Jum’at Berkah Bersama Bupati Ngawi Dalam Rangka Sambang Desa Nyambung Roso

Jum’at Berkah Bersama Bupati Ngawi Dalam Rangka Sambang Desa Nyambung Roso

Jumat, 11 November 2022.  Salah satu kegiatan yang dilaksanakan  oleh Bapak bupati dan wakil bupati yaitu jum”at Berkah” (Jum’at Bersama Kepala Daerah) Sambang Desa Nyambung Roso yang bertempat di 3 desa yaitu Desa Randusongo Desa Widodaren dan Desa Guyung Kecamatan Gerih. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Poktan/Gapoktan, masyarakat, Seluruh SKPD  dan Seluruh Kepala Desa Sekecamatan Gerih. 

Pada kesempatan tersebut bapak bupati  Bapak Ony Anwar Harsono berdialog bersama petani poktan /gapoktan yang berkaitan pertanian ramah lingkungan berkelanjutan (PRLB) serta melihat hasil pembuatan Pupuk organic dari poktan/poktan. 

Ony Anwar mengatakan, beralih ke pertanian ramah lingkungan berkelanjutan tidak sekedar mampu mempebaiki kesuburan saja, namun akan menyehatkan tanah, sehingga akan menjamin kesehatan tanaman dan hasilnya.  

Di samping itu, petani juga didorong agar beralih ke sistem pertanian yang ramah lingkungan. Adapun Pemkab Ngawi memiliki target luasan pertanian organik mencapai 2000  hektar hingga tahun 2023 ini. Yang dimana sekrang sudah mencapai 700 ha. 

Mengenai pertanian ramah lingkungan Desa Widodaren sudah melaksanakan pertanian ramah lingkungan transsisi dengan jumlah 4,28 ha. Desa Randusongo sudah melaksanakan pertanian ramah lingkungan transsisi dengan jumlah 32,05 Ha Desa Guyung sudah melaksanakan pertanian ramah lingkungan transsisi dengan jumlah 15,75 ha. 

Jum’at hari yang penuh keberkahan. Semoga hari ini dipenuhi dengan rahmat-Nya. 

Pelatihan Budidaya dan Pengendalian Penyakit Tanaman Tembakau di BBPP Ketindan Malang

Pelatihan Budidaya dan Pengendalian Penyakit Tanaman Tembakau di BBPP Ketindan Malang

Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Kabupaten Ngawi pada hari Kamis s/d Sabtu 27 – 29 Oktober 2022 mengadakan Pelatihan Budidaya dan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau di BBPP Ketindan Malang, mengirimkan sebanyak 30 orang petani tembakau dari kelompok tani di Kecamatan Bringin, Kedunggalar, Karangjati, Kendal, Ngrambe, Sine dan Jogorogo. Materi disampaikan oleh Dadang dari Pusat Pelatihan Pertanian Dan Perdesaan Swadaya (P4S)  ”ALAM LESTARI” Blitar . Pupuk Organik bokhasi adalah bahan organik yang difermentasi dengan menggunakan mikroorganisme Bakteri, Jamur dan MOL. Keistimewaan dan Keuntungan, menciptakan tanah yang lebih subur dengan cara memperbaiki populasi mikroba secara alami, memacu pertumbuhan tanaman secara pesat, yang berdampak pada peningkatan hasil panen, memaksimalkan efektifitas pupuk dengan cara membuat nutrisi menjadi lebih tersedia bagi tanaman, membantu proses dekomposisi jerami dan bahan organik lainnya serta melepaskan nutrisi tambahan ke dalam tanah, bakteri yang mendiami tanah akan terus bekerja untuk memberikan manfaat jangka panjang.

Hama dan penyakit merupakan OPT (Organisme  Pengganggu Tumbuhan)  yang menyebabkan kerusakan dan kerugian (pertumbuhan tanaman terganggu, hasil produksi menurun, hingga gagal panen). Hari kedua kunjungan Ke P4S (Pusat Pelatihan Pertanian Dan Perdesaan Swadaya) Tani Makmur Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan  memepelajari teknik pembuatan pestisida nabati. Pestisida nabati merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu dari tumbuhan baik dari daun, buah, biji atau akar. Biasanya bagian tumbuhan tersebut mengandung senyawa atau metabolit sekunder dan memiliki sifat racun terhadap hama dan penyakit tertentu.

Hari ketiga kunjungan Di Desa Tangkil Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar. Ketua APTI Kabupaten Blitar Sunyoto mengajarkan budidaya tembakau Organik, melihat langsung pengolahan panen dan pemasaran.  Tembakau organik baru di kembangkan selama 2 ± 4 tahun, Varietas yang dikembangkan diantaranya  varietas Kedululang dan Kenongo. Harmaji (pengepul) bersedia menampung semua jenis tembakau yang dihasilkan oleh petani. sedangkan APTI hanya sebagai mediator antara petani dan pengepul, tentang harga kesepakatan petani dan pengepul. Untuk harga bervariasi sesuai grade merajang, semisal dengan menggunakan alat mencampur atau tidak memakai alat. Pengeringan tidak memakai oven tapi dengan sinar matahari. Daun yang sudah kering  hasil  oven akan berbau sangit yang menyebabkan daun tembakau nanti tidak laku.

Pemupukan Berimbang Kecamatan Kedunggalar

Pemupukan Berimbang Kecamatan Kedunggalar

Pengertian pemupukan secara garis besar adalah usaha untuk memberikan tambahan nutrisi dan unsure hara baik makro maupun mikro dengan tujuan mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik. Biasanya pemupukan digunakan pada tanaman, baik tanaman budidaya maupun tanaman hias,  namun tidak menutup kemungkinan pemupukan digunakan untuk menyuburkan tanah.

Pemupukan bisa dilakukan dalam beberapa cara, bisa dengan pemupukan tabur, kocor,   semprot dan injek atau kita kenal disuntikan.

Konsep pemupukan berimbang adalah pemberian sejumlah pupuk untuk mencapai ketersediaan hara-hara esensial yang seimbang dan optimum kedalam tanah, dengan tujuan untuk : 

  1. Meningkatkan produktivitas dan mutu hasil pertanian
  2. Meningkatkan efisiensi pemupukan
  3. Meningkatkan kesuburan dan kelestarian tanah
  4. Menghindari pencemaran lingkungan dan keracunan tanaman

Dengan penerapan pemupukan berimbang diharapkan sesuai status hara tanah, maka kebutuhan tanaman dan target hasil (neracahara) bisa tercapai. Adapun penentuan dosis pupuk yang sesuai status hara tanah dan kebutuhan tanaman ditetapkan dengan uji tanah. Pengelolaan bahan organik dan pupuk hayati dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pupuk anorganik. Pupuk berimbang “dapat” menggunakan pupuk majemuk tetapi “tidaksama” dengan pupuk majemuk karena penerapan pupuk berimbang harus disesuaikan status hara tanah dan produktivitas padi atau varietas padi,  dimana formula  pupuk majemuk harus bersifat “spesifiklokasi” (sesuai status hara dan produktivitas). Pupuk majemuk tetap memerlukan “tambahan” pupuk tunggal seperti urea, SP-36 dan/atau KCl.

Prinsip Pemupukan Berimbang adalah pemupukan dengan empat tepat:

  1. Tepat Jenis/Bentuk yaitu formula pupuk sesuai kondisi tanah dan kebutuhan tanaman.
  2. Tepat Dosis yaitu sesuai dengan status hara tanah, kebutuhan tanaman, dan target hasil .
  3. Tepat Waktu yaitu hara tersedia saat tanaman memerlukan dalam jumlah banyak
  4. Tepat Cara yaitu penempatan pupuk di lokasi tanaman secara efektif mengakses hara

Hara tanah berasal dari pelapukan bahan induk, bahan organik, air irigasi dan hujan serta pengelolaan petani. Sehingga Kesuburan tanah sangat erat hubungannya dengan bahan induk, pengelolaan bahan organik dan dosis pemupukan. Keseimbangan hara merupakan keseimbangan antara hara yang ditambah dan diambil tanaman yang muara pada suatu status hara. Jika hara yang ditambah lebih kecil dari hara yang diambil tanaman maka akan terjadi mining hara tanah (pengurasan), jika hara yang ditambah lebih besar dari hara yang diambil tanaman maka akan terjadi pengkayaan hara tanah (yang jika terjadi secara terus menerus maka akan terjadi kejenuhan) kemudian jika hara yang ditambah setara hara yang diambil tanaman maka yang demikian dinamakan pelestarian kesuburan tanah. Produktivitas tanaman akan sangat tergantung dengan ketersediaan hara, dimana dibatasi oleh ketersediaan hara dalam tanah yang paling minimum. Penambahan hara yang kurang berpengaruh terhadap ketersediaan hara lain. Jika hara yang kurang tergolong hara utama, maka produksi akan semakin rendah. Hara nitrogen (N) sangat dibutuhkan, hara P dan K tergantung status haranya. Sedangkan waktu pemupukan disesuaikan dengan stadia pertumbuhan tanaman.

