May 9, 2025 | Berita
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi turut berpartisipasi dalam kegiatan Panen Perdana Melon yang digelar oleh Kelompok Tani Tani Manunggal di Desa Cepoko, Kecamatan Ngrambe, Jumat (9/5). Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, S.T., M.H., bersama Camat Ngrambe, Kepala Desa Cepoko, perwakilan TNI-Polri, serta tokoh masyarakat setempat.
Panen perdana ini merupakan hasil budidaya melon menggunakan sistem greenhouse, yang dinilai mampu meningkatkan efisiensi produksi sekaligus menjaga kualitas buah. Dalam prosesi panen simbolis, Bupati Ngawi bersama para undangan secara langsung memetik buah melon dari lahan yang dikelola oleh petani lokal.
Menariknya, hasil pengukuran kadar kemanisan melon menunjukkan angka di atas 13, yang menandakan kualitas buah yang sangat baik dan berpotensi bersaing di pasar premium.
Kehadiran DKPP Ngawi dalam kegiatan ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan untuk mendorong inovasi di sektor pertanian. Melalui teknologi pertanian modern seperti sistem greenhouse, petani didorong untuk meningkatkan kualitas hasil panen sekaligus memperluas peluang pasar.
Acara ini juga menjadi momen penting untuk mempererat sinergi antara pemerintah daerah, kelompok tani, dan masyarakat dalam memajukan pertanian yang produktif dan berkelanjutan di Kabupaten Ngawi.
“Semangat inovasi yang ditunjukkan petani hari ini patut diapresiasi. Ini bukti bahwa pertanian modern bisa dilakukan di daerah, dan DKPP akan terus mendukung langkah-langkah yang meningkatkan daya saing produk lokal,” ujar salah satu perwakilan DKPP Ngawi dalam acara tersebut.
May 9, 2025 | Berita
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi, melalui Bidang Keamanan dan Diversifikasi Pangan, turut ambil bagian dalam Jogja Prime Expo 2025 yang berlangsung di Jogja City Mall, Yogyakarta, pada 1 hingga 4 Mei 2025.
Dalam ajang pameran tersebut, DKPP Ngawi memamerkan sejumlah komoditas andalan daerah. Produk yang ditampilkan meliputi berbagai jenis beras lokal, buah melon dan alpukat hasil budidaya dengan penggunaan pestisida rendah, serta produk olahan pangan yang dikembangkan oleh komunitas BUMONA.
Plt. Kepala Bidang Keamanan dan Diversifikasi Pangan DKPP Ngawi, Fajar Purnomo, mengungkapkan bahwa partisipasi ini merupakan langkah konkret untuk mendorong promosi dan perluasan pasar bagi hasil pertanian lokal.
“Kami berupaya memperluas jangkauan promosi produk pangan Ngawi ke luar daerah. Melalui pameran ini, kami tidak hanya menampilkan hasil pertanian unggulan, tetapi juga membangun koneksi antardaerah dalam rangka memperkuat sektor pangan lokal,” jelasnya.
Tidak hanya berperan sebagai peserta pameran, tim DKPP Ngawi juga diundang sebagai narasumber dalam talkshow bertema “Petani Milenial”, di mana mereka berbagi praktik baik dan strategi pengembangan pertanian modern di daerah.
Keikutsertaan tersebut membuahkan pencapaian membanggakan: DKPP Ngawi dinobatkan sebagai Juara 2 dalam kategori Produk Unggulan Daerah, sebuah pengakuan atas mutu dan kreativitas produk yang dihadirkan.
Prestasi ini diharapkan menjadi pemicu semangat bagi para petani dan pelaku usaha pangan di Ngawi untuk terus berinovasi dan bersaing di tingkat nasional.
Apr 24, 2025 | Berita
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi dan Forpincam Kecamatan Geneng beserta jajarannya turut melaksanakan Gerakan Menanam Padi Serentak di Desa Klampisan, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi , Rabu (23/4/2025).
Kegiatan ini berlangsung secara nasional di 14 Provinsi sentra utama produksi padi se-Indonesia, dengan pusat kegiatan berlokasi di Desa Pelabuhan Dalam, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.
Gerakan menanam padi ini dihadiri langsung oleh Presiden Republik Indonesia dan didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan serta Menteri Pertanian. Sementara kepala daerah dari berbagai daerah lainnya mengikuti kegiatan ini secara daring dan melakukan tanam serempak dari lokasi masing-masing.
Dalam kesempatan tersebut, Supardi, S.E., M.Si selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi sangat mendukung acara gerakan tanam ini sebagai upaya untuk meningkatkan produksi padi dan ketahanan pangan di Kabupaten Ngawi. Mengingat Kabupaten Ngawi mendapatkan peringkat ke-1 dengan IP tanam tertinggi tingkat nasional pada tahun 2024, dan peringkat 8 untuk produksi padi tertinggi serta peringkat 7 untuk produksi beras tingkat nasional pada tahun 2023. Peningkatan provitas dan produksi tersebut didukung dengan adanya implementasi PRLB di Kabupaten Ngawi.
Para petani setempat juga mendukung gerakan tanam ini dengan harapan semoga dengan adanya program ketahanan pangan tersebut, para petani semakin bersemangat dan meningkat dari segi perekonomiannya.
Apr 23, 2025 | Berita
NGAWI – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi menyelenggarakan Pelatihan Tembakau Angkatan I yang berlangsung di Agro Techno Park (ATP) Ngrambe pada Selasa, 22 April 2025. Pelatihan ini diikuti oleh 150 petani dari enam kelompok tani yang berasal dari lima kecamatan: Kendal, Jogorogo, Ngrambe, Mantingan, dan Karanganyar.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan petani dalam menghadapi musim tanam tembakau yang akan datang, terutama dalam menghadapi tantangan iklim serta menerapkan teknik budidaya yang lebih efektif dan efisien.
Pelatihan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi yang diwakili oleh Plt. Sekretaris Dinas, Hastanina Harimurti, S.Pt., M.M. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan pentingnya kesiapan petani menghadapi perubahan iklim serta perlunya kolaborasi erat antara petani, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya.
“Pelatihan ini merupakan langkah konkret dalam memperkuat ketahanan petani tembakau di Ngawi. Kita tidak hanya bicara soal teknik budidaya, tetapi juga strategi adaptasi terhadap cuaca yang makin sulit diprediksi,” ujar Hastanina.
Dua narasumber berkompeten turut hadir untuk memperkaya materi pelatihan:
- Ahmad Lutfi, SST, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memaparkan materi seputar prakiraan cuaca untuk budidaya tembakau. Materi ini sangat penting untuk menentukan waktu tanam yang tepat dan sebagai upaya adaptasi terhadap dinamika iklim.
- Saeroji, S.P., M.Agr, Widyaiswara Madya dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, memberikan pelatihan teknis mengenai budidaya tembakau, dengan fokus pada tahap persemaian—mulai dari pemilihan benih unggul hingga teknik penyemaian yang efektif dan ramah lingkungan.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya Dinas dalam meningkatkan daya saing dan produktivitas pertanian tembakau di Ngawi. Dengan bekal ilmu dan keterampilan yang diberikan, para peserta diharapkan dapat mengimplementasikannya secara langsung di lahan masing-masing.
“Dengan pelatihan ini, kami ingin para petani tembakau di Ngawi lebih percaya diri dan tangguh dalam menghadapi musim tanam ke depan,” pungkas Hastanina.
Apr 17, 2025 | Berita
Dalam rangka monitoring pemanfaatan alat mesin pasca panen, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian melalui Bidang Tanaman Pangan melaksanakan Monitoring dan Pembinaan Pemanfaatan Alat Mesin Pasca Panen Bantuan Pemerintah tahun 2020-2022 di Ruang Pertemuan UPT Benih Mardiasri. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 15 – 16 April 2025 dengan diikuti kelompok tani penerima bantuan alat mesin pertanian pasca panen dan PPL sesuai wilayah binaannya. Dalam kegiatan ini, beberapa jenis alsintan yang dilakukan monitoring antara lain Power Thresher Multiguna, Power Thresher Multiguna Mobile, Corn Sheller, Corn Sheller Mobile, Combine Harvester Besar, Rice Milling Unit (RMU), UV Dryer, Vertical Dryer dan Bed Dryer.
Alsintan pasca panen memiliki manfaat cukup besar bagi beberapa kelompok tani penerima bantuan, dikarenakan dapat mempermudah penanganan pasca panen dan meningkatkan hasil mutu panen pada komoditas tanaman pangan. Selain itu bantuan alsintan juga dapat membantu meningkatkan keuangan kelompok tani dengan menambah kas melalui biaya sewa alat. Sebagian alat yang dimanfaatkan juga dilakukan sedikit modifikasi pada beberapa bagian untuk mengoptimalkan pemanfaatan alat tersebut.
“Alsintan harap dimanfaatkan dengan optimal supaya bisa bermanfaat untuk seluruh anggota kelompok tani. Untuk alat yang tidak dimanfaatkan atau digunakan dapat direalokasi ke kelompok lain supaya dapat bermanfaat”, ujar Muh. Hasan Zunairi, SP., MM selaku Kepala Bidang Tanaman Pangan.
Dalam pemanfaatan alsintan ini tak luput dari beberapa kendala, antara lain adanya persaingan penggunaan alat bantuan pemerintah dengan alat milik perorangan yang memiliki kapasitas lebih besar dan keberadaan tengkulak/pembeli yang bersedia membawa alat sendiri ke lokasi panen, serta terkendala pada ketersediaan tenaga kerja yang mengoperasikan alat tersebut. DKPP Kabupaten Ngawi meminta untuk setiap penggunaan alat disertai dengan dokumentasi dan dilakukan pelaporan secara rutin untuk memantau pemanfaatan alat mesin pertanian pasca panen.