Kunjungan Adopsi Teknologi IPDMIP Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat

Kunjungan Adopsi Teknologi IPDMIP Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat

Rabu, 05 Oktober 2022 Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi mendapat kunjungan dari Tim IPDMIP Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat. Kunjungan ini bertujuaan adopsi teknologi yang ada di Kabupaten Ngawi. Kegiatan diawali dengan kunjungan di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi.

Kemudian dilanjutkan ke Kelompok Tani Tani Manunggal Desa Cepoko Kecamatan Ngrambe untuk sharing dengan petani terkait pertanian organik, tanam padi sistem jajar legowo, dan budidaya cabai.

IMG-20221006-WA0021.jpg

Lokasi ketiga yang dituju yaitu Kelompok Tani Margo kencono Desa Sambirejo Kecamatan Ngrambe. Di lokasi ini peserta dari Kabupaten Lima Puluh Kota di perkenalkan tentang proses pasca panen padi (packing) untuk meningkatkan nilai jual produk.

IMG20221005145735.jpg

Kunjungan ini ditutup dengan kegiatan  P4S Bumi Lestari Desa Manisharjo Kecamatan Ngrambe. Dalam kunjungan lokasi yang terakhir disampaikan materi terkait pupuk kompos yang diproduksi oleh P4S Bumi Lestari dan praktik pembuatan kompos.

IMG20221005170712.jpg

Pembagian Kartu Tani di Kec. Gerih

Pembagian Kartu Tani di Kec. Gerih

Gerih. Senin 03 Oktober 2022 bertempat di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi mengadakan pembagian kartu tani bagi Warga Kelompok Tani Kec Gerih.  Kartu Tani merupakan sarana akses layanan perbankan terintegrasi yang berfungsi sebagai simpanan, transaksi, penyaluran pinjaman hingga kartu subsidi (e-wallet). Nantinya Kementerian Pertanian (Kementan) akan menjadikan Kartu Tani sebagai kelengkapan data sebagai dasar penyusunan kebijakan.

Bapak Pramono, STP selaku Koordinator PPL BPP Gerih  yang mewakili dari Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Kabupaten Ngawi mengatakan, keunggulan Kartu Tani antara lain single entry data, proses validasi berjenjang secara online, transparan, dan multifungsi. Ketersediaan data yang lengkap dan akurat dalam kartu tani, memiliki banyak kegunaan.

Pertama, sebagai dasar penyusunan kebijakan bagi Pemerintah.
Kedua, tranparansi penyaluran dana subsidi melalui sistem perbankan bagi Kementerian Keuangan. Ketiga, data kebutuhan pupuk secara akurat sampai tingkat pengecer bagi Pupuk Indonesia. Keempat, bagi Bulog dapat memproyeksikan potensi panen di suatu daerah melalui data pupuk subsidi yang disalurkan, sehingga dapat segera menyerap hasil panennya, menerima dana secara utuh dan membeli pupuk subsidi sesuai kuota yang diberikan bagi petani.
Kelima adalah bagi dinas pertanian dapat mengetahui produktivitas lahan suatu daerah.

Kartu Tani diharapkan menjadi era baru untuk menyejahterakan petani Indonesia. Kartu Tani diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para petani, dan ke depannya tidak hanya penyaluran pupuk, tetapi juga bibit. Kartu Tani juga dapat menjadi alat sinergitas BUMN yang membidangi pertanian, sehingga semuanya berjalan cepat dan lancar.

Kartu Tani mensyaratkan petani memiliki Kartu Tani untuk mendapatkan pupuk subsidi dan bantuan pemerintah lainnya. Untuk itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi mendorong para petani di desa untuk segera menyelesaikan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang akan berfungsi sebagai database Kelompok Tani dan pembagian pupuk bersubsidi.

“Kartu Tani akan berisikan kuota sesuai dengan kebutuhan petani. Jumlah dari kuota tersebut tergantung dari luas lahan yang dimiliki setiap petani. Namun, kartu tersebut tidak dapat diuangkan,”.

Dengan Kartu Tani, pemerintah bisa mengetahui dengan tepat data petani yang membutuhkan pupuk dan jumlah pupuk yang dibutuhkan. Oleh karena itu, distribusi pupuk subsidi akan lebih tepat sasaran dan efisien. 

Dengan pembagian kartu tani ini, diharapkan penggunaannya agar tepat sasaran sehingga alokasi dalam hal utama yaitu pupuk bersubsidi bisa tersalurkan dengan baik dan juga bisa meminimalisir setiap permasalahan yang ada.

MOL Bonggol Pisang

MOL Bonggol Pisang

Pohon pisang oleh sebagian besar masyarakat yang dimanfaatkan hanyalah buahnya, sehingga bagian yang lainnya tidak termanfaatkan dan dibuang begitu saja menjadi limbah. Namun, bagian tanaman pisang mulai dari akar sampai daun sebenarnya memiliki banyak manfaat, contohnya adalah bonggol pisang. Bonggol pisang pada dasarnya mengandung mikroba yang bagus untuk mengurai bahan organik. Di samping itu juga dapat berfungsi sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman, yang dikembangkan dari mikroorganisme yang berada di tempat tersebut (Panudju, 2011). Mikrobia pengurai terletak pada bonggol pisang tersebar baik bagian dalam maupun bagian luar dari bonggol pisang (Suhastyo, 2011). Maka dari itu, bonggol pisang dapat dimanfaatkan sebagai Mikroorganisme lokal (MOL) bonggol pisang. 

Jenis mikrobia yang telah diidentifikasi pada MOL bonggol pisang antara lain Bacillus sp., Aeromonas sp., dan Aspergillus nigger yang berfungsi untuk membantu dan memaksimalkan penguaraian bahan organik (Suhastyo, 2011). Mikrobia pada MOL bonggol pisang akan bertindak sebagai dekomposer bahan organik yang akan dikomposkan. Menurut Wulandari dkk. (2009) bonggol pisang mengandung karbohidrat 66,2%. Kandungan korbohidrat yang tinggi tersebut akan membantu perkembangan mikroorganisme yang baik bagi tanah. Adapun bahan yang digunakan untuk membuat MOL bonggol pisang sebagai berikut:

  1. Bonggol pisang dari tanaman sehat yang dicacah sebanyak 50 kg
  2. Air cucian beras sebanyak 100 liter
  3. Molases sebanyak 5 liter

MOL bonggol pisang siap aplikasi setelah minimal 14 hari fermentasi menggunakan instalasi aerator. MOL bonggol pisang memiliki peranan dalam masa pertumbuhan vegetatif tanaman dan tanaman toleran terhadap penyakit. Kadar asam fenolat yang tinggi membantu pengikatan ion-ion Al, Fe dan Ca sehingga membantu ketersediaan P tanah yang berguna pada proses pembungaan dan pembentukan buah (Setianingsih, 2009). Dengan menggunakan bahan yang tersedia di lingkungan sekitar, MOL bonggol pisang sangatlah murah  dengan estimasi pengeluaran biaya bahan hanya untuk molases yaitu Rp. 8.000/liter, sehingga menghemat biaya produksi. Hasil MOL bonggol pisang dalam 1 musim tanam komoditas padi hanya membutuhkan 4-6 liter/Ha. Selain itu, dengan memanfaatkan MOL bonggol pisang akan menciptakan pertanian yang ramah lingkungan sehingga produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik terutama jika dikonsumsi aman untuk kesehatan. 

Daftar Pustaka 

Setyaningsih, R. 2009. Kajian Pemanfaatan Pupuk Organik Cair Mikroorganisme Lokal (Mol) Dalam Priming, Umur Bibit Dan Peningkatan Daya Hasil Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) (Uji Coba Penerapan System Of Rice Intensification”. Tesis. Jurusan Biologi UNS

Suhastyo, A. A. 2011. Studi Mikrobiologi dan Sifat Kimia Mikroorganisme Lokal yang digunakan pada Budidaya Padi Metode SRI (System of Rice Intensification). Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 69 hal.

Wulandari D.,D.N. Fatmawati, E.N. Qolbaini, K.E. Mumpuni, & S. Praptinasari. 2009. Penerapan MOL (mikroorganisme Lokal) Bonggol Pisang sebagai Biostarter Pembuatan Kompos. PKM-P. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Pelatihan Serentak Pembuatan MOL/POC Kecamatan Bringin

Pelatihan Serentak Pembuatan MOL/POC Kecamatan Bringin

Rabu, 21 September 2022 terlaksana kegiatan Pelatihan Serentak Pembuatan MOL/POC dalam rangka Pengembangan Lumbung MOL/POC Mendukung Pertanian Ramah Lingkungan di Kecamatan Bringin Tahun 2022. Lokasi Pelatihan ini di Sekretariat Gapoktan Mitra Panca Tani, Desa Mojo. Kegiatan ini selain diikuti oleh 15 orang petani, PPL, POPT juga didampingi oleh perwakilan Babinkamtibnas dan Koramil Kecamatan Bringin. 

Acara dimulai dengan mempersiapkan alat dan bahan, koordinasi sebelum memulai pelatihan, praktik pembuatan, dan terakhir ditutup oleh sambutan dari Kepala Desa Mojo, PLT Koordinator BPP Kecamatan Bringin, dan Ketua Gapoktan Mitra Panca Tani disertai diskusi tanya jawab. 

Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan POC Urine Kelinci ini yaitu : 

Alat : 

  1. Jirigen 1 buah
  2. Karung 1 buah
  3. Ember 1 buah 
  4. Kayu tumbuk 1 buah

Bahan : 

  1. Air kelapa 10 Liter 
  2. Air leri (cucian beras) 10 liter
  3. Air urine kelinci 10 liter 
  4. Tetes tebu (molases) 1 liter 
  5. EM4 1 botol 
  6. Kunyit 200 gram 
  7. Temu ireng 200 gram 
  8. Jahe 200 gram
  9. Bawang merah 2 kilogram
  10. Daun kelor secukupnya. 

Pertama siapkan alat dan bahan, lalu bahan-bahan padat dimasukkan ke dalam karung untuk ditumbuk. Selanjutnya tumbuk bahan tersebut hingga setengah halus menggunakan kayu tumbuk. Setelah halus, bahan dimasukkan ke jirigen. Dilanjutkan memasukkan air leri atau air cucian beras ke jirigen, lalu molases, air kelapa, EM4 dan terakhir masukkan urine kelinci. Lanjut dengan memasang aerator di atas jirigen. Cara kerja Aerator yaitu Udara dari Aerator masuk ke cairan PK. Dari cairan PK masuk ke kapas. Dari kapas masuk ke jirigen. Dari jirigen udara keluar di air kontrol. Lalu tutup jirigen dan biarkan berfermentasi selama 14 hari atau 2 minggu. 

Harapan dari kegiatan ini petani mau dan mampu membuat POC dan MOL secara perseorangan atau kelompok, sehingga terciptanya lumbung MOL yang dapat bermanfaat bagi petani, untuk mendukung terwujudnya pertanian ramah lingkungan berkelanjutan di Kabupaten Ngawi. Sehingga, dapat meminimalisir biaya produksi, dan pendapatan usaha tani dapat lebih maksimal. 

Penerapan Sistem Mina Padi

Penerapan Sistem Mina Padi

Era saat ini, pemaksimalan lahan pertanian amatlah penting dilakukan guna mendapatkan hasil yang maksimal. Sistem Mina Padi merupakan salah satu inovasi dalam memaksimalkan lahan pertanian terutama untuk komoditas padi. Sistem Mina Padi itu sendiri adalah teknologi tepat guna dalam rangka optimalisasi produktifitas lahan sawah melalui integrasi budidaya ikan dengan padi.

Penarapan Mina Padi dilakukan di lahan Bapak Sumarwan selaku anggota Kelompok Tani Ngudi Makmur Desa Banjaransari Kecamatan Padas. Ketertarikan Bapak Sumarwan terhadap Mina Padi tidak terlepas dari informasi yang disampaikan oleh PPL bahwa sistem Mina Padi dapat memberikan keuntungan terhadap usahatani yang dikelola. Penaburan sebanyak 1000 ekor ikan nila dan 1000 ekor ikan tombro dilakukan pada tanggal 12 September 2022 di lahan Bapak Sumarwan. Adapun bentuk kolam yaitu keliling, dimana caren berada di 4 sisi lahan padi dengan lebar 1 – 2 meter dan kedalaman 0,5 – 1 meter.

Sistem minapadi merupakan konsep budidaya yang mengintegrasikan antara budidaya ikan dan tanaman padi dalam suatu sistem budidaya, terdapat hubungan timbal balik yang menguntungkan antara ikan dengan padi, dimana ikan dapat menyediakan nutrisi bagi padi serta menyediakan pupuk dan memperbaiki struktur tanah melalui hasil metabolisme (feses) dan sisa pakan yang tidak terkonsumsi, sedangkan padi menyediakan oksigen dan tempat perlindungan bagi ikan. Selain itu, keuntungan sistem Mina Padi yaitu:

  1. Meningkatkan produksi padi dari 5 – 6 ton/Ha/ panen menjadi 8 – 10 ton/Ha/panen. 
  2. Efisiensi penggunaan pupuk, bibit padi dan pakan ikan. 
  3. Efisiensi pemanfaatan lahan padi 80%. 
  4. Tambahan pendapatan petani 15 – 60 juta/Ha. 
  5. Padi bebas pestisida dan menghasilkan produk organik. 
  6. Resiko rendah dari serangan hama. 
  7. Mempercepat perbaikan lingkungan.
  8. Mudah melakukan pengaturan air irigasi. 
  9. Memperbaiki kesuburan dan tekstur tanah. 
  10. Meningkatkan pendapatan petani.

Harapan penerapan Mina Padi di Desa banjaransari adalah sebagai percontohan bagi petani sekitarnya dalam meningkatkan kapasitasnya guna memaksimalkan ketersediaan lahan dengan mengusahakan 2 komoditas yaitu padi dan ikan. Dengan itu, pendapatan petani akan meningkat dan tujuan akhir yaitu kesejahteraan juga meningkat.  

Sumber: 

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan Dan Perikanan. 2018. Budidaya Ikan Sistem Minapadi. https://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/DJPB/Leaflet/minapadi.pdf