Berdasarkan macamnya, pupuk terdiri dari dua macam, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik.

1. Pupuk organik

Pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan oleh bakteri pengurai. Macam-macamnya antara lain:

  1. Pupukkandang, merupakan pupuk yang berasal darikotoran hewan
  2. Pupuk hijau, merupakan pupuk organik yang berasal dari tanaman atau berupa sisa panen.
  3. Kompos, sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan dan limbah pabrik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi.
  4. Humus, merupakan material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-daun andan ranting-ranting  tanaman yang membusuk, yang akhirnya mengubah humus menjadi tanah. 
  5. Mikroba Penyubur Tanah, Mikroba yang dikemas sebagai pupuk cair disemprotkan ketanah hingga berkembangbiak dan memberi dampak positif bagi kesuburan tanah.

2. Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik atau pupuk buatan (dari senyawa anorganik) adalah pupuk yang sengaja dibuat oleh manusia dalam pabrik dan mengandung unsur hara tertentu dalam kadar tinggi. Pupuk anorganik digunakan untuk mengatasi kekurangan mineral murni dari alam yang diperlukan tumbuhan untuk hidup secara wajar. Pupuk anorganik dapat menghasilkan bulir hijau dan yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis.

Berdasarkan kandungan unsur-unsurnya, pupuk anorganik digolongkan sebagai berikut :

  1. Pupuk Tunggal

Pupuk tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsure hara sebagai penambah kesuburan. Contoh pupuk tunggal yaitu pupuk N, P, dan K.

a) Pupuk Nitrogen.

Fungsi nitrogen (N) bagi tumbuhan adalah:

  1. Mempercepat pertumbuhan tanaman, menambah tinggi tanaman, dan merangsang pertunasan.
  2. Memperbaiki kualitas, terutama kandungan proteinnya.
  3. Menyediakan bahan makanan bagi mikroba (jasadrenik)

Pupuk yang paling banyak mengandung unsure nitrogen adalah pupuk urea.

b) Pupuk Fosforus

Fosforus (P) bagi tanaman berperan dalam proses:

  1. Respirasi dan fotosintesis
  2. Penyusunan asam nukleat
  3. Pembentukan bibit tanaman dan penghasil buah.
  4. Perangsang perkembangan akar, sehingga tanaman akan lebih tahan terhadap kekeringan, dan,
  5. Mempercepat masa panen sehingga dapat mengurangi resiko keterlambatan waktu panen.

Unsure fosfor diperlukan diperlukan dalam jumlah lebih sedikit dari pada unsure nitrogen. Fosfor diserap oleh tanaman dalam bentuk apatit kalsium fosfat, FePO4, dan AlPO4.

c) Pupuk Kalium

Fungsi kalium bagi tanaman adalah:

  1. Mempengaruhi susunan dan mengedarkan karbohidrat di dalam tanaman.
  2. Mempercepat metabolisme unsure nitrogen.
  3. Mencegah bunga dan buah agar tidak mudah gugur.

  1. Pupuk Majemuk

Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsure hara yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah.Contoh pupuk majemuk yaitu NP, NK, dan NPK. Pupuk majemuk yang paling banyak digunakan adalah pupuk NPK yang mengandung senyawa ammonium nitrat (NH4NO3), ammonium dihidrogen fosfat (NH4H2PO4), dan kalium klorida (KCL).

Penggunaan pupuk majemuk harus disesuaikan dengan kebutuhan dari jenis tanaman yang akan dipupuk karena setiap jenis tanaman memerlukan perbandingan N, P, dan K tertentu. Di Indonesia beredar beberapa jenis pupuk majemuk dengan komposisi N, P, dan K yang beragam. (Anonymousc,2012)

Bentuk-bentuk Pupuk

1        Pupuk Padat

Untuk membantu pertumbuhan tanaman dapat dilakukan dengan pupuk yang padat. Pupuk padat lebih lama untuk diserap tanaman. Karena harus diubah dan mencampur dahulu didalam tanah agar dapat dimanfaat kandengan baik

2        Pupuk Cair

Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan organik dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk cair menyediakan nitrogen danunsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman (Hardjowigeno,2004).

