Pilar dan Faktor Ketahanan Pangan

Pilar dan Faktor Ketahanan Pangan

Dalam UU No. 18/2012 tentang Pangan, Ketahanan Pangan didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

Tiga pilar dalam ketahanan pangan yang terdapat dalam definisi tersebut adalah ketersediaan (availability), keterjangkauan (accessibility) baik secara fisik maupun ekonomi, dan stabilitas (stability) yang harus tersedia dan terjangkau setiap saat dan setiap tempat. Apabila ketiga pilar ketahanan pangan terpenuhi, maka masyarakat atau rumah tangga tersebut mampu memenuhi ketahanan pangannya masing-masing.

Mengacu pada definisi di atas, maka masalah ketahanan pangan dapat terjadi apabila salah satu unsur ketahanan pangan tersebut terganggu. Namun dalam realitanya, pemahaman terhadap ketahanan sering direduksi hanya ditekankan pada unsur penyediaan dan harga saja, atau bahkan ada yang hanya menekankan pada aspek yang lebih sempit yang menyamakan pengertian ketahanan pangan dengan pengertian swasembada.

Ketiga pilar ketahanan pangan tersebut harus dapat terwujud secara bersama-sama dan seimbang. Pilar ketersediaan dapat dipenuhi baik dari hasil produksi dalam negeri maupun dari luar negeri. Pilar keterjangkauan dapat dilihat dari keberadaan pangan yang secara fisik berada di dekat konsumen dengan kemampuan ekonomi konsumen untuk dapat membelinya (memperolehnya). Sedangkan pilar stabilitas dapat dilihat dari kontinyuitas pasokan dan stabilitas harga yang dapat diharapkan rumah tangga setiap saat dan di setiap tempat.

Pangan menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat di sebuah negara. Maka dari itulah, penting bagi negara tersebut untuk menjamin ketahanan pangan. Pada dasarnya ketahanan pangan adalah ketersediaan dan kemampuan seseorang untuk mengakses pangan. Di Indonesia, pengertian ketahanan pangan disebutkan secara terperinci dalam UU No.18 Tahun 2012. Untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional, setidaknya ada lima hal penting dan berpengaruh yang perlu diperhatikan.

  1. Kondisi ekonomi, politik, sosial dan keamanan

Ketahanan pangan dapat tercipta apabila aspek penting dalam suatu negara terpenuhi. Aspek ini ada empat poin yakni kondisi ekonomi, politik, sosial, dan keamanan. Sebab, apabila dari keempat aspek tersebut tidak dapat berjalan dengan baik maka dampaknya dapat meluas ke segi lainnya yang merugikan masyarakat termasuk ketahanan pangan.

2. Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana adalah hal berikutnya yang mempengaruhi ketahanan pangan. Tanpa adanya sarana dan prasarana publik yang baik, proses pendistirbusian komoditas pangan tentu akan mengalami hambatan. Misalnya, di sebuah wilayah yang sulit diakses akan membuat distribusi terganggu dan jika dibiarkan akan menyebabkan krisis pangan. Di sini, akses transportasi memang menjadi hal penting agar semua pendistribusian pangan merata ke semua wilayah. Selain sarana untuk pendistribusian, sarana ini juga penting untuk meningkatkan produktivitas komoditas pertanian. Contohnya saja, mengenai pengadaan pupuk, benih unggul, dan sebagainya.

3. Teknologi yang dikembangkan

Di zaman sekarang sangat mustahil jika tidak menggunakan teknologi dalam segala aspek kehidupan sehari-hari. Termasuk pula dalam meningkatkan ketahanan pangan di tanah air. Penggunaan teknologi dapat digunakan pada saat proses tanam hingga masa panen komoditas pangan. Tidak sampai di situ saja teknologi pertanian juga digunakan dalam hal sistem penyimpanan hasil produksi pangan yang tepat. Tujuannya adalah agar tanaman dan komoditas pangan aman selama proses pendistribusian dan digunakan oleh masyarakat. Teknologi dalam rekayasa pangan juga diperlukan dalam hal ini untuk mengembangkan varietas unggul dalam pengadaan komoditas pangan.

