Kunjungan Lintas Desa

Kunjungan Lintas Desa

Kunjungan Lintas Desa merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengedukasi dari desa petani program IPDMIP dalam hal ini adalah Desa Pengkol Kecamatan Mantingan untuk sharing kepada desa petani non Program IPDMIP yaitu Desa Kedungharjo Kecamatan Mantingan. Program IPDMIP sangatlah luas untuk kali ini dilakukan edukasi kepada para Petani meliputi cara bertani yang ramah lingukan serta Maju, Mandiri, dan Modern. Dalam Kegiatan ini pada Tanggal [25/07/2022] dilakukan Praktek Pembuatan Kompos, yang disampaikan langsung oleh Staff lapangan IPDMIP.

Praktek Pembuatan Kompos

Kegiatan Kunjungan lintas desa dari Desa Non IPDMIP ke Desa IPDMIP. Kegiatan ini didampingi langsung oleh Bidang Penyuluhan dari Dinas Ketahanan PAngan dan Pertanian kabupaten Ngawi, BPP Kecamatan Mantingan, dan Staff lapangan IPDMIP di Kecamtan Mantingan.

Dengan adanya kegiatan lintas desa diharapkan para petani di desa dengan program IPDMIP dapat bersilaturahmi dan sharing pengalaman kepada desa non Program IPDMIP, tujuannya adalah agar pengetahuan pertanian yang telah dipelajari dan dipraktekan oleh desa dengan program IPDMIP dapat tertular kepada para petani di desa Non IPDMIP.

Digitasi/ Pemetaan Lahan Sawah dan Lahan Pertanian Kabupaten Ngawi

Digitasi/ Pemetaan Lahan Sawah dan Lahan Pertanian Kabupaten Ngawi

NGAWI – Pemerintah menetapkan UU Nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B) yang diharapkan mampu melindungi dan mengendalikan laju konversi lahan pertanian dan ketahanan pangan berkelanjutan. Mengingat bahwa saat ini salah satu permasalahan lahan pertanian di Indonesia khususnya di Ngawi adalah alih fungsi lahan pertanian yang berdampak pada ancaman terhadap ketahanan pangan. Setiap wilayah harus menjalankan kebijakan tersebut. Begitu pula dengan Kabupaten Ngawi sebagai penyumbang terbesar dalam produksi padi di Provinsi Jawa Timur harus terlindungi dengan LP2B.

Kegiatan Digitasi/pemetaan lahan di Kabupaten Ngawi melibatkan beberapa pihak yaitu, petugas pemetaan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi dengan pendampingan PPL yang berada di BPP kecamatan yang bersangkutan, bekerja sama dengan pemerintahan desa dan anggota kelompok tani desa tersebut. Kegiatan ini dilakukan secara bergilir di seluruh desa yang tersebar di Kabupaten Ngawi. 

Pemetaan lahan sawah dan lahan pertanian di Kabupaten Ngawi menggunakan Geographic Information System (GIS) yang berbasis komputer didukung software ArcGis yang memuat data dan informasi berupa bentang alam, kontur, koordinat wilayah dan sebagainya dari suatu wilayah secara relevan. ArcGis dapat dimanfaatkan untuk membuat gambar polygon sesuai luas lahan dan pemilik lahan sawah maupun lahan kering pertanian yang dapat menghasilkan output berupa data dan visualisasi. Pemetaan dan digitasi lahan di Kabupaten Ngawi di buat dengan by name by address sehingga lebih detail dalam kepemilikan lahan petani.

Pemetaan di Desa Paras, Kecamatan Pangkur

Radias Furry Widyantari, SP selaku Sub Koordinator Lahan dan Pupuk Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi menuturkan bahwa luas lahan sawah menurut Badan Pusat Statistik tahun 2020 di Kabupaten Ngawi sekitar 50.715 hektar. Saat ini pemetaan dilaksanakan secara bertahap dan telah terlaksana di empat kecamatan di Kabupaten Ngawi.

Dengan adanya pemetaan / digitasi diharapkan dapat menjamin tersedianya lahan pertanian yang cukup, mampu mencegah terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan non pertanian secara tidak terkendali, dan menjamin akses masyarakat petani terhadap lahan pertanian yang tersedia. Sehingga terwujudnya lahan pertanian pangan secara berkelanjutan, mewujudkan kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan, melindungi kepemilikan lahan pertanian pangan milik petani, dapat meningkatkan kemakmuran dan mensejahterakan petani dan masyarakat secara ekonomi, serta dapat mempertahankan keseimbangan ekologis dan mewujudkan revitalisasi pertanian.

Pemetaan di Desa Kendung, Kecamatan Kwadungan

Pelatihan Pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL) Bonggol Pisang

Pelatihan Pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL) Bonggol Pisang

Keberhasilan pembangunan pertanian bukan semata-mata berorientasi terhadap peningkatan jumlah produksi pertanian yang diusahakan. Namun juga disertai dengan usaha dalam meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Produk yang berkualitas tentu berasal dari kualitas sumber daya manusia yang berkualitas pula, dimana pertanian ramah lingkungan menjadi salah satu strategi dalam mendukung kualitas produk pertanian. “Perubahan perilaku pertanian semestinya mengarah kepada pertanian ramah lingkungan guna menghasilkan produk pertanian yang berkualitas” tutur PPL Desa Sambiroto, Nompo Kurniawan. Maka dari itu, PPL Desa Sambiroto dan Pemerintah Desa Sambiroto melakukan pelatihan pembuatan mol bonggol pisang.

