Prosedur Penanganan Pasca Panen Pada Tanaman Padi

Prosedur Penanganan Pasca Panen Pada Tanaman Padi

Adapun yang dimaksud dengan penanganan pasca panen adalah tindakan yang disiapkan atau dilakukan pada tahapan pasca panen agar hasil pertanian siap dan aman digunakan oleh konsumen dan atau diolah lebih lanjut oleh industri ( Anonim, 1986). Penanganan pasca panen hasil pertanian bertujuan untuk menekan tingkat kerusakan hasil panen komoditas pertanian dengan meningkatkan daya simpan dan daya guna komoditas pertanian agar dapat menunjang usaha penyediaan bahan baku industri dalam negeri, meningkatkan nilai tambah dan pendapatan, meningkatkan devisa negara dan perluasan kesempatan kerja serta melestarikan sumberdaya alam dan lingkugan hidup.

Masalah utama dalam penanganan pasca panen padi yang dihadapi petani adalah masih tingginya kehilangan hasil selama penanganan pasca panen yang besarnya sekitar 21% (BPS,1996) dan rendahnya mutu gabah dan beras yang dihasilkan. Rendahnya mutu gabah disebabkan oleh tingginya kadar kotoran dan gabah hampa serta butir mengapur mengakibatkan rendahnya rendemen beras giling yang diperoleh (Setyono dkk. 2000).

  Tahapan – tahapan yang dilakukan pada saat penanganan pasca panen padi antara lain adalah sebagai berikut :

  1. Penentuan saat / waktu panen

Untuk mendapat gabah yang berkualitas tinggi padi harus dipanen pada waktu yang tepat, dan pemotongan padi antara varietas yang satu dengan yang lainnya kemungkinan berbeda, padi harus dipanen pada waktu yang tepat dan ditentukan oleh kadar air gabah, umur padi dihitung dari padi saat berbunga, biasanya padi dipanen pada 30 sampai dengan 35 hari  setelah padi berbunga. Tanda tandanya yaitu 95 % malai tampak kuning dan kadar air gabah berkisar antara 21 s/d 26 % maka padi siap dipanen.

  1. Penumpukan dan Pengumpulan

Penumpukan dan pengumpulan merupakan tahap penanganan pasca panen setelah padi dipanen. Ketidak-tepatan dalam penumpukan dan pengumpulan padi dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup tinggi. Untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kehilangan hasil sebaiknya pada waktu penumpukan dan pengangkutan padi menggunakan alas. Penggunaan alas dan wadah pada saat penumpukan dan pengangkutan dapat menekan kehilangan hasil antara 0,94 – 2,36 %.

  1. Perontokan

Setelah dipanen, gabah harus segera dirontokkan dari malainya. Tempat perontokan dapat langsung dilakukan di lahan atau di halaman rumah setelah diangkut ke rumah. Perontokan ini dapat dilakukan dengan perontok bermesin ataupun dengan tenaga manusia. Bila menggunakan mesin, perontokan dilakukan dengan menyentuhkan malai padi ke gerigi alat yang berputar. Sementara perontokan dengan tenaga manusia dilakukan dengan cara batang padi dipukul-pukulkan, malai padipun dapat diinjak-injak agar gabah rontok. Untuk mengantisipasi agar gabah tidak terbuang saat perontokan maka tempat perontokan harus diberi alas dari anyaman bambu atau lembaran plastik tebal (terpal). Dengan alas tersebut maka seluruh gabah diharapkan dapat tertampung Setelah dirontokkan, butir-butir gabah dikumpulkan di gudang penyimpanan sementara. Oleh karena tidak semua petani memiliki gudang sementara, pengumpulan dapat dilakukan di teras rumah atau bagian lain dari rumah yang tidak terpakai. Gabah tersebut tidak perlu dimasukkan dalam karung, tetapi cukup ditumpuk setinggi maksimal 50 cm.

  1. Pengeringan
Upaya Jaga Harga Gabah, Ini Yang Dilakukan Kementan

Agar tahan lama disimpan dan dapat digiling menjadi beras, maka gabah harus dikeringkan. Pengeringan gabah umumnya dilakukan di bawah sinar matahari. Gabah yang dikeringkan ini dihamparkan di atas lantai semen terbuka. Penggunaan lantai semen terbuka ini agar sinar matahari dapat secara penuh diterima gabah. Bila tidak memiliki halaman atau tempat terbuka yang disemen maka halaman tanah pun dapat dipakai untuk penjemuran. Namun, gabah perlu diletakkan pada alas anyaman bambu, tikar atau lembaran plastik tebal. Hal ini dilakukan agar gabah tidak tercampur dengan tanah. Lama jemuran tergantung iklim dan cuaca, bila cuaca cerah dan matahari bersinar penuh sepanjang hari, penjemuran hanya berlangsung sekitar 2 – 3 hari. Namun, bila keadaan cuaca terkadang mendung atau gerimis dan terkadang panas. Waktu penjemurannya dapat berlangsung lama sekitar seminggu,sampai kadar air mencapai 14%.