4. Pengadaan lahan yang tepat

Jumlah lahan juga menjadi faktor utama dalam menjaga ketahanan pangan. Jumlah lahan yang memadai dapat memungkinkan produktivitas komoditas pangan tercukupi. Sebaliknya, jika lahan ini semakin menurun maka stabilitas pangan juga dapat terganggu. Inilah yang menjadi masalah di Indonesia saat ini. Sehingga, pemerintah harus memiliki strategi baru untuk menyediakan lahan untuk pertanian. Salah satunya dapat dilakukan dengan pemanfaatan lahan rawa melalui program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi). Apabila dilakukan dengan maksimal, maka jumlah produksi padi dengan memanfaatkan lahan rawa dapat mencapai sembilan kali lipat dari sebelumnya dan ini akan membuat ketahanan pangan Indonesia menjadi kokoh.

5. Iklim dan cuaca

Selain keempat faktor di atas, hal utama dalam mempengaruhi ketahanan pangan di Indonesia adalah mengenai iklim dan cuaca. Sederhananya, apabila cuaca dan iklim dalam keadaan baik maka petani bisa menghasilkan produktivitas pertanian lebih dan persediaan pangan yang memadai. Namun, sebaliknya ketika cuaca dan iklim dalam keadaan buruk tentu hal ini akan merugikan petani dan mengganggu stabilitas ketahanan pangan. Contohnya, ketika memasuki musim kemarau berkepanjangan ini bisa dapat mengarah pada kekeringan dan potensi gagal panen lebih tinggi.

Setidaknya itulah kelima faktor utama yang dapat mempengaruhi ketahanan pangan nasional di tanah air. Dari hal di atas bisa disimpulkan bahwa dalam menjaga ketahanan pangan yang stabil diperlukan peran aktif semua pihak. Tidak hanya pemerintah saja tetapi juga para stakeholder lainnya dan dukungan penuh dari masyarakat.

Kunjungan Lapang Tembakau di Kabupaten Sumedang

Kunjungan Lapang Tembakau di Kabupaten Sumedang

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi melaksanakan kunjungan lapang ke Kabupaten Sumedang Jawa Barat pada tanggal 17-19 Oktober 2022 yang diikuti oleh perwakilan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi, Anggota APTI Kabupaten Ngawi, kelompok tani tembakau dari berbagai kecamatan di Kabupaten Ngawi seperti Kecamatan Karangjati, Kecamatan Pangkur, Kecamatan Bringin, Kecamatan Kedunggalar, Kecamatan Paron, beserta PPL wilayah binaan di daerah kelompok tersebut. Kegiatan ini bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumedang, UPT Agribisnis Tembakau Kabupaten Sumedang, dan Kelompok Tani Tani Karya Prima Mandiri.

Kabupaten Sumedang menjadi tujuan kunjungan lapang karena tembakau menjadi salah satu unggulan komoditas terbesar di Kabupaten Sumedang sejak jaman dahulu. Sumedang merupakan satu-satunya daerah di Indonesia yang memiliki pasar tembakau, tepatnya di Jalan Pasar Lama, Kecamatan Tanjungsari. Kabid Perkebunan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumedang menyebutkan bahwa, Pasar Tembakau Tanjungsari merupakan Bremen nya Indonesia, karena pasar tembakau di dunia hanya ada dua, yakni Pasar Tembakau Bremen, Jerman dan Pasar Tembakau Tanjungsari. Pasar tembakau awalnya ada tiga, yakni di Medan. Namun di Medan sekarang hanya melayani tembakau untuk di ekspor dan sudah menjadi PT yang dalam artian tidak lagi dikelola oleh petani. Dengan adanya pasar tembakau para petani di wilayah Sumedang tidak lagi kebingungan mengenai pemasaran. Tembakau Sumedang juga dijual ke perusahaan-perusahaan rokok terbesar di Indonesia. 

