Feb 10, 2023 | Artikel
Tanaman karet merupakan salah satu komoditas perkebunan penting yang memiliki prospek yang cerah untuk di budidayakan. Tanaman karet menghasilkan lateks sebagai bahan baku pembuatan produk sintesis seperti alat-alat kendaraan, alat kesehatan, perkakas dll. Upaya peningkatan produktivitas tanaman karet terus dilakukan. Agar mampu tumbuh dengan baik dan menghasilkan banyak lateks maka perlu memperhatikan syarat tumbuh, lingkungan dan teknik budidaya yang tepat. Namun dalam proses budidaya tanaman karet terkadang ditemui beberapa kendala seperti adanya serangan penyakit yang menyerang tanaman karet sehingga dapat mengganggu proses pertumbuhan karet dan menurunkan produktivitas karet dalam menghasilkan lateks, termasuk karet Lampung yang memiliki luas areal 199.625 ha dengan produktivitas 1.376 kg/ha, masih dibawah produktivitas rata-rata minimal 1500 kg/ha. Penyakit yang menyerang tanaman karet antara lain: jamur akar putih, kanker garis, gugur daun.
Penyakit Jamur Akar Putih
Penyebab: Jamur Rigidoporus lignosus atau R.icropus
Gejala Serangan:
- Mati mendadak seperti tersiram air panas pada musim hujan,
- Terbentuk buah lebih awal pada tanaman muda yang seharusnya belum cukup waktunya berbuah dan bertajuk tipis.
- Daun berwarna hijau gelap kusam dan keriput, permukaan daun menelungkup.
- Pada permukaan akar terdapat benang-benang berwarna putih kekuningan menempel pipih menyerupai akar rambut yang menempel kuat dan sulit dilepas.
- Gejala lanjut akar membusuk, lunak dan berwarna coklat.
- Gejala lainnya badan buah berbentuk kipas tebal, agak berkayu, mempunyai zone-zone pertumbuhan, sering mempunyai struktur serat yang radier, mempunyai tepi yang tipis. Warna permukaan atas bakal buah dapat berubah tergantung dari umur dan kandungan airnya. Pada waktu masih muda berwarna jingga jernih sampai merah kecoklatan,dengan zone berwarna gelap yang agak menonjol
Penyakit Bidang Sadap Kanker Garis
Penyebab: Phytophthora palmivora
Gejala Serangan:
- Adanya selaput tipis berwarna putih kelabu dan tidak begitu jelas menutupi alur sadap, apabila dikerok diatas irisan sadap akan tampak garis-garis tegak, berwarna coklat atau hitam.
- Garis-garis ini berkembang dan berpadu satu sama lain membentuk jalur hitam yang terlihat seperti retak-retak membujur pada kulit pulihan.
- Terdapat benjolan-benjolan atau cekungan cekungan pada bekas bidang sadap lama sehingga sangat mempersulit penyadapan berikutnya.
- Gejala lanjut lateks yang keluar berwarna coklat dan berbau busuk.
Penyakit Batang; Nekrosisnkulit
Penyebab: Jamur Fusarium solani, berasosiasi dengan Botrydiplodia sp
Gejala serangan:
- Timbul bercak coklat kehitaman seperti memar pada permukaan kulit dan dapat timbul mulai dari kaki gajah sampai di percabangan.
- Bercak membesar, bergabung satu sama lain, basah dan akhirnya seluruh kulit batang dan cabang
- Penyakit berkembang pada lapisan kulit sebelah dalam dan merusak lapisan kambium bahkan sampai ke lapisan kayu.
- Serangan lanjut kulit pecah dan terjadi pendarahan karena pembuluh lateks Pecah
Penyakit Daun Colletotrichum
Penyakit daun Colletotrichum merupakan penyakit yang baru mendapat perhatian. Meskipun pada karet Colletotrichum terutama menyerang daun, jamur yang sama juga dapat menyerang semua bagian hijau dari tanaman karet, termasuk buah, dan juga menyebabkan mati ujung pada ranting-ranting yang. Serangan Colletotrichum yang berat pada daun-daun muda yang baru dibentuk setelah tanaman meranggas dapat menyebabkan gugurnya banyak daun muda, yang disebut gugur daun sekunder.
Penyakit Daun Phytophthora
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytopthora sp. membentuk zoosporangium yang mudah disebarkan angin, yang jika jatuh di tempat yang berair.kecambah yang mengadakan infeksi ke dalam jaringan yang rentan.