  1. Penggilingan

Penggilingan dalam pasca panen padi merupakan kegiatan memisahkan beras dari kulit yang membungkusnya. Pemisahan ada 2 cara : 1) Secara tradisional menggunakan alat sederhana, yaitu lesung dan alu; 2) Pemisahan beras dari kulitnya dapat dilakukan dengan cara modern atau dengan alat penggiling yaitu Hulle. Kendala penggilingan gabah secara tradisional adalah pengerjaannya sangat lambat, tenaga kerja yang memadai tidak tersedia dan alatnya sulit dijumpai. Sedangkan hasil yang diperoleh pada penggilingan dengan alat penggiling gabah Hulle sama dengan cara tradisional, yaitu pada tahap pertama diperoleh beras pecah kulit. Pada penggilingan tahap kedua, beras akan menjadi putih bersih.

  1. Penyimpanan Beras

Umumnya beras disimpan di gudang setelah dikemas dalam karung plastik berukuran 40 Kg atau 50 Kg. Pengemasan dalam karung ini dilakukan secara manual oleh petani. Bagian karung yang terbuka dijahit tangan hingga tertutup rapat dan disimpan di dalam gudang penyimpanan.

Dalam gudang beras sering juga diserang oleh hama bubuk, biasanya hama bubuk ini menyerang beras yang tidak kering benar saat pengeringan, hama bubuk tidak menyukai beras yang kering karena keras. Selain itu, hama bubuk pun menyukai tempat lembab sehingga ruangan gudang harus kering, yang dilengkapi dengan ventilasi udara. Penumpukan karung berisi beras di dalam gudang pun harus ditata sedemikian rupa agar beras yang sudah lebih dahulu disimpan dapat mudah keluar lebih awal.

  1. Pemasaran

Ada dua cara pemasaran beras di Indonesia, pertama petani menjual langsung di lahan pada saat sudah siap panen kepada pedagang pengumpul yang disebut penebas. Penebas inilah yang akan memanen dan mengolahnya lebih lanjut menjadi beras. Kedua, petani sendiri yang memanen,mengeringkan,lalu menjual kepedagang pengumpul,baik berupa gabah kering giling atau sudah menjadi beras. Penjualan beras biasanya dilakukan petani langsung kepada pedagang beras di pasar, dititipkan kepasar swalayan atau dijual langsung ke konsumen.

Daftar Pustaka

Anonim, 1986. Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 1986. Tentang Peningkatan Penanganan Pasca panen Hasil Pertanian. Jakarta.

Biro Pusat Statistik, 1996. Survei susut pasca panen MT. 1994/1995 Kerjasama BPS, Ditjen Tanaman Pangan, Badan Pengendali Bimas, Bulog, Bappenas, IPB, dan Badan Litbang Pertanian.

Pitojo, S. (2000). Budidaya Padi. Yogyakarta: Kanisius.

Setyono, A., Sutrisno dan Sigit Nugraha. 2000. Pengujian pemanenan padi sistem kelompok dengan memanfaatkan kelompok jasa pemanen dan jasa perontok. Disampaikan pada Apresiasi Seminar Hasil Penelitian Balitpa, Sukamandi 10-11 Nopember 2000.

Pelatihan Pertanian Teknologi Tepat Guna Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) Kec. Gerih

Pelatihan Pertanian Teknologi Tepat Guna Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) Kec. Gerih

Kamis (22/12/22) Dengan semakin berkurangnya subsidi untuk pupuk maka jumlah pupuk bersubsidi juga semakin berkurang selain itu dengan kondisi tanah kita yang sudah sakit maka perlu dilakukan langkah untuk mencari solusi dari semua permasalahan itu. Tanah yang sudah rusak juga dapat mengurangi hasil produksi pada tanaman. Untuk meminimalisir kegagalan dapat menggunakan pupuk organik yang ramah lingkungan serta murah dan mudah di dapatkan di sekitar lingkungan. 

Dengan Berkurangnya pupuk bersubsidi serta dalam rangka mendukung misi visi Kabupaten Ngawi Pertanian Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan, Desa Guyung melaksanakan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dengan memanfaatkan limbah organik yang ada disekitar kita. Yang bertempat  di Gubug Pertemuan Gapoktan/poktan Desa Guyung, Yang di hadiri oleh Perangkat  Desa Guyung, Tim BPP Gerih, POPT Kec Gerih Dan Petani Desa Guyung. 