Dari 26 kecamatan di Kabupaten Sumedang, 25 kecamatan diantaranya merupakan komoditas tembakau. Tembakau yang menjadi ciri khas Kabupaten Sumedang adalah jenis tembakau Mole, begitu pula dengan daerah Jawa Barat penghasil tembakau lainnya. Indeks pertanaman tembakau di Sumedang rata-rata tiga kali dalam satu tahun. Petani tembakau Sumedang terbagi menjadi 3 yaitu: petani di dataran rendah terdiri dari petani tanam, dataran menengah merupakan petani penanam dan pengolah, dan petani di wilayah dataran tinggi merupakan petani penanam, pengolah dan pemasar. Uniknya, Desa Sukasari yang menjadi salah satu desa di Kabupaten Sumedang mempunyai tradisi Sewa Lahan ke daerah lain. Hal itu lantaran lahan tembakau di Desa Sukasari tidak begitu luas terlebih menghadapi perubahan musim. Jadi, sebagian besar lahan tembakau para petani Sukasari itu berada di luar desa Sukasari. Selain di Desa Sukasari, Desa Sukawangi juga menjadi Agrowisata di Kabupaten Sumedang. Kelompok tani tembakau dari Kabupaten Ngawi melaksanakan study banding tepatnya di rumah Ketua APTI Kabupaten Sumedang di Kelompok Tani Karya Prima Mandiri, Desa Sukawangi Kecamatan Pamulihan. Para kelompok tani saling berbagi ilmu dan pengalaman mengenai budidaya tembakau. Selain itu, kelompok tani tembakau Kabupaten Ngawi juga belajar cara rajang tembakau yang masih tradisional dan digunakan petani tembakau di Sumedang hingga saat ini. Teknik irisan tipis-tipis ini masih dipertahankan karena untuk menjaga kualitas daripada tembakau petani di Sumedang.

Harapanya, dengan adanya kunjungan ini dapat menambah bekal pengetahuan dan keterampilan bagi petani tembakau di Kabupaten Ngawi dalam budidaya tembakau, pemasaran tembakau yang dihasilkan dan dapat diterapkan di Kabupaten Ngawi.

Jumat Berkah Bersama Bupati Kabupaten Ngawi Dalam Rangka Sambang Desa Nyambung Rasa

Jumat Berkah Bersama Bupati Kabupaten Ngawi Dalam Rangka Sambang Desa Nyambung Rasa

Jum’at (21/10/2022) Bupati Ngawi, Sekda Kab. Ngawi, Dinas Ketahanan Pangan & Pertanian Kab. Ngawi beserta OPD Kab. Ngawi melaksanakan kegiatan Jum’at Berkah (Bersama Kepala Daerah) ke Kecamatan Geneng. Dengan mengendarai motor, Bupati Ngawi mengunjungi lokasi pertama yaitu Desa Dempel Kec. Geneng. Rangkaian acara di Desa Geneng dilaksanakan dengan tertib. Bupati Ngawi pun berdiskusi dengan petani mengenai program Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRLB). Kemudian memberikan sumbangan ke warga dan tempat ibadah di Desa Dempel.

Lokasi berikutnya adalah Desa Kersikan, Bupati Ngawi mengecek Gedung MWC NU di Kersikan lalu meninjau lahan sawah milik petani Desa Kersikan yang telah menggunakan pupuk organic dalam pengolahan lahan sawah miliknya. Di Desa kersikan, Bupati Ngawi pun membagikan sembako ke warga dan sumbangan ke tempat ibadah. Melanjutkan perjalanan dari Kersikan, Bupati Ngawi menyempatkan untuk mengecek proyek pelebaran dan peninggian jalan di Kecamatan Kwadungan. Setelah itu, Beliau menuju Desa Tambakromo tepatnya di samping masjid Sami’na Wa Atho’naa. Beliau juga melakukan penyerahan bantuan untuk lansia dan bantuan untuk perbaikan masjid. Tak lupa juga mensosialisasikan Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRLB) kepada petani Desa Tambakromo. Kegiatan diakhiri dengan sholat jum’at Bersama di masjid Sami’na Wa Atho’naa.

