Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Nasional VIII Tahun 2023 digelar di Jogja Agro Park (JAP), Nanggulan, Kulon progo, DI Yogyakarta. Acara diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY bekerjasama dengan Kementerian Pertanian mulai 29-31 Mei 2023.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi melalui Bidang Tanaman Pangan, UPT Teknologi Perbenihan, penyuluh pertanian dan penangkar benih turut hadir dalam gebyar tersebut pada Rabu (31/5/2023). Kepala Bidang Tanaman Pangan DKPP Kabupaten Ngawi, M.Hasan Zunairi, SP, MM dalam kunjungannya menekankan bahwa ini merupakan transfer ilmu pengetahuan tentang perkembangan perbenihan tanaman pangan yg wajib diikuti dan diketahui stakeholder pertanian untuk dikembangkan di Kabupaten Ngawi sesuai spesifik lokasi. Tantangan terkait produksi dan produktivitas khususnya padi dalam menghadapi dampak elnino, diperlukan inovasi dan strategi yang baik untuk menjaga Kabupaten Ngawi sebagai lumbung padi Jawa timur dan nasional.
Acara ini mengusung tema “Memasyarakatkan Kemandirian Benih Tanaman Pangan untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan yang Maju, Mandiri, dan Modern. Selain tujuan sebagaimana tema yang diusung, ini juga dimaksudkan sebagai wahana diseminasi dan tukar informasi dan teknologi perbenihan dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas. Adapun kegiatan yang dilaksanakan antara lain yaitu pameran, gelar teknologi perbenihan, klinik konsultasi perbenihan, job fair industri benih dan lain-lain. Sebanyak 139 varietas tanaman pangan dipamerkan diantaranya 60 varietas padi, dan 58 varietas palawija seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah maupun sorgum. Di acara tersebut juga menampilkan mina padi dan padi apung.
Salah satu yang menarik adalah varietas jagung Lilac 22 F1 berwarna ungu. Selama ini jagung berwarna kuning atau oranye untuk jenis hibrida. Namun dalam acara ini, dipamerkan jagung berwarna ungu. Tidak hanya bijinya, namun gurat warna ungu juga terdapat dalam tongkol, batang dan pelepah kulitnya. Jagung Lilac 22 F1 dikenal dengan nama Jagung Ketan Pulut Ungu. Jagung ini memiliki kandungan antioksidan yang bermanfaat untuk kekebalan tubuh. Selain itu, juga memiliki antosianin yang tinggi, sebagai senyawa yang mengatur warna biji atau sayuran menjadi ungu, violet dan merah. Jagung ini mempunyai keunggulan yaitu berasa lebih pulen dan sedikit manis, diminati petani karena produktivitasnya cukup tinggi dan usia panen lebih cepat hanya 60-70 hari. Manfaat mengkonsumsi jagung ini antara lain menurunkan resistensi insulin, menjaga kesehatan jantung, mencegah penyakit kanker dan obesitas.
Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja sama dengan tiga kementerian, Kementerian Dalam Negeri, PUPR dan ATR/BPN, serta APDESI untuk memperkuat ketahanan pangan dengan melaksanakan Rapat Koordinasi Pengawasan Bidang Ketahanan Pangan (Rakorwas). Rakorwas yang mengundang Kajati, Kapolda, Bupati, Kadis Pertanian, dan APDESI se-Jawa tersebut diselenggarakan di IPB International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Selasa (30/5/2023). Hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Supardi, S.E., M.M., Kabid Tanaman Pangan, M. Hasan Zunairi, S.P., M.M., Kades Karangasri Kec. Ngawi, Ir. Haryono Seputro, dan Kades Sambirejo Kec. Mantingan, Sumarno sebagai perwakilan dari Ngawi.
Rakorwas diawali dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian dan Kementerian Dalam Negeri untuk bersinergi dan membangun komitmen serta bekerja sama dalam menyukseskan program ketahanan pangan. Dr. Jan S. Maringka, Irjen Kementan mengatakan dalam rakorwas bahwa komitmen pemerintah hingga tingkat desa sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan ketahanan pangan Indonesia di tengah ancaman perubahan iklim. Ada 6 tantangan pertanian Indonesia yaitu (1) adanya ancaman perubahan iklim (El nino); (2) adanya ancaman alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian; (3) mayoritas petani Indonesia adalah petani gurem; (4) mayoritas petani adalah berusia tua; (5) kurang nya minat generasi muda terhadap sektor pertanian; dan (6) adanya alih fungsi lahan pertanian.