Sumber: 

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian 2015

Kendalikan Harga Pangan, DKPP Gelar Pasar Pangan Murah Berkualitas di Ngawi

Kendalikan Harga Pangan, DKPP Gelar Pasar Pangan Murah Berkualitas di Ngawi

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur melangsungkan ‘Gelar Pasar Murah Berkualitas’ di halaman perkantoran Kecamatan Ngawi di Gang Sumbawa no 17, Ngelarangan, Karangasri, Ngawi. Pada hari Jumat 4 November 2022. Program ini selaras dengan semangat Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa untuk menjaga kestabilan harga bahan pokok dengan koordinasi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi melalui Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan.

Bapak Camat kecamatan Ngawi, membuka Pasar Pangan Murah Berkualitas, Pasar Pangan Murah Berkualitas ini terbuka bagi masyarakat yang ingin membeli kebutuhan bahan pokoknya, di Gelar Pasar Murah Berkualitas itu, lanjutnya, terdapat aneka sembako seperti beras, minyak goreng, gula pasir, cabai merah besar, canai rawit merah, bawang putih, telur ayam, daging ayam, daging sapi dan lainnya.

Kemudian juga ada makanan olahan seperti frozen food, kue kering, makanan ringan, minuman herbal, krimer tinggi serat, aneka sambal, saus dan sarden, hingga makanan dan minuman siap saji lainnya. Dinas Ketahan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi berharap masyarakat bisa datang membeli langsung produk yang dibutuhkan, karena harga juga murah dibawah harga pasar. “Datang dan membeli produk yang dibutuhkan,”.

TTIC (TOKO TANI INDONESIA CENTER) Ngawi, juga membuka lapak diacara ini. TTIC menawarkan Beras Segar hasil Gapoktan di Kabupaten Ngawi dengan harga khusus Rp 8500 saja. Kemudian TTIC juga menawarkan telur omega dengan hraga Rp 23500.

Susut Hasil Panen Komoditi  Tanaman Pangan Padi

Susut Hasil Panen Komoditi Tanaman Pangan Padi

  1. Susut akibat perontokan menggunakan Power Thresher Mobile

Susut yang dihitung adalah sisa-sisa gabah yang tercecer di sekitar alat baik di atas terpal maupun karung yang sudah dipersiapkan. Penghitungan susut dilakukan dengan beberapa komponen sebelum dilakukan penimbangan gabah yang tercecer. 

  1. Susut panen dengan Combine Harvester

Metode ini dilakukan dengan menjalankan alat seperti halnya panen biasa. Dilakukan peletakkan 9 papan yang disebar sepanjang lintasan CHB untuk menampung gabah yang tercecer di bawah lintasan alat, dan pada bagian belakang alat dipasang layar atau terpal untuk menampung kotoran jerami yang keluar dari alat.

 

Berdasarkan hasil penghitungan akhir, didapatkan bahwa panen menggunakan Combine Harvester memiliki nilai susut yang paling rendah (0,2%), hal tersebut membuktikan bahwa hadirnya teknologi Combine Harvester memiliki manfaat yang cukup besar bagi petani sehingga petani tidak kehilangan hasil panen yang besar. Metode panen menggunakan Power Thresher memiliki nilai susut paling tinggi (3,17%), hal tersebut disebabkan kondisi padi yang basar sehingga hasil yang keluar dari alat terlempar lebih banyak daripada saat kondisi padi kering. Sedangkan metode manual memiliki nilai susut yang tergolong sedang (2,35%), karena kondisi lahan yang basah sehingga padi yang dipanen dapat langsung dimasukkan ke dalam karung.

“Ketersediaan sarana dan tingkat SDM juga mempengaruhi hasil panen suatu komoditas”, jelas perwakilan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur. Susut hasil dapat ditekan dengan penetapan waktu panen dan waktu perontokkan, serta dipengaruhi dengan penggunaan alat yang tepat pada saat panen.

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]

  1. Susut panen secara manual dengan menggunakan sabit bergerigi

Penghitungan susut panen secara manual dilakukan dengan metode ubinan, kemudian peletakkan papan 9, dan panen dengan memotong batang padi menggunakan sabit.

