Pertanian Ngawi Menjadi Lokasi Penilaian Satyalancana Pembangunan/Wira Karya Bidang Pembangunan Pertanian Jawa Timur

Pertanian Ngawi Menjadi Lokasi Penilaian Satyalancana Pembangunan/Wira Karya Bidang Pembangunan Pertanian Jawa Timur

Kabupaten Ngawi ditunjuk menjadi perwakilan Jawa Timur dalam Penilaian Satyalancana Pembangunan Satyalancana Pembangunan/Wira Karya Bidang Pembangunan Pertanian Jawa Timur bersama Gubernur Jawa Timur Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si dan Bupati Ngawi H. Ony Anwar Harsono, S.T., M.H. Penilaian dilaksanakan di lokasi Vertical Dryer dan RMU Poktan Nglencong Sari III Desa Dempel, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi (10/05/2023). Pada acara ini turut dihadiri oleh tim penilai antara lain Irjen Pol Drs. R. Adang Ginanjar S., M.M. selaku Kepala Biro Umum Setmilpres dan tim dari Setmilpres lainnya, serta tim dari Kementerian Pertanian.

Kabupaten Ngawi yang merupakan juara 1 provitas padi tingkat nasional, menjadi salah satu alasan pemilihan lokasi penilaian. Bupati Ngawi melalui program Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRLB) turut serta dalam menunjang kesuksesan khususnya Jawa Timur sebagai lumbung padi nasional.

“Berkat usaha dari para petani yang telah konsisten dalam mengikuti program PRLB yang diberikan, sehingga Kabupaten Ngawi bisa membawa Jawa Timur menjadi lumbung padi nasional”, ujar Bupati Ngawi.

Acara ini tak lepas dari sesi diskusi dan  sharing bersama dengan petani yang turut hadir. Penyampaian kendala oleh petani diharapkan mendapatkan solusi yang baik dari pihak-pihak yang berwenang. 

Salah satu hal yg menjadi perhatian Gubernur saat ini adalah solusi pengendalian hama khususnya tikus menggunakan burung hantu. Solusi ini dilakukan untuk mengurangi penggunaan listrik dalam pengendaliannya. 

“Kita bisa belajar dengan salah satu wilayah di Jawa Tengah yang saat ini sudah berhasil melakukan penangkaran burung hantu untuk menghindari pemasangan jebakan listrik”, ujar Gubernur Jawa Timur tersebut.

Pada acara tersebut turut menghadirkan 50 petani serta menampilkan beberapa inovasi pertanian antara lain inovasi PRLB berupa Pupuk Organik Cair (POC), MOL, Ferinsa, Rubuha, hingga menampilkan secara langsung proses pembuatan Biosaka yang merupakan program Pemerintah Provinsi Jawa Timur saat ini. Selain itu, juga menampilkan hasil pertanian organik seperti beras merah, beras hitam, beras putih, hingga hasil perkebunan antara lain kopi khas Ngawi, Alpukat, Durian, Tembakau, dan lain-lain.

Acara ditutup dengan kunjungan pada lokasi selanjutnya yaitu di Poktan Sri Makmur  Desa Purwosari Kecamatan Kwadungan. Namun pada kunjungan ini, Gubernur Jawa Timur tidak dapat menghadiri kunjungan dikarenakan telah memiliki agenda selanjutnya sehingga diwakilkan kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur.

Kegiatan Pembuatan dan Manfaat Pupuk Kompos dari Kotoran Kambing Desa Tempuran Kec. Paron Kab. Ngawi

Kegiatan Pembuatan dan Manfaat Pupuk Kompos dari Kotoran Kambing Desa Tempuran Kec. Paron Kab. Ngawi

Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan-bahan an organik di dalam tanah, termasuk pupuk an organik. Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bisa optimal. Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri dingin, remah, wujud aslinya tidak nampak, dan baunya telah berkurang. Penggunaan pupuk kandang yang belum matang akan menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman. 

Penggunaan pupuk kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan sehingga penguapan unsur hara akibat proses kimia dalam tanah dapat dikurangi. Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair paling baik dilakukan setelah tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang cair akan cepat diserap oleh tanaman.

Cara Membuat Pupuk Organik Padat dari Kotoran Kambing

Sebelum masuk ke dalam pembahasan cara membuat pupuk kandang dari kotoran kambing, kamu perlu tahu terlebih dahulu apa saja yang perlu disiapkan.

Berikut adalah alat dan bahannya:

  • Ember
  • Cangkul
  • Terpal
  • 1/2-1 ton kotoran kambing
  • 200 kg abu/sekam/bekas gergajian
  • 200 kg kapur pertanian atau dolomit
  • 4 botol EM4

Proses Pembuatan Pupuk Kandang

  1. Hancurkan kotoran kambing menggunakan mesin atau campurkan bersama pupuk urea.
  2. Siapkan lahan untuk mengolah pupuk yang bebas dari genangan air dan terpaan hujan.
  3. Buatlah lapisan-lapisan bahan pembuatan pupuk padat dengan mencampur kotoran kambing bersama kapur pertanian, sekam, atau bekas gergajian hingga ketebalannya 20-30 cm.
  4. Siapkan ember yang sudah diisi dengan bakteri EM4 sesuai dosis dan beri air secukupnya.
  5. Siram larutan EM4 tersebut pada campuran kotoran kambing yang sudah dibuat dengan kadar mencapai 40%. Jika kamu meremas segenggam kotoran dan tidak ada air yang menetes, artinya komposisi air sudah pas.
  6. Lakukan pada arah sebaliknya, buatlah gunungan selebar terpal penutup yang telah disiapkan.
  7. Tutup timbunan dengan terpal dan berikan beban di setiap sisinya agar tidak terhempas oleh angin.
  8. Diamkan gunungan calon pupuk kandang tersebut selama 1 minggu dan buka terpalnya agar bakal pupuk melalui proses airasi pada pengomposannya.
  9. Jika hawa panas keluar dari timbunan, hal tersebut menandakan bahwa proses pengomposan sukses.
  10. Untuk menghilangkan aroma amoniak agar segera bisa digunakan, diamkan selama 3 minggu agar kotoran kambing terkena angin.

Itulah cara membuat pupuk kandang dari kotoran kambing.

Selain itu, kamu pun harus mengetahui apa saja manfaat penggunaan pupuk kandang yang terbuat dari kotoran kambing.

Manfaat Pupuk Kandang dari Kotoran Kambing

  • Ramah terhadap lingkungan karena terbuat dari bahan organik dan terbebas dari penggunaan bahan kimia
  • Lebih mudah terurai oleh tanah dan tidak merusak lingkungan
  • Menjaga kesuburan tanah hingga bertahun-tahun karena bahan organiknya sangat mudah diurai dan tidak meninggalkan komponen pada tanah
  • Mengurangi limbah peternakan
  • Melenyapkan potensi munculnya patogen yang melekat pada kotoran hewan ternak