“Tantangan ketahanan pangan ke depan bukan hanya alih fungsi lahan yang belum dapat diatasi secara maksimal, tetapi juga ancaman kekeringan dan El Nino yang harus dihadapi bersama untuk mencegah masalah tersebut,” ujarnya. Menurutnya, sinergi dan komitmen bersama yang diciptakan antara APIP dengan aparat penegak hukum (APH) dan pimpinan daerah sangat diperlukan dalam kondisi sekarang. Inspektorat Kementan melakukan upaya khusus dalam menghadapi tantangan tersebut dengan kebijakan pengawasan intern-nya yaitu fokus pada Program Strategis, Prioritas, dan Super Prioritas, membangun sinergi APIP dan APH untuk mewujudkan ketahanan pangan, mewujudkan pembangunan pertanian tepat waktu, tepat mutu dan tepat sasaran, membangun sistem pelaporan yang terintegrasi agar akses informasi pembangunan pertanian didapat secara cepat, tepat, dan akurat serta membangun kemitraan strategis dengan stakeholder lain dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya, termasuk optimalisasi perangkat desa untuk turut menyukseskan ketahanan pangan nasional.
Komitmen kepala daerah untuk berpartisipasi dan memberikan kontribusi nyata dalam program ketahanan pangan sangat penting, diantaranya dengan melindungi lahan pangan berkelanjutan dari alih fungsi dengan menerbitkan Perda LP2B dan keberpihakan pengelolaan dana desa berbasis pertanian sesuai PMK Nomor 201 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Dana Desa yakni minimal 20% dianggarkan untuk program ketahanan pangan. (DL).
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi sebagai dinas yang melaksanakan fungsi penyuluhan pertanian menyelenggarakan kegiatan penyusunan dan pengesahan Programa Penyuluhan Pertanian Kabupaten Tahun 2024. Kegiatan dilaksanakan di aula DKPP melalui Bidang Penyuluhan Pertanian dan diikuti Penyuluh Pertanian dan stakeholder lainnya pada Rabu (24/5/2023).
Programa penyuluhan pertanian merupakan rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang memadukan aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dengan potensi wilayah dan program pembangunan pertanian dengan menggambarkan keadaan sekarang, tujuan yang ingin dicapai, masalah dan alternatif pemecahannya. Tujuan penyusunan programa penyuluhan pertanian adalah memberikan acuan bagi tim penyusun programa penyuluhan pertanian dan pelaksana kegiatan di setiap tingkat administrasi pemerintahan dalam menyusun rencana kerja dan rencana kerja tahunan penyuluh pertanian. Selain itu juga untuk memberikan arah dan pengendali dalam pencapaian sasaran kegiatan.
Kegiatan dipimpin Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian (Hastanina Harimurti, S.Pt., M.M.), diikuti Kepala Bidang DKPP, Koordinator Penyuluh Pertanian se-Kabupaten, dan stakeholder lain.
“Kegiatan penyusunan programa penyuluhan pertanian adalah kegiatan rutin yang kami laksanakan”, ujar Hastanina.
“Di Bulan Februari sudah dilaksanakan penyusunan programa tingkat desa, Bulan Maret dilaksanakan di tingkat kecamatan, kemudian Bulan Mei tingkat kabupaten. Jadi tahun 2024 acuan penyuluhan pertanian harus mengacu pada programa yang sudah disusun”.
Memaknai sebuah programa ini sebagai dokumen landasan untuk kegiatan penyuluhan pertanian di tahun 2024, harapannya kualitas programa yang disusun semakin hari semakin baik karena penyuluhan merupakan supporting system dalam semua kegiatan pertanian dan penyuluh menjadi ujung tombak kegiatan pertanian serta pendamping petani dan kelompoktani,” pungkasnya.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi melalui Bidang Penyuluhan Pertanian mengadakan Pelatihan Budidaya Tembakau Angkatan I. Pelatihan tersebut merupakan bentuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian dalam pengelolaan tanaman tembakau yang didanai dari DBHCHT Tahun 2023. Acara dilaksanakan di 4 (empat) lokasi yaitu di Argomunung, Desa Karanggupito, Kecamatan Kendal, Desa Wonosari Kecamatan Sine, Desa Ngrayudan Kecamatan Jogorogo, dan Slempar City, Desa Hargomulyo, Kec. Ngrambe.
Acara dihadiri oleh Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kab. Ngawi dan diikuti oleh petani pembudidaya tembakau di wilayah Kecamatan Kenebejo (Kendal, Sine, Ngrambe, Jogorogo). Dr. Ahmad Dedy Syathori, S.S.T., M.Si. widyaiswara ahli madya dan tim dari BBPP Ketindan, Malang menjadi narasumber dalam pelatihan ini.
Materi yang disampaikan adalah cara pemeliharaan tanaman tembakau yang baik dan benar, pencegahan dan pengendalian HPT tembakau, praktek cara membuat pestisida nabati micessla, membuat mikroorganisme dari leaf mold dan membuat vermikompos. Pelatihan tersebut sekaligus juga mengungkapkan beberapa kendala yang dialami petani dalam melaksanakan kegiatan usahatani tembakau.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian khususnya yang berusahatani tembakau mampu menjadikan tembakau di wilayah ini menjadi salah satu komoditas unggulan dan bersaing dengan produk yang sudah ada sebelumnya.
Rapat Koordinasi Kegiatan Penyediaan dan Penyaluran Pangan Pokok atau Pangan Lainnya Sesuai dengan Kebutuhan Daerah Kabupaten / Kota dalam Rangka Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan dilaksanakan pada Kamis, 11 Mei 2023 di Aula Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi.
Rapat Koordinasi ini dihadiri oleh Gapoktan dan Poktan binaan Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan serta PPL Wilbi masing masing. Bapak Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi memberikan sambutan dengan fokus pada proses usaha pertanian untuk ditekankan pada kontinyuitas produksi dan pemasaran serta mengingatkan tidak ada usaha yang instan.
Disampaikan juga bahwa tahun ini TOKO TANI INDONESIA CENTER Ngawi mendapatkan kios di Pasar Besar Ngawi. Diharapkan TTI ini akan buka setiap hari dan menjual beras serta produk produk unggulan dari gapoktan dan poktan yang ada di Ngawi.
Rapat ini dilanjutkan dengan diskusi. Bagaimana strategi berjalannya usaha TOKO TANI INDONESIA CENTER NGAWI. Lalu dilanjutkan dengan bagaimana jika suatu gapoktan/poktan yang ingin menyuplai beras di TTIC NGAWI. Serta berdiskusi produk apa saja yang bisa dijual di TTIC Ngawi. Kesimpulannya adalah, tidak ada syarat khusus untuk menyuplai beras di TTIC Ngawi, cukup dengan menghubungi TTIC Ngawi saja. Kemudian, memang beras adalah komoditas utama yang dijual di TTIC Ngawi, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menjual produk produk unggulan dari masing-masing gapoktan / poktan seperti produk hortikultura dll.
Harapan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi dengan adanya TTIC bisa memperluas pasar produk petani, poktan dan gapoktan di kabupaten Ngawi. Selain untuk mencukupi pasar lokal juga bisa menjangkau pasar di luar Kabupaten Ngawi.
Kabupaten Ngawi ditunjuk menjadi perwakilan Jawa Timur dalam Penilaian Satyalancana Pembangunan Satyalancana Pembangunan/Wira Karya Bidang Pembangunan Pertanian Jawa Timur bersama Gubernur Jawa Timur Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si dan Bupati Ngawi H. Ony Anwar Harsono, S.T., M.H. Penilaian dilaksanakan di lokasi Vertical Dryer dan RMU Poktan Nglencong Sari III Desa Dempel, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi (10/05/2023). Pada acara ini turut dihadiri oleh tim penilai antara lain Irjen Pol Drs. R. Adang Ginanjar S., M.M. selaku Kepala Biro Umum Setmilpres dan tim dari Setmilpres lainnya, serta tim dari Kementerian Pertanian.
Kabupaten Ngawi yang merupakan juara 1 provitas padi tingkat nasional, menjadi salah satu alasan pemilihan lokasi penilaian. Bupati Ngawi melalui program Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRLB) turut serta dalam menunjang kesuksesan khususnya Jawa Timur sebagai lumbung padi nasional.
“Berkat usaha dari para petani yang telah konsisten dalam mengikuti program PRLB yang diberikan, sehingga Kabupaten Ngawi bisa membawa Jawa Timur menjadi lumbung padi nasional”, ujar Bupati Ngawi.
Acara ini tak lepas dari sesi diskusi dansharing bersama dengan petani yang turut hadir. Penyampaian kendala oleh petani diharapkan mendapatkan solusi yang baik dari pihak-pihak yang berwenang.
Salah satu hal yg menjadi perhatian Gubernur saat ini adalah solusi pengendalian hama khususnya tikus menggunakan burung hantu. Solusi ini dilakukan untuk mengurangi penggunaan listrik dalam pengendaliannya.
“Kita bisa belajar dengan salah satu wilayah di Jawa Tengah yang saat ini sudah berhasil melakukan penangkaran burung hantu untuk menghindari pemasangan jebakan listrik”, ujar Gubernur Jawa Timur tersebut.
Pada acara tersebut turut menghadirkan 50 petani serta menampilkan beberapa inovasi pertanian antara lain inovasi PRLB berupa Pupuk Organik Cair (POC), MOL, Ferinsa, Rubuha, hingga menampilkan secara langsung proses pembuatan Biosaka yang merupakan program Pemerintah Provinsi Jawa Timur saat ini. Selain itu, juga menampilkan hasil pertanian organik seperti beras merah, beras hitam, beras putih, hingga hasil perkebunan antara lain kopi khas Ngawi, Alpukat, Durian, Tembakau, dan lain-lain.
Acara ditutup dengan kunjungan pada lokasi selanjutnya yaitu di Poktan Sri Makmur Desa Purwosari Kecamatan Kwadungan. Namun pada kunjungan ini, Gubernur Jawa Timur tidak dapat menghadiri kunjungan dikarenakan telah memiliki agenda selanjutnya sehingga diwakilkan kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur.