Nov 28, 2022 | Berita
Jumat, 25 November 2022. Bupati Ngawi, Sekda Kab. Ngawi, Dinas Ketahanan Pangan & Pertanian Kab. Ngawi beserta OPD Pemkab Ngawi melaksanakan kegiatan Jum’at Berkah (Bersama Kepala Daerah) di Kecamatan Karanganyar. Pada kesempatan tersebut bapak bupati Ngawi (Ony Anwar Harsono) mengunjungi beberapa desa di Kecamatan Karanganyar diantaranya Desa Karanganyar, Desa Gembol dan Desa Mengger. Dalam kegiatan Jum’at berkah ini Bapak Bupati dan rombongan juga meninjau beberapa sarana prasarana di Kecamatan Karanganyar seperti jembatan dan perbaikan jalan, meresmikan sarana ibadah (mushola) di Desa Karanganyar serta penyerahan surat akta kelahiran kepada beberapa penerima serta beberapa bantuan lainnya (sembako, bola dan hadiah).
Pada kesempatan yang sama Bapat Bupati tidak lupa berdialog bersama petani, poktan/gapoktan terkait dengan Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRLB) serta melihat beberapa hasil produk dari poktan/gapoktan yang berupa Pupuk Organik Cair (POC), Kompos, PGPR dan MOL. Di samping itu, petani juga didorong agar beralih ke sistem pertanian yang ramah lingkungan. Pertanian ramah lingkungan (transisi menuju organik) khususnya di Desa Mengger sendiri untuk padi baru mencapai 0.25 Ha, sedangkan untuk tanaman jagung sudah mencapai 20 Ha.
Kegiatan diakhiri dengan sholat jum’at Bersama di Masjid Desa Karanganyar. Semoga di Jum’at berkah ini, senantiasa memberikan keberkahan untuk semua.




Nov 28, 2022 | Artikel
Tanaman Jagung merupakan salah satu komoditas tanaman yang memiliki peran penting untuk pemenuhan kebutuhan pangan manusia, selain itu juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan pakan ternak. Dengan kondisi tersebut menjadikan peluang bagi petani jagung untuk mengembangkan budidaya tanaman jagung agar produksi jagung meningkat.
Salah satu kendala yang dihadapi bertanam jagung adalah adanya organisme penganggu tumbuhan (OPT). Saat ini OPT yang mulai menganggu produktivitas jagung adalah ulat grayak (Spodoptera frugiperda). Hama tersebut merupakan hama asli daerah tropis dari Amerika Serikat hingga Argentina. Ulat FAW dapat menyerang lebih dari 80 spesies tanaman, termasuk jagung, padi, tebu, sayuran, dan kapas. FAW dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang signifikan apabila tidak ditangani dengan baik. Di Indonesia sendiri hama ulat grayak telah ditemukan pada beberapa lokasi pertanaman jagung di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung dan Sumatera Selatan.

Penyebaran hama ulat ‘FAW’ memang begitu cepat, hingga menimbulkan dampak serius yang sangat merugikan. Mengenalinya dengan lebih detail dan kemudian melakukan upaya pengendalian yang maksimal menjadi solusi yang baik untuk mengatasi masalah serangan hama yang sangat rakus tersebut.
Gejala serangan Ulat FAW
• Adanya bekas gerekan dari ulat
• Pada permukaan atas daun atau disekitar pucuk tanaman jagung, ditemukan serbuk kasar seperti serbuk gergaji.
• Ketika populasi ulat FAW ini sangat tinggi, maka bagian tongkol jagung juga akan diserang oleh hama ini.
Cara untuk menanggulangi ulat grayak
- Rotasi tanaman untuk memutus daur hidup hama;
- Pengolahan tanah yang baik (selama 1 bulan) untuk mengangkat kepompong hama dari dalam tanah agar mati terjemur oleh sinar matahari;
- Pemasangan perangkap berferomon yaitu feromon Exi sebanyak 20 buah per hektar;
- Pemasangan lampu perangkap sebanyak 30 buah per hektar;
- Penyemprotan insektisida jika kerusakan daun telah mencapai 5%;
- Penyemprotan insektisida jika populasi kelompok telur telah mencapai 1 kelompok atau 10 tanaman;
Selain itu pengendalian ulat grayak pada jagung juga dapat dilakukan dengan pembuatan pestisida nabati (botani).

Pestisdia nabati untuk ulat grayak
Bahan-bahan:
- Bubuk cabai 1 sendok teh
- Bawang putih 1 siung
- Bawang merah 1 butir
- Air 1 liter
- Deterjen 1 sendok teh.
Cara pembuatan :
- Bawang putih dan bawang merah dihancurkan;
- Campur bubuk cabai dan air, aduk hingga rata, rendam 1 jam lalu saring, tambah deterjen aduk rata.
Aplikasi : semprotkan sore hari.