Pelatihan MOL bonggol pisang di Desa Sambiroto dilakukan dengan peserta sebanyak 20 orang dari dari anggota yang tersebar di seluruh kelompok tani di Desa Sambiroto. Acara tersebut dilakukan pada hari Selasa tanggal 21 juli 2022 dengan pembukaan dan pengantar dari Sekertaris Desa Sambiroto, kemudian dilanjutkan dengan arahan dari PPL dan POPT Desa Sambiroto. Pelatihan dilakukan dengan metode demonstrasi cara yang diperagakan langsung oleh petani dengan diarahkan oleh PPL. Adapun bahan yang digunakan terdiri dari a)

Tujuan dari pelaksanaan pelatihan pembuatan MOL bonggol pisang yaitu agar perilaku yang mengarah pada salah satu aspek pertanian ramah lingkungan dengan penerapan bahan organik MOL tersebut. Diharapkan petani dalam berusaha tani dapat meningkatkan kualitas produk pertanian yang diusahakan.      

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Pada Tanaman Kopi

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Pada Tanaman Kopi

Kopi merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan penghasil devisa negara, sumber pendapatan petani, penghasil bahan baku industri, dan pengembangan wilayah. Kopi sangat rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Apalagi jika kurang dalam melakukan perawatan, menjaga sanitasi kebun dan melakukan pemangkasan akan menyebabkan tanaman kopi akan rusak yang tentunya mampu menurunkan produktifitas dari pada kopi tersebut. Rendahnya produktivitas kopi antara lain disebabkan oleh serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Serangan OPT dapat menimbulkan kerugian secara ekonomis dari segi  kualitas maupun kuantitas. 

Pengendalian terhadap serangan penyakit dan hama tanaman kopi perlu dilakukan untuk menekan perkembangan populasi hama agar tidak merugikan dan dapat meningkatkan ketahanan tanaman kopi sehingga tidak menimbulkan permasalahan lain yang merugikan petani. Salah satu hama kumbang penggerek buah kopi biasa disebut Hypothenemus hampei Ferrari merupakan salah satu hama utama yang menyerang buah pada tanaman kopi, karena hama ini selalu menyerang dan menyebabkan menurunnya produksi dan mutu kopi. Serangan pada buah kopi yang bijinya masih lunak mengakibatkan buah tidak berkembang, warnanya berubah menjadi kuning kemerahan, dan akhirnya gugur.

Ada dua tipe kerusakan yang disebabkan oleh hama ini, yaitu gugur buah muda sehingga kehilangan hasil panen secara kuantitas maupun kualitas, sedangkan serangan pada buah yang bijinya telah mengeras akan berakibat penurunan mutu biji kopi karena biji berlubang. Biji kopi yang cacat sangat berpengaruh negatif terhadap susunan senyawa kimianya, terutama pada kafein dan gula pereduksi yang akan mempengaruhi citarasa. Dengan demikian hama penggerek buah kopi merupakan hama yang sangat merusak dan perlu dikendalikan. Pengendalian terhadap hama dan penyakit tanaman kopi dilakukan bertujuan menekan perkembangan populasi hama dan patogen agar tidak merugikan secara ekonomis dan meningkatkan ketahanan tanaman. 

Sharing Pengalaman antar Petani didampingi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi

Sharing Pengalaman antar Petani didampingi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi

Rabu, 20 Juli 2022 Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi Bidang Penyuluhan bersama dengan Penyuluh dari Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Geneng menggelar kegiatan sharing petani ke petani atau tukar pengalaman  antar petani di Poktan Dewi Sri desa Geneng.

Kegiatan ini dihadiri oleh 50 orang anggota dan pengurus Poktan Sedyo Rukun, Poktan Dewi Sri desa Geneng dan Poktan Rukun Tani desa Tepas. Adapun tempat kegiatan ini dilangsungkan di rumah ketua kelompok tani Dewi Sri. Sharing antar petani bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman petani, serta mendorong petani agar dapat memaksimalkan potensi di bidang pertanian dengan teknologi yang sudah berkembang.

Acara dimulai dengan sambutan oleh Bidang Penyuluhan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kab. Ngawi dan sambutan oleh Koordinator PPL BPP Kec. Geneng. Materi utama dalam sharing petani ke petani adalah pembuatan pupuk kompos dan persemaian padi dengan sistem dapog/tray yang disampaikan oleh pemateri Bapak Suwoto, SP.

Setelah pemaparan materi dan dilanjutkan dengan praktek, peserta kemudian melakukan sharing atau diskusi dengan pemateri dan sesama petani lain tentang metode pertanian yang ramah lingkungan namun tetap dengan hasil produksi yang memuaskan.