Gejala:
- Daun yang terinfeksi gugur, sementara anak-anak daun masih melekat pada tangkai.
- Pada tangkai daun terdapat satu bercak atau lebih yang berwarna coklat tua atau hitam dengan bintik putih di tengahnya, yang terdiri dari lateks yang membeku.
- Umumnya daun-daun yang gugur masih berwarna hijau dan tampak seperti daun sehat, meskipun kadang-kadang warnanya sudah berubah menjadi kuning atau merah.
Penyakit Gugur Daun
Penyebab: jamur Pestalotiopsis sp
Gejala:
- Adanya bintik cokelat pada daun muda yang berkembang menjadi bercak cokelat tua dan terdapat batas yang jelas antara bagian bercak daun yang masih sehat, daun gugur sebelum waktunya,
- Daun baru yang terbentuk lebih kecil dari ukuran daun normal,
- Sebagian ranting mati dan tajuk tanaman meranggas serta berkurang lebih dari 50%,
- Produksi getah menurun sampai 45%.
Source: Diseminasi Teknologi, Cybex Pertanian
Feb 2, 2023 | Artikel
Serangan hama tikus sekarang ini masih menjadi OPT utama dalam budidaya tanaman pangan disamping pengaruh perubahan iklim, telah berbagai cara dilakukan untuk menekan serangan tikus di lahan, diantaranya gropyokan, penggunaan umpan beracun, emposan, maupun penangkaran burung hantu dan belum memberikan hasil yang optimal untuk mengurangi serangan hama tikus di lahan milik para petani.
Terdapat inovasi terbaru yang ditemukan oleh Bapak Yoso Martono Suyadi atau Mbah Yoso dari Desa Tegalsari, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo dalam penanggulangan tikus yang terbuat dari bahan-bahan alami dan mudah didapatkan. Inovasi antisipasi pengendalian tikus ini disebut dengan Bioyoso, nama Bioyoso sendiri diambil dari nama Mbah Yoso. Ramuan Bioyoso ini sudah digunakan oleh Mbah Yoso dalam mengumpan Tikus di lahan miliknya dan lingkungan sekitarnya.
Ramuan Bioyoso ini merupakan pestisida berbahan alami guna mengendalikan hama tikus, caranya adalah ramuan Bioyoso dijadikan umpan sistemik agar dimakan tikus dan kemungkinan tikus akan mengalami kemandulan dan gigi rontok, lalu selanjutnya mati dalam kurun waktu 2 minggu.
Bahan Pembuatan Bioyoso;
- 1 kg kulit pohon kamboja
- 1 kg umbi gadung
- 1 kg bekatul
- 1 kg ikan segar
- 10 butir ragi tape
- ¼ kg beras
Alat Pembuatan Bioyoso;
- Tumbu
- Plastik
- Alas untuk menjemur
Cara Pembuatan Bioyoso;
- Rajang kasar kulit kamboja
- Potong kecil umbi gadung
- Masukkan semua bahan kedalam tumbu
- Tumbuk halus semua bahan
- Bulat-bulat menjadi kecil ramuan Bioyoso dengan plastik
- Jemur sampai kering
- Ramuan Bioyoso siap diaplikasikan menggunakan plastik
Pada 22 Juni 2022, Mbah Yoso mendapatkan piagam penghargaan dari menteri pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, sebagai stakeholder berinovasi kementerian pertanian dalam kategori pembuat pestisida nabati pemandul dan perontok gigi tikus. Bioyoso merupakan inovasi yang ramah lingkungan dan mendukung Pemerintah Ngawi dalam Program Pertanian Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan.
Jan 31, 2023 | Berita
Dalam mendukung pelaksaan Penilaian Usaha Perkebunan untuk penilaian periode tahun 2023 yang akan dilaksanakan pada tanggal 7 s/d 8 Februari 2023 oleh tim dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi Bidang Perkebunan dan Hortikultura melakukan Koordinasi dengan PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII Kebun Tretes dan PT. CANDI LOKA di Sine Kabupaten Ngawi (26/1/2023).
Pada kesempatan ini tim dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi juga dapat melihat proses pengolahan karet di PT.PERKEBUNAN NUSANTARA XII Kebun Tretes berlokasi di Sine Kabupaten Ngawi . Proses pengolahan getah karet mentah (latex) sebagai berikut :
1. Pengolahan Latex Pra-Koagulasi ada beberapa proses sebagai berikut :
a. Latex dari kebun dikumpulkan dalam drum saat diterima pabrik

b. Latex di cek dengan mengambil sampel setiap drumnya

c. Dibekukan di dalam Bak Penampungan

d. Selanjutnya di giling dengan alat Creeper

2. Proses pengasapan

3. Proses penyortiran
Dalam proses penyortiran karet yang sudah kering dipilih untuk dibersihkan dari kotoran, gelembung dan karet mentah.

4. Pengemasan
Kemudian dalam proses pengemasan dilakukan penimbang dan dilakukan pengepresan untuk dilakukan pembungkusan agar mudah untuk diberi peleteran guna mengetahui kualitas dan standart sesuai SNI.

Hasil olahan karet dari PT. Perkebunan Nusantara XII di ekspor ke luar negeri salah satunya di india. Selanjutnya tim Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Ngawi juga berkoordinasi dengan PT. Candi Loka yang merupakan perusahaan swasta nasional bergerak dibidang perkebunan yang memproduksi teh hijau di Sine Kabupaten Ngawi untuk ikut andil dalam Pelaksanan Penilaian Perkebunan Tahun 2023 yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur. Dalam kesempatan ini juga dapat melihat proses pengolahan Teh Hijau Tahapan pengolahannya terdiri atas pelayuan, penggulungan, pengeringan, sortasi dan grading serta pengemasan.
Jan 30, 2023 | Artikel
Tumbuhan liar yang sering kita jumpai ini kaya akan manfaat dalam bidang pertanian. Tanaman Putri Malu (Mimosa Pudica) tanaman asal Amerika Tropis dan tersebar di wilayah Asia. Tanaman ini merupakan tanaman perdu pendek suku polong – polongan, hidup di ketinggian hingga 1.200 meter diatas permukaan laut, Putri Malu memiliki kemampuan gerak seismonasti (tigmonasti), artinya daun tanaman akan menguncup ketika disentuh. Gerakan ini berfungsi untuk melindungi diri dari serangan hewan herbivora (pemakan tumbuhan) disekitarnya. Selain itu, ciri lain tanaman putri malu dikenal dari batangnya yang berwarna merah, dan jika sudah tua batangnya akan berubah warna menjadi warna hijau.
FAKTA MENARIK MENGENAI TANAMAN INI
Jika kita perhatikan tumbuhan putri malu terdapat beberapa fakta menarik. Pertama, putri malu sangat invasif terhadap tanaman lain dalam suatu ekosistem tempat hidupnya. Artinya, putri malu berkembang sangat cepat melebihi populasi tanaman lain.
Kedua, putri malu tahan terhadap cekaman abiotik. Hal ini bisa diperhatikan, bahwa tanaman ini lebih tahan terhadap kekurangan air, daunnya pun selalu nampak hijau saat kemarau panjang. Fakta tersebut dapat dimaknai, pasti ada sesuatu yang luar biasa di area perakaran, sehingga mampu memberi daya hidup bagi si pemalu itu.

