Bio adalah kehidupan, saka adalah “Selamatkan Alam Kembali Ke Alam”. Biosaka ditemukan pertama kali oleh petani blitar bernama Muhamad Anshar, Biosaka adalah salah satu sistem teknologi terbarukan dalam perkembangan dunia pertanian organik modern yang terbentuk sebagai bio-technology (biologi-teknologi). Biosaka terbuat dari rerumputan yang dicampur dengan air lalu dihancurkan . Setelah itu bisa langsung diaplikasikan di lahan untuk semua jenis tanaman. Untuk pemilihan rumput harus memakai rumput yang sehat yang tidak tercampur bahan kimia dan harus diketahui masa pertumbuhan rumput berada di fase vegetatif atau generatif.
Berikut cara pembuatan biosaka :
Memilih rumput yang baik yang bisa dijadikan Biosaka, rumput yang ada di sekitar atau rumput yang ada di pematang sawah yang paling sehat, yang paling subur dengan jumlah minimal 5 jenis rumput yang berbeda sehingga bisa diperas untuk bahan baku Biosaka.
Selanjutnya letakkan rumput di ember kemudian campur dengan air saja (tidak dicampur dengan bahan lainnya) tidak juga difermentasi, hanya diremas-remas selama 10 hingga 15 menit.
Biosaka siap digunakan, dapat dipraktekkan untuk menyemprot.
Biosaka Sendiri tidak hanya untuk tanaman padi saja, tapi juga sudah di coba di tanaman lain seperti, kopi, alpukat, durian, jagung, dan kedelai.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian melaksanakan kegiatan Tanam Bibit Alpukat Menuju Ngawi Kampung Alpukat “Kesabaran Berbuah Teladan” pada hari senin, 28 November 2022 bertempat di Kayangan Desa Brubuh Kecamatan Jogorogo. Bekerja sama dengan BPP Kecamatan Jogorogo dan Pemdes Brubuh.
Untuk mendukung pengembangan tanaman hortikultura di Kabupaten Ngawi Pemerintah Kabupaten Ngawi mempunyai program perintisan pembentukan kampung alpukat karena kabupaten ngawi berpotensi tanaman alpukat di 10 kecamatan dengan luas 21647 Ha. Dalam kegiatan tanam bersama bibit alpukat menuju kampung alpukat di hadiri oleh Wakil Bupati Ngawi Bapak Dwi Rianto Jatmiko, M.H., M.Si. beserta OPD terkait. Untuk mendukung kegiatan perintisan kampung alpukat di Desa Girimulyo dan Desa Brubuh maka Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi melalui Bidang Perkebunan dan Hortikultura memberikan bibit alpukat bersertifikat beserta penunjang pertumbuhan bibit tanaman kepada gapoktan Giri Bangkit di Desa Girimulyo dan Gapoktan Sido Arum di Desa Brubuh.
Pelaksanakan tanam bersama bibit alpukat ini turut menghadirkan hiburan musikalisasi puisi tarian kontemporer yang ditampilkan oleh pemdes brubuh. Kemudian dilanjutkan Wakil Bupati Ngawi menyerahkan bibit alpukat sebagai simbol Menuju Ngawi Kampung Alpukat kepada ketua Gapoktan Sido Arum di Desa Brubuh dan Ketua Gapoktan Giri Bangkit di Desa Girimulyo. Kegiatan tanam bersama ini agar para petani tidak hanya menanam saja tetapi juga merawat dan memelihara bibit buah alpukat sesuai dengan teknis budidaya yang dianjurkan dan akan menjaga sampai pohon alpukat berproduksi.
Dengan adanya perintisan kampung buah alpukat ini diharapkan beberapa tahun yang akan datang desa Girimulyo dan Desa Brubuh menjadi sentra tanaman buah alpukat dan menjadi berkembang menjadi Desa Wisata. Saat ini pesona Desa Wisata mampu menarik masyarakat untuk datang dan menikmati pemandangan alam yang asri dan alami dengan nuansa pedesaan. Apalagi dengan adanya pengembangan buah alpukat maka akan memberi nilai tambah bagi Desa Wisata. Wisatawan akan tertarik untuk datang ke Desa Girimulyo dan Desa Brubuh selain untuk menikmati pemandangan alam yang indah juga untuk membeli dan menikmati buah alpukat. Dengan berkembangnya kampung buah alpukat ini juga diharapkan bisa memberikan nilai tambah dan meningkatkan penghasilan masyarakat yang akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Senin (28 November 2022), Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi menggelar “BERAS MURAH”. Gelar Beras Murah melalui Toko Tani Indonesia Center (TTIC) kabupaten Ngawi dilaksanakan mulai hari Senin 28 November 2022 hingga Selasa 29 November 2022. GBM ini merupakan Sub Kegiatan Pengembangan Kelembagaan Usaha Pangan Masyarakat dan Toko Tani Indonesia dari Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi.
GBM dilaksanakan untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan bahan pokok dan strategis di wilayah kabupaten Ngawi. GBM dilaksanakan di Toko Tani Indonesia Center (TTIC) Kabupaten Ngawi yang beralamat di Jl Basuki Rahmat No. 1A Ngawi. Beras yang dijual berasal dari Gapoktan Mulyo Asri desa Karangasri, kecamatan Ngawi. Hal ini sesuai sub Kegiatan Pengembangan Kelembagaan Usaha Pangan Masyarakat dan Toko Tani Indonesia. Sehingga petani lokal mampu memproduksi dan menjual beras hasil panennya.
Beras yang dijual dikemas dalam kemasan 5kg, dan dihargai Rp 8.500 per kilogram. GBM dibuka Senin 28 November 2022 pada pukul 13.00 wib. GBM akan berlangsung hingga Selasa 29 November 2022. Syarat untuk membeli beras ini hanya tetap menjaga prokes dan dibatasi 2 pcs tiap pembeli.
Jumat, 25 November 2022. Bupati Ngawi, Sekda Kab. Ngawi, Dinas Ketahanan Pangan & Pertanian Kab. Ngawi beserta OPD Pemkab Ngawi melaksanakan kegiatan Jum’at Berkah (Bersama Kepala Daerah) di Kecamatan Karanganyar. Pada kesempatan tersebut bapak bupati Ngawi (Ony Anwar Harsono) mengunjungi beberapa desa di Kecamatan Karanganyar diantaranya Desa Karanganyar, Desa Gembol dan Desa Mengger. Dalam kegiatan Jum’at berkah ini Bapak Bupati dan rombongan juga meninjau beberapa sarana prasarana di Kecamatan Karanganyar seperti jembatan dan perbaikan jalan, meresmikan sarana ibadah (mushola) di Desa Karanganyar serta penyerahan surat akta kelahiran kepada beberapa penerima serta beberapa bantuan lainnya (sembako, bola dan hadiah).
Pada kesempatan yang sama Bapat Bupati tidak lupa berdialog bersama petani, poktan/gapoktan terkait dengan Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRLB) serta melihat beberapa hasil produk dari poktan/gapoktan yang berupa Pupuk Organik Cair (POC), Kompos, PGPR dan MOL. Di samping itu, petani juga didorong agar beralih ke sistem pertanian yang ramah lingkungan. Pertanian ramah lingkungan (transisi menuju organik) khususnya di Desa Mengger sendiri untuk padi baru mencapai 0.25 Ha, sedangkan untuk tanaman jagung sudah mencapai 20 Ha.
Kegiatan diakhiri dengan sholat jum’at Bersama di Masjid Desa Karanganyar. Semoga di Jum’at berkah ini, senantiasa memberikan keberkahan untuk semua.
Tanaman Jagung merupakan salah satu komoditas tanaman yang memiliki peran penting untuk pemenuhan kebutuhan pangan manusia, selain itu juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan pakan ternak. Dengan kondisi tersebut menjadikan peluang bagi petani jagung untuk mengembangkan budidaya tanaman jagung agar produksi jagung meningkat.
Salah satu kendala yang dihadapi bertanam jagung adalah adanya organisme penganggu tumbuhan (OPT). Saat ini OPT yang mulai menganggu produktivitas jagung adalah ulat grayak (Spodoptera frugiperda). Hama tersebut merupakan hama asli daerah tropis dari Amerika Serikat hingga Argentina. Ulat FAW dapat menyerang lebih dari 80 spesies tanaman, termasuk jagung, padi, tebu, sayuran, dan kapas. FAW dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang signifikan apabila tidak ditangani dengan baik. Di Indonesia sendiri hama ulat grayak telah ditemukan pada beberapa lokasi pertanaman jagung di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung dan Sumatera Selatan.
Penyebaran hama ulat ‘FAW’ memang begitu cepat, hingga menimbulkan dampak serius yang sangat merugikan. Mengenalinya dengan lebih detail dan kemudian melakukan upaya pengendalian yang maksimal menjadi solusi yang baik untuk mengatasi masalah serangan hama yang sangat rakus tersebut.
Gejala serangan Ulat FAW • Adanya bekas gerekan dari ulat • Pada permukaan atas daun atau disekitar pucuk tanaman jagung, ditemukan serbuk kasar seperti serbuk gergaji. • Ketika populasi ulat FAW ini sangat tinggi, maka bagian tongkol jagung juga akan diserang oleh hama ini.
Cara untuk menanggulangi ulat grayak
Rotasi tanaman untuk memutus daur hidup hama;
Pengolahan tanah yang baik (selama 1 bulan) untuk mengangkat kepompong hama dari dalam tanah agar mati terjemur oleh sinar matahari;
Pemasangan perangkap berferomon yaitu feromon Exi sebanyak 20 buah per hektar;
Pemasangan lampu perangkap sebanyak 30 buah per hektar;
Penyemprotan insektisida jika kerusakan daun telah mencapai 5%;
Penyemprotan insektisida jika populasi kelompok telur telah mencapai 1 kelompok atau 10 tanaman;
Selain itu pengendalian ulat grayak pada jagung juga dapat dilakukan dengan pembuatan pestisida nabati (botani).
Pestisdia nabati untuk ulat grayak
Bahan-bahan:
Bubuk cabai 1 sendok teh
Bawang putih 1 siung
Bawang merah 1 butir
Air 1 liter
Deterjen 1 sendok teh.
Cara pembuatan :
Bawang putih dan bawang merah dihancurkan;
Campur bubuk cabai dan air, aduk hingga rata, rendam 1 jam lalu saring, tambah deterjen aduk rata.