Rangkaian agenda pelatihan dimulai dengan sosialisasi mengenai pertanian ramah lingkungan berkelanjutan. Dilanjutkan dengan pengenalan Bahan-bahan dan acara inti yaitu proses pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) Dalam praktiknya, POC dibuat menggunakan alat  dan bahan-bahan yang tersedia di sekitar kita. Pemanfaatan Bonggol pisang, keong sawah , air kolam ikan dan mojo yang  dapat diolah menjadi pupuk dan pestisida nabati yang bermanfaat

Diharapkan dalam kegiatan ini petani dapat menerapkan serta memanfaatkan limbah yang ada di lingkungan yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Dengan adanya POC bisa meminimalisir atau mengurai Penggunaan pupuk kimia. 

Jum’at Berkah Bersama Bupati Ngawi dalam Rangka Sambang Desa Nyambung Roso di Kecamatan Jogorogo

Jum’at Berkah Bersama Bupati Ngawi dalam Rangka Sambang Desa Nyambung Roso di Kecamatan Jogorogo

Jumat, 16 Desember 2022. Bupati Ngawi, Wakil Bupati Ngawi, Ketua DPRD Kabupaten Ngawi, Dinas Ketahanan Pangan & Pertanian Kab. Ngawi beserta OPD Pemkab Ngawi melaksanakan kegiatan Jum’at Berkah (Bersama Kepala Daerah) di Kecamatan Jogorogo. Pada kesempatan tersebut Bapak Bupati Ngawi (Ony Anwar Harsono) mengunjungi beberapa desa di Kecamatan Jogorogo diantaranya Desa Tanjungsari, Desa Jogorogo dan Desa Girimulyo. Dalam kegiatan Jum’at berkah ini Bapak Bupati dan rombongan juga meninjau beberapa produk pertanian unggul di Kecamatan Jogorogo seperti hasil beras, jagung dan khususnya beras merah di Desa Tanjungsari yang menjadi beras merah terbaik di tingkat kabupaten Ngawi.

Beras Merah Terbaik Tingkat Kabupaten Ngawi

Pada kesempatan yang sama Bapak Bupati tidak lupa berdialog bersama petani, poktan/gapoktan terkait dengan Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRLB) serta melihat beberapa hasil produk dari poktan/gapoktan yang berupa Pupuk Organik Cair (POC), Kompos, PGPR dan MOL. Di samping itu, petani juga didorong agar beralih ke sistem pertanian yang ramah lingkungan. Dengan ikutnya Desa Tanjungsari menjadi pertanian ramah lingkungan, maka luas lahan pertanian ramah lingkungan di kabupaten Ngawi sudah 780 ha hingga hari ini, dan telah melebihi target Bupati untuk tahun 2023.

Kegiatan diakhiri dengan sholat jum’at Bersama di Masjid Desa Girimulyo. Semoga di Jum’at berkah ini, senantiasa memberikan keberkahan untuk semua.

Pembuatan Pupuk Kandang Dari Kohe Kambing

Pembuatan Pupuk Kandang Dari Kohe Kambing

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang dipelihara masyarakat, seperti kambing, sapi, domba dan ayam. Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari air kencing (urine) hewan. Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk kandang padat (makro) banyak mengandung unsur fosfor, nitrogen dan kalium. Unsur hara mikro yang terkandung dalam pupuk kandang di antaranya kalsium, magnesium, belerangnatrium, besi, tembaga, dan molibdenum. Kandungan nitrogen dalam urine hewan ternak tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan nitrogen dalam kotoran padat.

Pupuk kandang terdiri dari dua bagian yaitu :

  1. Pupuk dingin adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara perlahan oleh mikroorganisme sehingga tidak menimbulkan panas, contohnya pupuk kotoran sapi, kerbau, dan babi.
  2. Pupuk panas adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan mikroorganisme secara cepat sehingga menimbulkan panas contonya pupuk kotoran kambing, kuda dan ayam.

Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan-bahan an organik di dalam tanah, termasuk pupuk an organik.selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bisa optimal. Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri dingin, remah, wujud aslinya tidak nampak, dan baunya telah berkurang. Penggunaan pupuk kandang yang belum matang akan menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman. Penggunaan pupuk kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan sehingga penguapan unsur hara akibat proses kimia dalam tanah dapat dikurangi. Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair paling baik dilakukan setelah tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang cair akan cepat diserap oleh tanaman.

Cara Membuat Pupuk Organik Kotoran Kambing

Bahan:

  1. 1 ton kotoran kambing
  2. 200 kg kapur pertanian (Dolomit)
  3. 200 kg abu/sekam/bekas gergaji
  4. 4 botol EM4 (Decomposer)

Alat : Cangkul, Terpal, Ember.

*Sebelum kita membuat campuran bahan tersebut di atas, kotoran kambing harus kita hancurkan terlebih dahulu dengan memakai alat (mesin) atau manual atau dicampur dengan Urea (1%).

Tahapan pembuatan :

  1. Siapkan tempat atau hamparan yang ternaungi dan jika hujan tempat tersebut tidak tergenang air
  2. Lakukan proses pencampuran bahan, agar mudah dan merata bisa dilakukan dengan cara membuat lapisan-lapisan
  3. Pembuatan lapisan dengan cara menghamparkan kotoran kambing dan setebal ±20-30 cmdan taburkan dolomit , abu dan decomposer secukupnya.
  4. Kemudian siapkan EM4 dari dosis yang ditetapkan yang dilarutkan dalam air Kemudian disiramkan pada lapisan tersebut hingga kadar air mencapai 40% atau bisa diukur dengan cara diremas dengan tangan, air tidak menetes atau bahan organik tidak pecah saat genggaman tangan di buka.
  5. Buat lapisan berikutnya hingga semua bahan habis, kemudian lapisan tersebut dicangkul dari salah satu sisi searah hingga menimbulkan timbunan baru.
  6. Lakukan lagi ke arah kebalikannya, kemudian ditimbun atau dibuat gunungan sebesar lebar terpal penutup.
  7. Timbunan ditutup rapat dengan terpal dan bagian pinggir terpal diberi beban sehingga jika ada angin terpal tidak terbuka.
  8. Diamkan selama 1 minggu. Setelah 1 minggu terpal dibuka dan timbunan diaduk dengan tujuan pemberian airasi pada proses pengomposan. Proses pengomposan yang berhasil akan timbul panas dan dapat dirasakan saat pembongkaran gundukan.
  9. Perkirakan setelah 3 minggu kompos sudah bisa dibongkar dan diangin-anginkan supaya menghilangkan bau amoniak dan sudah dapat dipakai.

Cara aplikasi pada tanaman :

Aplikasi pupuk organik untuk tanaman musiman dapat dilakukan bersamaan saat pengolahan lahan, pemupukan pada tanaman tahunan, sebaiknya dibenam pada bagian ujung perakaran, dan setiap tanaman umumnya memiliki ujung perakaran berada tepat di bawah daun paling ujung dari tanaman tersebut. Semakin banyak pupuk organik diberikan semakin meningkat kesuburan tanah.

Bazar Pangan Murah

Bazar Pangan Murah

Jumat (9 Desember 2022), Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi menggelar “BAZAR PANGAN MURAH”. BAZAR PANGAN MURAH atau BPM diadakan atas kerja sama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi bersama Pemprov Jawa Timur, Badan Pangan Nasional dan HKTI melalui Toko Tani Indonesia Center (TTIC) kabupaten Ngawi. BPM dihadiri oleh Bupati Ngawi H. Ony Anwar Harsono, S.T, M. Si, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, S.T, MT dan Jend TNI (Purn) DR, DR (HC) Moeldoko S.IP, M.Si sebagai ketua HKTI
BPM dilaksanakan untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan bahan pokok dan strategis di wilayah kabupaten Ngawi. GBM dilaksanakan di Pendopo Kepatihan Kabupaten Ngawi yang beralamat di Jl Patiunus no 9, Cabean Lor, Ketanggi, Ngawi. Stand dagangan berasal dari TTIC Ngawi, Bulog, Pinguin Indo Logistik, PT Rajawali Nusantara Indonesia dan produk produk andalan petani lokal
Harga komoditas yang dijual antara lain :

  • Gula Rp 13000/kg;
  • Beras Rp 8500/kg;
  • Bawang Merah Rp 27000/kg;
  • Minyak Goreng Rp 13000/kg;
  • Cabe Besar Rp 25000/kg;
  • Bawang Putih Rp 16000/kg;
  • Cabe Rawit Rp 43000/kg;
  • Telur Rp 25000/kg.

Selain itu BPM ini dimanfaatkan oleh Bupati Ngawi untuk gerakan makan telur. Sebanyak 2000 butir telur rebus dibagikan kepada masyarakat untuk dimakan pada acara ini. Kemudian Bupati secara simbolis memberikan dan mengesahkan Lumbung Pangan Masyarakat dengan menandatangani batu prasasti untuk 4 Gapoktan.