  1. Susut akibat perontokan menggunakan Power Thresher Mobile

Susut yang dihitung adalah sisa-sisa gabah yang tercecer di sekitar alat baik di atas terpal maupun karung yang sudah dipersiapkan. Penghitungan susut dilakukan dengan beberapa komponen sebelum dilakukan penimbangan gabah yang tercecer. 

  1. Susut panen dengan Combine Harvester

Metode ini dilakukan dengan menjalankan alat seperti halnya panen biasa. Dilakukan peletakkan 9 papan yang disebar sepanjang lintasan CHB untuk menampung gabah yang tercecer di bawah lintasan alat, dan pada bagian belakang alat dipasang layar atau terpal untuk menampung kotoran jerami yang keluar dari alat.

 

Berdasarkan hasil penghitungan akhir, didapatkan bahwa panen menggunakan Combine Harvester memiliki nilai susut yang paling rendah (0,2%), hal tersebut membuktikan bahwa hadirnya teknologi Combine Harvester memiliki manfaat yang cukup besar bagi petani sehingga petani tidak kehilangan hasil panen yang besar. Metode panen menggunakan Power Thresher memiliki nilai susut paling tinggi (3,17%), hal tersebut disebabkan kondisi padi yang basar sehingga hasil yang keluar dari alat terlempar lebih banyak daripada saat kondisi padi kering. Sedangkan metode manual memiliki nilai susut yang tergolong sedang (2,35%), karena kondisi lahan yang basah sehingga padi yang dipanen dapat langsung dimasukkan ke dalam karung.

“Ketersediaan sarana dan tingkat SDM juga mempengaruhi hasil panen suatu komoditas”, jelas perwakilan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur. Susut hasil dapat ditekan dengan penetapan waktu panen dan waktu perontokkan, serta dipengaruhi dengan penggunaan alat yang tepat pada saat panen.

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]

Salah satu kegiatan yang dilaksanakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur untuk mengetahui nilai susut hasil panen komoditas padi yaitu Pengukuran Susut Hasil Komoditi Tanaman Pangan yang dilaksanakan di Desa Sukowiyono, Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawi (02/11/2022). Kegiatan juga dilaksanakan bersama BPP Kecamatan Padas dan Petugas Data Tanaman Pangan.

Penghitungan susut hasil ini hanya dapat dilaksanakan pada saat memasuki masa panen, yang pelaksanaannya dilakukan dengan beberapa metode antara lain:

  1. Susut panen secara manual dengan menggunakan sabit bergerigi

Penghitungan susut panen secara manual dilakukan dengan metode ubinan, kemudian peletakkan papan 9, dan panen dengan memotong batang padi menggunakan sabit.

  1. Susut akibat perontokan menggunakan Power Thresher Mobile

Susut yang dihitung adalah sisa-sisa gabah yang tercecer di sekitar alat baik di atas terpal maupun karung yang sudah dipersiapkan. Penghitungan susut dilakukan dengan beberapa komponen sebelum dilakukan penimbangan gabah yang tercecer. 

  1. Susut panen dengan Combine Harvester

Metode ini dilakukan dengan menjalankan alat seperti halnya panen biasa. Dilakukan peletakkan 9 papan yang disebar sepanjang lintasan CHB untuk menampung gabah yang tercecer di bawah lintasan alat, dan pada bagian belakang alat dipasang layar atau terpal untuk menampung kotoran jerami yang keluar dari alat.

 

Berdasarkan hasil penghitungan akhir, didapatkan bahwa panen menggunakan Combine Harvester memiliki nilai susut yang paling rendah (0,2%), hal tersebut membuktikan bahwa hadirnya teknologi Combine Harvester memiliki manfaat yang cukup besar bagi petani sehingga petani tidak kehilangan hasil panen yang besar. Metode panen menggunakan Power Thresher memiliki nilai susut paling tinggi (3,17%), hal tersebut disebabkan kondisi padi yang basar sehingga hasil yang keluar dari alat terlempar lebih banyak daripada saat kondisi padi kering. Sedangkan metode manual memiliki nilai susut yang tergolong sedang (2,35%), karena kondisi lahan yang basah sehingga padi yang dipanen dapat langsung dimasukkan ke dalam karung.

“Ketersediaan sarana dan tingkat SDM juga mempengaruhi hasil panen suatu komoditas”, jelas perwakilan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur. Susut hasil dapat ditekan dengan penetapan waktu panen dan waktu perontokkan, serta dipengaruhi dengan penggunaan alat yang tepat pada saat panen.