Gelar Pasar Murah Dalam Rangka Pengendalian Inflasi Daerah Kabupaten Ngawi Menjelang Idul Fitri 2023

Gelar Pasar Murah Dalam Rangka Pengendalian Inflasi Daerah Kabupaten Ngawi Menjelang Idul Fitri 2023

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi bersama Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Ngawi melangsungkan ‘Gelar Pasar Murah’ di halaman Jalan Serong Timur Alun – Alun Ngawi. Pada hari Rabu, 12 April 2023. Program ini dilaksanakan dalam rangka pengendalian inflasi daerah Kabupaten Ngawi menjelang Idul Fitri 2023.

Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko membuka Gelar Pasar Murah pada pukul 07.30 wib. Beliau berharap dengan adanya Gelar Pangan Murah mampu mengendalikan inflasi daerah Kabupaten Ngawi menjelang Idul Fitri 2023, dikarenakan bahan pangan yang dijual berkualitas dan harganya di bawah harga pasar. Gelar Pasar Murah ini terbuka bagi masyarakat Kabupaten Ngawi yang ingin membeli kebutuhan bahan pokoknya, di Gelar Pasar Murah Berkualitas itu, lanjutnya, terdapat aneka sembako seperti beras, minyak goreng, gula pasir, cabai merah besar, cabai rawit merah, bawang putih, telur ayam, daging ayam, dan sebagainya.

Kemudian juga ada makanan olahan seperti nastar, lidah kucing, kue kacang dan kue kue yang cocok dihidangkan ketika Idul Fitri nanti. Selain itu juga ada penyalanan publik seperti, Pelayanan Perizinan Usaha, Pelayanan Administrasi Kependudukan, Pelayanan Kesehatan Gratis, dan Pelayanan Perbankan.

TTIC (TOKO TANI INDONESIA CENTER) Ngawi merupakan binaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi, juga membuka lapak diacara ini. TTIC menawarkan Beras Segar hasil Gapoktan di Kabupaten Ngawi dengan harga khusus Rp 9.500/kg, kemudian beras TTI Sri Katon Rp 9.000/kg . Stand TTIC juga menawarkan Beras Gemas Rp 10.500/kg, Beras Mentik Susu Rp 15.000/kg, Beras Mentik Wangi Rp 15.000/kg dan Beras Mboro 17.500/kg

Selain itu pada acara ini juga diadakan lomba mewarnai tingkat Taman Kanak Kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Para peserta dengan antusias memwarnai gambar dengan sembako selaras dengan Gelar Pasar Murah yang banyak menawarkan berbagai sembako.

Kunjungan Ibu Hamil Dan Menyusui Dalam Upaya Pencegahan Stunting Di Kecamatan Mantingan

Kunjungan Ibu Hamil Dan Menyusui Dalam Upaya Pencegahan Stunting Di Kecamatan Mantingan

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi melakukan kunjungan kepada delapan Ibu Hamil dan Menyusui dalam upaya pencegahan stunting di Kecamatan Mantingan.

Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.
Pencegahan stunting dapat dilakukan sejak bayi masih dalam kandungan.

Berkaitan dengan hal tersebut, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi pada hari Rabu, 5 April 2023 berkunjung ke beberapa Ibu Hamil dan Ibu Menyusui yang rawan terhadap resiko stunting.
Turut serta dalam kegiatan Bapak Supardi, SE, M.Si selaku Kepala Dinas DKPP Kabupaten Ngawi beserta Sekeretaris Dinas dan seluruh Kepala Bidang di DKPP Kabupaten Ngawi dan didampingi oleh Bidan Desa dari Puskesmas Kecamatan Mantingan.

Jajar Legowo/Jarak Tanam Tanaman Padi

Jajar Legowo/Jarak Tanam Tanaman Padi

Sistem tanam legowo adalah pola bertanam yang berselang-seling antara dua atau lebih (biasanya dua atau empat) baris tanaman padi dan satu baris kosong. Istilah Legowo di ambil dari bahasa jawa, yaitu berasal dari kata ”lego” berarti luas dan ”dowo”  berarti memanjang.

Legowo di artikan pula sebagai cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan dan diselingi satu barisan kosong.

Baris tanaman (dua atau lebih) dan baris kosongnya (setengah lebar di kanan dan di kirinya) disebut satu unit legowo. Bila terdapat dua baris tanam per unit legowo maka disebut legowo 2:1, sementara jika empat baris tanam per unit legowo disebut legowo 4:1, dan seterusnya.

Pada awalnya tanam jajar legowo umum diterapkan untuk daerah yang banyak serangan hama dan penyakit, atau kemungkinan terjadinya keracunan besi. Jarak tanam dua baris terpinggir pada tiap unit legowo lebih rapat daripada baris yang di tengah (setengah jarak tanam baris yang di tengah), dengan maksud untuk mengkompensasi populasi tanaman pada baris yang dikosongkan. Pada baris kosong, di antara unit legowo, dapat dibuat parit dangkal. Parit dapat berfungsi untuk mengumpulkan keong mas, menekan tingkat keracunan besi pada tanaman padi atau untuk pemeliharaan ikan kecil (muda).