Pelatihan Pembuatan Perbanyakan Agens Pengendali Hayati (APH)

Pelatihan Pembuatan Perbanyakan Agens Pengendali Hayati (APH)

:    Senin, 17 Oktober 2022 dilaksanakan kegiatan pelatihan pembuatan perbanyakan agens pengendali hayati ”Paenibacilus polymyxa“ di Desa Simo. Kegiatan pelatihan ini dilakukan bersama dengan Gapoktan Mekar Sari, Petugas POPT (Toha Maksum), PPL Desa Simo (Khikmawati Irbanderini), dan Perangkat Desa. Pelatihan dilakukan dengan metode demonstrasi cara yang diperagakan langsung oleh petani dengan diarahkan oleh PPL dan Petugas POPT.

Paenibacillus polymyxa merupakan agensia hayati yang mampu mengendalikan serangan blast pada tanaman padi. Media yang digunakan untuk pembuatan adalah kentang dan gula. Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatanya:

  1. Bahan
  1. Kentang : 5 kg
  2. Gula pasir : 300 gr
  3. Air mineral 1 galon : 17 liter
  4. Isolat Paenibacillus  : 3 tabung
  5. Alkohol 70% : 0,5 liter
  6. Gas elpiji 3 kg : 1 tabung
  7. Kapas wajah : 1 pack   

2.  Alat  :

  1. Panci untuk memasak air kapasitas 20 liter : 1
  2. Cibuk : 1
  3. Corong : 1
  4. Saringan santan : 1
  5. Erok-erok : 1
  6. Galon air mineral merk Aqua : 1
  7. Jet sprayer : 1
  8. Aerator, selang, bandul selang : 1 set
  9. PK : 1 pack
  10. Botol air mineral bekas : 3

C:\Users\USER DIPERTA\Downloads\GAMBAR 2.jpeg

  1. Cara Membuat :

  1. Kentang dikupas, kemudian dicuci bersih
  2. Kentang kemudian di iris-iris kecil
  3. Masak air 1 galon kedalam panci rebus sampai mendidih
  4. Galon di sterilkan dengan air panas
  5. Setelah air mendidih masukkan kentang (rebus) hingga empuk
  6. Bila sudah empuk ambil kentang dengan erok-erok
  7. Tuangkan gula kedalam air kentang panas
  8. Kemudian tuangkan air kentang dan gula dalam keadaan panas kedalam galon kemudian ditutup rapat
  9. Tunggu sampai dingin (24 jam)
  10. Setelah dingin inokulasi dengan isolat
  11. Pasang sistem aerator
  12. Proses pembuatan selama 2 minggu

Adanya pelatihan ini diharapkan akan menumbuhkan minat para petani untuk menerapkan budidaya padi dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan. Dengan tumbuhnya minat para petani tersebut akan mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia sehingga mengurangi biaya produksi dan hal ini akan berdampak meningkatkan keuntungan serta lebih menyehatkan tanah karena dengan mengurangi residu kimia di dalam tanah.

Jumat Berkah Bersama Bupati Kab. Ngawi Dalam Rangka Sambang Desa Nyambung Rasa

Jumat Berkah Bersama Bupati Kab. Ngawi Dalam Rangka Sambang Desa Nyambung Rasa

Pada Jum’at, 14 Oktober 2022 seluruh tim Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Ngawi telah melaksanakan kegiatan Jum’at Berkah bersama Bupati Kab. Ngawi, Sekda Kab. Ngawi, Dinas Ketahanan Pangan & Pertanian Kab. Ngawi beserta seluruh OPD Kab. Ngawi di Desa Kerek, Kandangan dan Mangunharjo.

Jum’at hari yang penuh keberkahan. Semoga hari ini dipenuhi dengan rahmat-Nya.

Kegiatan ini selain memberikan bantuan kepada masjid dan mushola, juga menitik beratkan kepada Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani dalam peningkatan pengetahuan dan wawasan petani terhadap Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan.