. mampu mengurangi populasi tikus dengan melaksanakan pengendalian yang ramah lingkungan, aman, tidak membahayakan petani dalam berbudidaya dan tidak melanggar regulasi kedepannya

Monitoring OPT Pada Lahan Padi di Dusun Pudak Desa Wonokerto Kecamatan Kedunggalar

Monitoring OPT Pada Lahan Padi di Dusun Pudak Desa Wonokerto Kecamatan Kedunggalar

Hari ini telah dilaksanakan Monitoring terhadap Organisme Pengganggu Tanaman pada hamparan Lahan sawah Dusun Pudak Desa Wonokerto. Monitoring dilakukan tidak lepas dari usaha yang dilakukan oleh POPT Kecamatan Kedunggalar untuk mengantisipasi adanya serangan dari Hama Penyakit yang dapat menyerang Tanaman Padi.

Hasil yang dapat diperoleh dari pantauan hari ini tidak ditemukan gejala awal serangan penyakit pada tanaman padi di Desa Wonokerto. Namun dari sampel yang dilakukan pada tanah didapatkan bahwa masih terdapat lahan sawah yang memiliki pH dibawah normal yaitu 4,5 – 5.

Pada waktu yang bersamaan monitoring juga dilakukan di Dusun Poh Sluku Desa Bangunrejo Kidul Kecamatan Kedunggalar. Namun pada pengamatan di Desa Bangunrejo Kidul ini bertepatan dengan petani yang sedang melakukan penyiangan terhadap tanaman padi di lahan.

Pengamatan yang dilakukan berfokus pada serangan tikus yang per hari ini menjadi masalah yang sangat meresahkan di kalangan petani. Selain serangan tikus yang memang sudah menjadi musuh setiap musim, rumput liar juga menjadi pengganggu di lahan padi milik petani. Melakukan penyiangan terhadap tanaman merupakan metode yang paling aman untuk memisahkan gulma dengan tanaman utama. Inti pokok dari monitoring bersama pada lokasi berbeda yang dilakukan Personil BPP Kecamatan Kedunggalar yaitu untuk mencegah terjadinya gagal produksi pangan yang diakibatkan oleh serangan OPT maupun hal-hal lain diluar kendali Petani. Hal lain yang mendasari kegiatan ini adalah agar daya saing produksi semakin tinggi dengan saling bertemunya peteni dengan petugas untuk saling memberi Informasi sebagai bentuk sinergitas bersama.

Ramuan Bioyoso

Ramuan Bioyoso

Serangan hama tikus sekarang ini masih menjadi OPT utama dalam budidaya tanaman pangan disamping pengaruh perubahan iklim, telah berbagai cara dilakukan untuk menekan serangan tikus di lahan, diantaranya gropyokan, penggunaan umpan beracun, emposan, maupun penangkaran burung hantu dan belum memberikan hasil yang optimal untuk mengurangi serangan hama tikus di lahan milik para petani.

Terdapat inovasi terbaru yang ditemukan oleh Bapak Yoso Martono Suyadi atau Mbah Yoso dari Desa Tegalsari, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo dalam penanggulangan tikus yang terbuat dari bahan-bahan alami dan mudah didapatkan. Inovasi antisipasi pengendalian tikus ini disebut dengan Bioyoso, nama Bioyoso sendiri diambil dari nama Mbah Yoso. Ramuan Bioyoso ini sudah digunakan oleh Mbah Yoso dalam mengumpan Tikus di lahan miliknya dan lingkungan sekitarnya.

Ramuan Bioyoso ini merupakan pestisida berbahan alami guna mengendalikan hama tikus, caranya adalah ramuan Bioyoso dijadikan umpan sistemik agar dimakan tikus dan kemungkinan tikus akan mengalami kemandulan dan gigi rontok, lalu selanjutnya mati dalam kurun waktu 2 minggu.

Bahan Pembuatan Bioyoso;

  • 1 kg kulit pohon kamboja
  • 1 kg umbi gadung
  • 1 kg bekatul
  • 1 kg ikan segar
  • 10 butir ragi tape
  • ¼ kg beras

Alat Pembuatan Bioyoso;

  • Tumbu
  • Plastik
  • Alas untuk menjemur

Cara Pembuatan Bioyoso;

  1. Rajang kasar kulit kamboja
  2. Potong kecil umbi gadung
  3. Masukkan semua bahan kedalam tumbu
  4. Tumbuk halus semua bahan
  5. Bulat-bulat menjadi kecil ramuan Bioyoso dengan plastik
  6. Jemur sampai kering
  7. Ramuan Bioyoso siap diaplikasikan menggunakan plastik

Pada 22 Juni 2022, Mbah Yoso mendapatkan piagam penghargaan dari menteri pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, sebagai stakeholder berinovasi kementerian pertanian dalam kategori pembuat pestisida nabati pemandul dan perontok gigi tikus. Bioyoso merupakan inovasi yang ramah lingkungan dan mendukung Pemerintah Ngawi dalam Program Pertanian Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan.