Kunjungan Kerja Direktur Perlindungan Tanaman Pangan

Kunjungan Kerja Direktur Perlindungan Tanaman Pangan

Kunjungan Kerja Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI Dr. Rachmat, S.Si, M.Si. dalam rangka monitoring percepatan tanam bulan September di Kabupaten Ngawi (03/09/2024). Didampingi oleh Kabid Tanaman Pangan DKPP Kabupaten Ngawi, mengunjungi sejumlah lokasi di Kecamatan Geneng, dimulai di Desa Kersoharjo dengan agenda tanam padi bersama petani setempat yang diikuti sekitar 15 petani bersama-sama menanam bibit padi dalam rangka percepatan tanam dan LTT.  Meskipun memasuki musim kemarau petani tetap antusias menanam padi tanpa khawatir akan adanya kekeringan dikarenakan sudah tersedia sumur sibel.

Selanjutnya melihat penangkaran dan pengembangan burung hantu di desa dempel.  Direktur Perlindungan Tanaman Pangan melakukan diskusi bersama Pak Yasin selaku bapak asuh burung hantu, Poktan dan PPL BPP Geneng tentang potensi pengembangan burung hantu di Kabupaten Ngawi. Adanya serangan tikus skala besar yang menyebabkan gagal panen dibeberapa Kecamatan di Kabupaten Ngawi dapat dikendalikan dengan didirikannya rumah burung hantu (RUBUHA) baik dari swadaya ataupun dari bantuan Dinas, Dana Desa dan CSR.  Kabid Tanaman Pangan yang mendampingi kunjungan tersebut menambahkan bahwa Kabupaten Ngawi burung hantu jenis Tyto alba yang memiliki kemampuan berburu sangat tinggi dengan memangsa tikus hingga 6-8 ekor per hari adalah salah satu pengendalian yang utama dalam menurunkan angka gagal panen yang diakibatkan oleh serangan tikus di Kabupaten Ngawi.

Kunjungan diakhiri dengan sesi diskusi bersama Koordinator POPT, PPL BPP Kwadungan, Koordinator UPT PTPH Madiun dan kelompok Tani Edi Peni di Desa Banget Kecamatan Kwadungan. Sesi diskusi bersama ini membahas permasalahan OPT yang sering menyerang tanaman khususnya padi serta menanggapi kekeringan yang ada di Kabupaten Ngawi. Dengan adanya sesi diskusi tersebut membuat petani berani untuk mengutarakan keluhannya dalam melaksanakan usaha taninya.

Gerakan Pangan Murah Dalam Rangka Memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 79

Gerakan Pangan Murah Dalam Rangka Memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 79

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi menyelenggarakan Gerakan Pangan Murah dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 79 Tahun 2024 serta Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan. Acara ini diselenggarakan di Jl Tengah Alun Alun Ngawi.

Acara ini dibuka dan dihadiri oleh Bupati beserta jajaran, pukul 07.30 wib Selasa, 27 Agustus 2024.

Komoditas yang disediakan dalam acara Gerakan Pangan Murah ini beragam antara lain, beras, telur, minyak goreng, cabai rawit, cabai keriting, cabai besar, bawang merah, bawang putih, tepung terigu, minyak goreng, daging ayam, aneka sayuran, aneka buah buahan, produk olahan dan makanan olahan yang merupakan produk lokal. Komoditas yang tersedia dijual dengan harga dibawah pasar. Setiap komoditas ada selisih harga dibanding harga di pasar. Dimana harga di Gerakan Pangan Murah ini lebih murah dan terjangkau dibandingkan harga di pasar.

Pada Acara ini juga diadakan lomba menggambar tingkat TK/PAUD

Harapannya dengan adanya acara ini bisa meringankan masyarakat untuk mampu membeli kebutuhan bahan pangan dengan harga yang terjangkau.

Kunjungan Lahan Budidaya Tembakau Kabupaten Boyolali

Kunjungan Lahan Budidaya Tembakau Kabupaten Boyolali

Boyolali, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi melalui Bidang Penyuluhan Pertanian mengadakan Kunjungan Lapang Pelatihan Budidaya Tembakau Angkatan di Kabupaten Boyolali,kunjungan tersebut merupakan rangkaian lanjutan dari Pelatihan Budidaya Tembakau yang telah dilaksanakan di Kabupaten Ngawi dengan peserta petani tembakau dari Kendal, Jogorogo, Ngrambe, Sine, Mantingan, Karanganyar dan Widodaren (21/08/2024).

Kunjungan Lapang disambut oleh Kepala Bidang  Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali  Muhammad Busroni,S.Hut, MM. Dilanjutkan dengan pembukaan oleh Hastanina Harimurti, S.Pt.MM selaku Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi.

Luas tanam Boyolali tahun ini 4,200 Ha tersebar di 16 Kecamatan terdiri dari 12 kecamatan Kawasan dan 4 kecamatan rintisan.

Desa Selo berada di 1300-1500 mdpl Budidaya lebih dari sudah menjadi budaya, ada di beberapa daerah menjadi aktivitas wisata, seperti  tumpuk tembakau saat panen pertama tembakau di Temanggung, tungguk tembakau saat mulai menanam tembakau di Boyolali, womnosamudro saat tanam pertama tembakau di Wonosobo.

Dalam Kunjungan tersebut, Peserta melihat langsung kondisi tanaman tembakau dilahan serta dilanjutkan dengan pelatihan penanganan pascapanen yang sesuai dengan SOP perusahaan yang sedang bermitra dengan kelompok tani. Pengemasan tembakau yang sudah dirajang dan dijemur dilanjutkan dengan pembukusan dengan menggunakan kranjang tipun.

Kegiatan dilanjutkan dengan penjelasan tentang analisis usaha tembakau yang disampaikan oleh Sugiantoro Ketua kelompok tani agroyuningtani,Panen tembakau di selo semuanya dapat di jual, awal krosok bisa terjual, sedangkan tembakau rajangan dengan mesin dan rajangan manual, rajangan manual yang di jemur 3 hari  pangsa pasar untuk kalangan sendiri sedangkan ranjangan dengan mesin di jemur 1 hari untuk pabrikan di PT. Wirata (Merabu) Magelang.

Sukses! Peringkat 1 IPP Tertinggi Dari Kementerian Pertanian

Sukses! Peringkat 1 IPP Tertinggi Dari Kementerian Pertanian

Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian kembali memperoleh penghargaan di bidang pertanian. Penghargaan tersebut diberikan oleh Menteri Pertanian dalam rangka memperingati HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2024 yang bertempat di Kementerian Pertanian Republik Indonesia di Jakarta pada Sabtu tanggal 17 Agustus 2024.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi memperoleh penghargaan sebagai Peringkat 1 Indeks Pertanaman Padi (IPP) Tertinggi Tahun 2023 Tingkat Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, B.Eng, MM, MBA, kepada Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi, Supardi pada saat upacara peringatan HUT RI ke-79 di Kementerian Pertanian.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Supardi, S.E., M.Si. mengungkapkan keberhasilan ini berkat kerjasama semua pihak, baik petani, kelompok tani (poktan), gabungan kelompok tani (gapoktan), PPL, TNI, Polri, dan stake holder, serta dukungan yang kuat dari Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi. Potensi pengembangan pertanaman di Kabupaten Ngawi masih terbuka. Dengan dukungan sarana prasarana pertanian, seperti irigasi, jalan usaha tani, dan alat mesin pertanian, lahan-lahan di Kabupaten Ngawi dapat difungsikan secara optimal sehingga indeks pertanaman terus mengalami peningkatan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Supardi, S.E., M.Si. , berharap dengan keberhasilan tersebut dapat menjadi pendorong dan motivasi semangat yang baik bagi petugas maupun petani, sehingga kedaulatan pangan akan aman dan terjaga, serta predikat Kabupaten Ngawi sebagai lumbung pangan di Jawa Timur dapat dipertahankan dengan baik.

Kunjungan Lapang Budidaya Tembakau Kabupaten Blitar

Kunjungan Lapang Budidaya Tembakau Kabupaten Blitar

Blitar, 13 Agustus 2024 Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi melalui Bidang Penyuluhan Pertanian mengadakan Kunjungan Lapang Pelatihan Budidaya Tembakau Angkatan di Kabupaten Blitar. Kunjungan tersebut merupakan rangkaian lanjutan dari Pelatihan Budidaya Tembakau yang telah dilaksanakan di Kabupaten Ngawi dengan peserta petani tembakau dari Karangjati, Kasreman, Pangkur, Paron dan Bringin.

Kunjungan Lapang disambut oleh Kepala Bidang Sarana Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Blitar  Ir. Lukas Supriyatno, MM. Dilanjutkan dengan pembukaan oleh Hastanina Harimurti, S.Pt.MM selaku Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini “sebagai salah satu Upaya memberikan contoh atau bukti nyata bagaimana tetep bisa di budidayakan dengan baik dengan cara ramah lingkungan. Dimana Pertanian Ramah Lingkungan adalah salah satu misi Bupati Ngawi, segingga di harapkan dengan mempelajari budidaya tembakau secara organik atau ramah lingkungan dapat memberikan wawasan dan pilihan pada petaniuntuk dapat menjalankan Pertanian Ramah Lingkungan baik untuk komoditas tanaman pangan, Perkebunan maupun hortikultura.”

Kepala Bidang Sarana Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Blitar  Ir. Lukas Supriyatno menyampaikan “Selain Kecamatan Talun ada kecamatan lain yang membudidayakan tanaman tembakau secara organic antara lain Kecamatan Konogoro, Bangunrejo, Selopuro. Petani blitar pernah juga sakit hati terhadap PT. Sadana karena Kerjasama yang di putuskan sepihak yang mempengaruhi  luasan tanaman tembakau menjadi tujun drastic tinggal 500 Ha. Dalam upaya memajukan perekonomian petani tembakau di wilayahnya, Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) terus berinovasi dan berupaya untuk meningkatkan kualitas serta pasar tembakau Selopuro.”

Kegiatan melakukan kunjungan lapangan melihat tanaman tembakau yang di budidayakan secara organik, Tanaman tembakau  varietas lulang dan kenongo dengan jumlah daun 13 helai agar konsentrasi nutrisi lebih ke daun. Morfologi Daunnya tebal hijau tua dan lebat dan dilanjutkan diskusi di ruangan.

 dalam kegiatan diskusi disampaikan terkait Pembenihan tembakau Selopuro dilakukan di Jembewangi, Selopuro, dan melibatkan lima varietas tembakau, yaitu Kalituri, Mancung, Kenongo, Sedep, dan Lulang. Proses ini dilakukan dengan pendampingan dari Badan Standardisasi Instrumen Pemanis dan Serat (BSIPTAS) dan sudah pelepasan.

Acara dilanjut praktek pembuatan Nusripos, Nutri Hewan dan Nutri Nabati yang disampaikan oleh P4S Alam Lestari,Dengan kunjungan ini diharapkan petani tembakau di Kabupaten Ngawi bisa lebih baik dalam berbudidaya tembakau dan mempunyai kemitraan untuk meningkatkan usaha taninya.

Rembug KTNA dan Agro Expo 2024

Rembug KTNA dan Agro Expo 2024

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi mengikuti kegiatan Rembug KTNA dan Agro Expo 2024 yang berlangsung di kabupaten tabanan.

Kegiatan yang berlangsung sejak tanggal 26 Juli 2024 – 29 Juli 2024, di Tabanan Provinsi Bali, turut dihadiri oleh semua Ketua KTNA Wilayah Provinsi se-Indonesia. Soft Opening  acara ini  dibuka oleh Bupati Tabanan yang diwakili oleh Sekda I Gede Susila pada Jumat, 26 Juli 2024

AGRO EXPO KTNA 2024 akan berlangsung dari tanggal 26 – 29 Juli 2024 menampilkan 87 stand yang terdiri dari perwakilan KTNA dari seluruh provinsi di Indonesia. Selain itu, beberapa perusahaan swasta yang memproduksi teknologi di bidang pertanian juga turut berpartisipasi dalam pameran ini.

Bupati Tabanan dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Sekda I Gede Susila mengungkapkan rasa bangga dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas kepercayaan yang diberikan kepada Kabupaten Tabanan sebagai tuan rumah Rembug Utama dan Agro Expo tahun 2024. Ia berharap kegiatan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan para petani tentang inovasi dan teknologi di bidang pertanian sebagai upaya untuk meningkatkan budidaya dan hasil produksi di bidang pertanian dalam arti yang seluas-luasnya.

Grand Opening kegiatan Rembug KTNA dan Agro Expo 2024 dibuka oleh (Pj) Gubernur Bali S. M. Mahendra Jaya bersama Kepala BPPSDMP Kemntan RI, Prof. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr pada Sabtu, 27 Juli 2024

Menurut Pj. Gubernur, momen ini adalah event luar biasa yang menjadi wahana berkumpulnya pahlawan pangan dari seluruh Indonesia. “Semoga taksu vibrasi Bali bisa memberikan kesuksesan, dan saya menyambut gembira forum pertemuan ini untuk membagi pengalaman serta pengetahuan, membangun kerjasama, dan jejaring antar petani serta nelayan untuk meningkatkan kemandirian,” tukasnya.

Mahendra Jaya menekankan bahwa kemandirian pangan harus menjadi upaya bersama karena kekurangan pangan dapat berdampak luas, seperti memicu inflasi dan masalah sosial lainnya. Bali sebagai kawasan wisata internasional dengan jumlah wisatawan 16 juta orang pada tahun 2023 dan diprediksi 20 juta orang pada tahun 2024, memerlukan ketersediaan pangan yang konsisten,” katanya.

Terlebih lagi, menurut Pj. Gubernur, di tengah realita masifnya alih fungsi lahan, ketersediaan air, dan perubahan iklim yang menjadi tantangan, “Karenanya, untuk mewujudkan swasembada perlu sinergi bersama. Mari bergandengan tangan antara pusat dan daerah untuk membangun negeri dan mengembangkan sektor pertanian,” tandasnya.

Karena itu, Dedi menegaskan bahwa tidak akan ada pangan tanpa pertanian dan tanpa petani serta nelayan. “Petani dan KTNA adalah penyangga pangan negara kita. Pangan tidak boleh bermasalah. Lebih dari 60 negara mengalami krisis pangan saat ini, dan jangan sampai mampir di Indonesia,” katanya.

El Niño dan kemarau tahun lalu, dikatakan Dedi, mengakibatkan curah hujan berkurang. Imbasnya, produksi beras turun signifikan dan untuk kebutuhan konsumsi kurang 1 juta ton tahun lalu. “Saya agak khawatir tahun 2024 ini, di mana BPS dalam rilisnya mengatakan produksi turun 17 persen dibandingkan tahun lalu. Kalau defisit beras berlanjut, ini berbahaya. Pangan tidak boleh bermasalah. Solusi impor? Negara lain juga menahan untuk warga sendiri,” katanya. “Tidak ada yang tahu krisis pangan sampai kapan. Punya uang belum tentu dapat beras. Mau tidak mau kita harus swasembada, genjot produksi kita sampai mencukupi konsumsi dan cadangan beras kita. Swasembada bisa tercapai bila petani kita semua turun ke sawah,” tandasnya lagi.

Acara Rembug dan AGRO EXPO ini merupakan rangkaian ulang tahun KTNA ke-53 yang menggandeng Kementerian Pertanian, Pemprov Bali, dan Pemkab Tabanan. Gelaran rembuk diadakan pada 26-29 Juli dengan kegiatan temu wicara dan studi banding teknologi mutakhir dunia pertanian sebagai agenda utama, serta pameran mesin, bibit unggul, pupuk, sarana, dan hasil pertanian. Acara ini diikuti oleh 85 stand pertanian dan 30 stand UMKM dengan total peserta yang hadir sebanyak 3.124 orang dari seluruh Indonesia.