Jika menilik dari sukunya, tumbuhan putri malu termasuk saudara jauh dari kedelai, kacang tanah dan kacang hijau. Tanaman tersebut memiliki pabrik pupuk berupa bintil-bintil akar. Dalam bintil-bintil akar tersebut bermiliar-miliar konsorsium koloni mikroba bersimbiosis mutualisme dengan akar putri malu.
MIKROBA DALAM RIZOSFER AKAR PUTRI MALU:
- Rhizobium bakteri gram negatif aerob dalam suku Rizhobiaceae yang bersimbiosis dengan inang tertentu seperti pada tumbuhan suku leguminosa dan kacang-kacangan.
- Bacillus sp adalah jenis bakteri yang “numpang hidup” pada rizosfer akar. Salah satu manfaat bakteri ini adalah kemampuannya untuk melarutkan fosfat dan kalium serta menghasilkan zpt pemacu pertumbuhan tanaman, juga menekan perkembangan mikroba patogen.
- Pseudomonas putida adalah salah satu strain Bakteri Pseudomonas sp. yang biasa menghuni rizosfer akar. Pseudomonas putida yang disolasi dari perakaran putri malu mampu menekan serangan penyakit layu bakteri akibat bakteri Ralstonia Solanacearum.
- Actinomycetes adalah bakteri yang dikenal memiliki kemampuan menghasilkan antibiotik terhadap beberapa jenis bakteri pathogen tular tanah. Bakteri ini banyak hidup sekitar perakaran tumbuhan berakar serabut, termasuk tumbuhan putri malu.
Sumber:
Bbpopt.tanamanpangan.pertanian.go.id (2020, 09 Juni). Banyak yang tidak tahu, inilah manfaat putri malu bagi petani. Diakses pada 27 Januari 2023.
Irfanti, D. Y., Marsuni, Y., & Liestiany, E. (2021). Uji Antagonis Bacillus sp. dan Pseudomonas berfluorescens dari Rhizosfer Bambu, Rumput Gajah dan Putri Malu dalam Menekan Bakteri Ralstonia solanacearum. JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA, 4(1), 292-298.
Nufus, N. H., Wangiyana, W., & Suliartini, N. W. S. (2022). Isolasi Dan Karakterisasi Mikrobia Bintil Akar Putri Malu (Mimosa Pudica) Indigenus Dari Lahan Kering Pringgabaya, Lombok Timur. Gontor AGROTECH Science Journal, 8(1), 18-27.
Yuliani, Y. (2017). Pemanfaatan Rptt (Rhizobakteri Pemacu Tumbuh Tanaman) Akar Putri Malu Dan Giberelin Untuk Peningkatan Pertumbuhan Tanaman Cabai (Capsicum Annum L.). AGROSCIENCE, 6(2), 49-54.
Jan 26, 2023 | Artikel
SLPHT merupakan suatu cara melatih petani untuk memiliki ketrampilan dalam pengendalian hama untuk meningkatkan kualitas dan produksi tanaman dalam bentuk sekolah lapang. Undang-undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 1992 tentang sistem budidaya tanaman, pasal 20 menetapkan bahwa perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan sistem perlindungan tanaman yang erat kaitannya dengan usaha pengamanan produksi mulai dari pra-tanam, pertanaman, sampai pasca panen.
Sekolah Lapang merupakan salah satu kegiatan yang dianggap solutif dalam rangka pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada Tanaman. Dampak pengembangan agribisnis hortikultura tersebut adalah adanya serangan OPT yang menyebabkan kehilangan hasil pada beberapa komoditas hortikultura. Masalah OPT merupakan hal yang sangat kompleks yang terjadi dari interaksi antara komponen-komponen agroekosistem dan campur tangan manusia dalam mengelolanya, sehingga diperlukan suatu konsep untuk mengatasi masalah OPT yang lebih efisien, efektif dan lebih bersahabat dengan lingkungan. Konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan jawaban alternatif yang memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut dalam mengatasi masalah OPT.
Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan adanya kegiatan perlindungan hortikultura pada komoditas yang dianggap potensial untuk dikembangkan. Dan tujuan diadakannya kegiatan SLPHT ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keahlian petani/kelompok tani dalam menganalisa data dan informasi agroekosistem, memasyarakatkan dan melembagakan penerapan PHT dalam pengelolaan usahatani dan meningkatkan pengamanan produksi terhadap gangguan OPT. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang mempunyai potensi menimbulkan kerusakan ekonomis atau gangguan pada tanaman termasuk didalamnya adalah hama, penyakit, dan gulma.
Dari kegiatan SLPHT, para petani yang telah mengikuti dan lebih memahami teknik budidaya hingga pengolahan pasca panen. Diantaranya mengasah kemampuan petani dalam mengindetifikasi untuk tanamannya sendiri maupun kelompok, termasuk meningkatkan ketrampilan dalam menanggulangi pengendalian hama dan penyakit.