Sistem tanam legowo kemudian berkembang untuk mendapatkan hasil panen yang lebih tinggi dibanding sistem tegel melalui penambahan populasi. Selain itu, dapat mempermudah pada saat pengendalian hama, penyakit, gulma, dan juga pemupukan.

Pada penerapannya, perlu diperhatikan tingkat kesuburan tanah pada areal yang akan ditanami. Jika tergolong subur, maka disarankan untuk menerapkan pola tanaman sisipan hanya pada baris pinggir kiri dan kanannya (legowo 4:1 tipe 1). Hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko kerebahan tanaman akibat serapan hara yang tinggi. Sedangkan pada areal yang kurang subur semua barisan disisipkan tanaman (legowo 4:1 tipe 2).

Saat ini, sistem logowo sudah mulai banyak di adopsi oleh petani di Indonesia. Banyak petani yang sudah merasakan manfaat dan keuntungannya dengan menggunakan teknik tersebut. Dengan sistem tanam legowo, populasi tanaman dapat ditingkatkan yang pada gilirannya diperoleh peningkatan hasil gabah.

Tujuan cara tanam legowo adalah :

1. Memanfaatkan sinar matahari bagi tanaman yang berada pada bagian pinggir barisan. Semakin banyak sinar matahari yang mengenai tanaman, maka proses fotosintesis oleh daun tanaman akan semakin tinggi sehingga akan mendapatkan bobot buah yang lebih berat. 

2. Mengurangi kemungkinan serangan hama, terutama tikus. Pada lahan yang relatif terbuka, hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya. 

3. Menekan serangan penyakit. Pada lahan yang relatif terbuka, kelembaban akan semakin berkurang, sehingga serangan penyakit juga akan berkurang. 

4. Mempermudah pelaksanaan pemupukan dan pengendalian hama / penyakit. Posisi orang yang melaksakan pemupukan dan pengendalian hama / penyakit bisa leluasa pada barisan kosong di antara 2 barisan legowo. 

5. Menambah populasi tanaman. Misal pada legowo 2 : 1, populasi tanaman akan bertambah sekitar 30 %. Bertambahnya populasi tanaman akan memberikan harapan peningkata produktivitas hasil.

  • Legowo 2:1

Sistem tanam legowo 2:1 akan menghasilkan jumlah populasi tanaman per ha sebanyak 213.300 rumpun, serta akan meningkatkan populasi 33,31% dibanding pola tanam tegel (25×25) cm yang hanya 160.000 rumpun/ha. Dengan pola tanam ini, seluruh barisan tanaman akan mendapat tanaman sisip.

http://bbpadi.litbang.deptan.go.id/images/stories/3.jpg
  • Legowo 4:1

Tipe 1 

Sistem tanam legowo 4:1 tipe 1 merupakan pola tanam legowo dengan keseluruhan baris mendapat tanaman sisipan. Pola ini cocok diterapkan pada kondisi lahan yang kurang subur. Dengan pola ini, populasi tanaman mencapai 256.000 rumpun/ha dengan peningkatan populasi sebesar 60% dibanding pola tegel (25×25) cm.

http://bbpadi.litbang.deptan.go.id/images/stories/4.jpg

Tipe 2 

Sistem tanam legowo 4:1 tipe 2 merupakan pola tanam dengan hanya memberikan tambahan tanaman sisipan pada kedua barisan tanaman pinggir. Populasi tanaman 170.667 rumpun/ha dengan persentase peningkatan hanya sebesar 6,67% dibanding pola tegel (25×25) cm. Pola ini cocok diterapkan pada lokasi dengan tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Meskipun penyerapan hara oleh tanaman lebih banyak, tetapi karena tanaman lebih kokoh sehingga mampu meminimalkan resiko kerebahan selama pertumbuhan.

http://bbpadi.litbang.deptan.go.id/images/stories/5.jpg

Menurut Sembiring (2001), sistem tanam legowo merupakan salah satu komponen PTT pada padi sawah yang apabila dibandingkan dengan sistem tanam lainnya memiliki keuntungan sebagai berikut:

  1. Terdapat ruang terbuka yang lebih lebar diantara dua kelompok barisan tanaman yang akan memperbanyak cahaya matahari masuk ke setiap rumpun tanaman padi, sehingga meningkatkan aktivitas fotosintesis yang berdampak pada peningkatan produktivitas tanaman.
  2. Sistem tanaman berbaris ini memberi kemudahan petani dalam pengelolaan usahataninya seperti: pemupukan susulan, penyiangan, pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit (penyemprotan). Disamping itu juga lebih mudah dalam mengendalikan hama tikus.
  3. Meningkatkan jumlah tanaman pada kedua bagian pinggir untuk setiap set legowo, sehingga berpeluang untuk meningkatkan produktivitas tanaman akibat peningkatan populasi.
  4. Sistem tanaman berbaris ini juga berpeluang bagi pengembangan sistem produksi padi-ikan (mina padi) atau parlebek (kombinasi padi, ikan, dan bebek).
  5. Meningkatkan produktivitas padi hingga mencapai 10-15%.

Sumber:

  • Sistem Tanam Jajar Legowo, Sembiring. 2001