Apa Manfaat Cultivator?

Apa Manfaat Cultivator?

Apakah Traktor Roda 2 yang biasa ditemui di sawah sama halnya dengan cultivator? Mungkin bagi sebagian orang yang tidak mengikuti perkembangan alat dan mesin pertanian bingung dan belum mengetahui apa itu cultivator. Berbeda dengan traktor roda 2 yang dapat digunakan di lahan sawah yang berair, Cultivator merupakan salah satu peralatan pertanian modern yang digunakan untuk mengolah lahan sekunder dan tanah yang tidak tergenang air, atau biasa digunakan oleh petani holtikultura (lahan kering) seperti budidaya tembakau, bawang merah, cabai, jagung, sayur-sayuran dan lain-lain. 

cakarbaja | Quick Traktor

Cultivator merupakan traktor kecil atau traktor mini dengan gerak motor bensin rata-rata 5,5 HP – 6,5 HP tergantung tipe tanah tempat penanaman. Cultivator terdiri dari beberapa bagian penyiang mekanis yang di desain di sisi kanan dan kiri serta di bagian belakang. Peralatan ini memiliki pisau/blade/rotary atau cakar yang terletak pada poros as utama. Pisau ini digunakan untuk mencacah tanah sekaligus untuk berjalan kedepan. Selain itu terdapat ridger yang dipasang pada bagian belakang dari pisau yang berguna untuk membuat guludan atau bedengan atau pembumbunan. Ridger hanya bermanfaat membuat parit di tanah yang telah dicacah sebelumnya oleh pisau rotary. Tidak sama halnya dengan mata bajak atau singkal atau luku yang berfungsi untuk membalik tanah.

Manfaat Cultivator antara lain: 

  • untuk penyiangan dan memberantas tanaman pengganggu seperti gulma atau rumput;
  • untuk membuat guludan/ bedengan;
  • untuk memperbaiki aerasi tanah dan mempertahankan kadar lengas tanah;
  • untuk memacu kerja mikroorganisme lebih aktif;
  • untuk mengembangkan penyediaan unsur hara dalam tanah;
  • untuk menggemburkan tanah agar penetrasi akar tanaman pokok lebih mudah

Penggunaan cultivator dapat mengefisiensi waktu dalam pengolahan lahan daripada pengolahan tanah yang masih dilakukan dengan cara manual yaitu menggunakan cangkul. Selain waktu, penggunaan alat mesin pertanian ini terdapat efisiensi biaya usaha tani, serta dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian. 

Sumber:

https://cybex.pertanian.go.id/Alat-Mesin-Pertanian-Cultivator/

http://digilib.unimed.ac.id/

https://petaniquick.com/apa-kegunaan-cultivator

Peresmian Lumbung Pangan Masyarakat di Desa Guyung

Peresmian Lumbung Pangan Masyarakat di Desa Guyung

Peresmian Lumbung Pangan Masyarakat dan Sarana Pendukungnya yang diadakan pada Senin, 26 Desember 2022 bertempat di Gapoktan Sri Mulyo Rahayu, Desa Guyung Kecamatan Gerih oleh Bupati Ngawi H. Ony Anwar Harsono, S.T., M.H, dihadiri pula oleh Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, Kepala BAPPEDA serta Kepala dari Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perikanan dan Peternakan, Dinas Perdagangan Perindustrian dan Tenaga Kerja, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Bank Indonesia, Bank BRI, Tim TPID Ngawi, Camat Mantingan, Camat Karangjati dan Camat Kasreman. Kepala Desa Guyung dan Kecamatan Gerih juga hadir sebagai tuan rumah.

Bupati Ngawi dalam kesempatan ini juga menyampaikan usaha pemerintah dan harapan dibangunnya LPM untuk mengatasi Inflasi Pangan. Salah satunya dengan membuat ketahanan pangan daerah, dengan memproduksi gabah, diolah menjadi beras dan dikonsumsi sendiri. Jadi tidak perlu membeli beras dari kota / kabupaten lain.

Lumbung Pangan Masyarakat adalah sarana untuk penyimpanan dan pengelolaan bahan pangan pokok sebagai cadangan pangan masyarakat untuk antisipasi terjadinya kerawanan pangan, keadaan darurat dan gangguan produksi pada musim kemarau. Sarana Pendukung LPM antara lain Bed Dryer Auto Mixing dengan kapasitas 3 ton. Selain itu sarana pendukung lainnya berupa Rice Mill Unit (RMU) Inari.

Lumbung Pangan Masyarakat yang diresmikan berjumlah 4 unit terdiri bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik. Selain Gapoktan Sri Mulyo Rahayu, 3 Gapoktan Penerima Bantuan LPM dan sarana pendukungnya antara lain :

Gapoktan Ngudi Makmur, desa Tambakboyo, kecamatan Mantingan.

Gapoktan Sido Makmur, desa Sidorejo, kecamatan Karangjati.

Gapoktan Sumber Tani, desa Jatirejo, kecamatan Kasreman.

DKPP Kabupaten Ngawi membangun Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) sebagai kegiatan DAK Fisik 2022 sesuai dengan Tema pengembangan food estate dan penguatan kawasan sentra produksi pertanian, perikanan dan hewani. LPM yang telah diresmikan ini diharapkan mampu mendukung penguatan kawasan sentra produksi pangan, peningkatan ketersediaan, kualitas konsumsi pangan, dan nilai tambah komoditas pertanian.

Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik (Bubur California, Biosaka Dan Pestisida Nabati)

Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik (Bubur California, Biosaka Dan Pestisida Nabati)

Pertanian ramah lingkungan berkelanjutan atau yang sering disebut dengan PRLB merupakan salah satu program Bupati Kabupaten Ngawi untuk mewujudkan petani lebih mandiri dalam berproduksi dan meningkatkan kesuburan lahan. Tanggal 22 Desember 2022 Bapak Rakino mengajak anggota poktan rukun widodo desa gempol dan perwakilan PPL BPP Karangjati untuk membimbing dalam pembuatan 3 jenis pupuk organik yaitu bubur California, biosaka dan pestisida nabati.

Kegiatan pelatihan ini adalah swadaya kelompok dan berlangsung dirumah bapak Rakino desa gempol, kecamatan karangjati. Kegiatan ini dimulai pukul 09.00 WIB dengan pembuatan bubur California. Bubur California atau BC berbahan belerang, gamping dan air untuk mengendalikan dan mencegah berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur patogen. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan biosaka. Biosaka yaitu ramuan bahan alami sekitar yang dapat memacu pertumbuhan dan produksi. Dua anggota mencoba melakukan praktik pembuatan biosaka dengan cara minimal 5 rerumputan/daun pepohonan yang sehat digenggam dan diperas searah selama 10-20 menit. Terakhir yaitu pembuatan pestisida nabati atau pesnab yang bahan bakunya berasal dari tumbuhan untuk mengendalikan hama penyakit. Pada pelatihan ini menggunakan daun kelor, daun sereh, daun ketela pohon, daun lamtoro, umbi gadung, daun mimba, daun sirsat, daun kenikir, daun beluntas, daun kipait, daun pletekan, tumbuhan paku-pakuan dan empon-empon kemudian direbus hingga layu.

Prosedur Penanganan Pasca Panen Pada Tanaman Padi

Prosedur Penanganan Pasca Panen Pada Tanaman Padi

Adapun yang dimaksud dengan penanganan pasca panen adalah tindakan yang disiapkan atau dilakukan pada tahapan pasca panen agar hasil pertanian siap dan aman digunakan oleh konsumen dan atau diolah lebih lanjut oleh industri ( Anonim, 1986). Penanganan pasca panen hasil pertanian bertujuan untuk menekan tingkat kerusakan hasil panen komoditas pertanian dengan meningkatkan daya simpan dan daya guna komoditas pertanian agar dapat menunjang usaha penyediaan bahan baku industri dalam negeri, meningkatkan nilai tambah dan pendapatan, meningkatkan devisa negara dan perluasan kesempatan kerja serta melestarikan sumberdaya alam dan lingkugan hidup.

Masalah utama dalam penanganan pasca panen padi yang dihadapi petani adalah masih tingginya kehilangan hasil selama penanganan pasca panen yang besarnya sekitar 21% (BPS,1996) dan rendahnya mutu gabah dan beras yang dihasilkan. Rendahnya mutu gabah disebabkan oleh tingginya kadar kotoran dan gabah hampa serta butir mengapur mengakibatkan rendahnya rendemen beras giling yang diperoleh (Setyono dkk. 2000).

  Tahapan – tahapan yang dilakukan pada saat penanganan pasca panen padi antara lain adalah sebagai berikut :

  1. Penentuan saat / waktu panen

Untuk mendapat gabah yang berkualitas tinggi padi harus dipanen pada waktu yang tepat, dan pemotongan padi antara varietas yang satu dengan yang lainnya kemungkinan berbeda, padi harus dipanen pada waktu yang tepat dan ditentukan oleh kadar air gabah, umur padi dihitung dari padi saat berbunga, biasanya padi dipanen pada 30 sampai dengan 35 hari  setelah padi berbunga. Tanda tandanya yaitu 95 % malai tampak kuning dan kadar air gabah berkisar antara 21 s/d 26 % maka padi siap dipanen.

  1. Penumpukan dan Pengumpulan

Penumpukan dan pengumpulan merupakan tahap penanganan pasca panen setelah padi dipanen. Ketidak-tepatan dalam penumpukan dan pengumpulan padi dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup tinggi. Untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kehilangan hasil sebaiknya pada waktu penumpukan dan pengangkutan padi menggunakan alas. Penggunaan alas dan wadah pada saat penumpukan dan pengangkutan dapat menekan kehilangan hasil antara 0,94 – 2,36 %.

  1. Perontokan

Setelah dipanen, gabah harus segera dirontokkan dari malainya. Tempat perontokan dapat langsung dilakukan di lahan atau di halaman rumah setelah diangkut ke rumah. Perontokan ini dapat dilakukan dengan perontok bermesin ataupun dengan tenaga manusia. Bila menggunakan mesin, perontokan dilakukan dengan menyentuhkan malai padi ke gerigi alat yang berputar. Sementara perontokan dengan tenaga manusia dilakukan dengan cara batang padi dipukul-pukulkan, malai padipun dapat diinjak-injak agar gabah rontok. Untuk mengantisipasi agar gabah tidak terbuang saat perontokan maka tempat perontokan harus diberi alas dari anyaman bambu atau lembaran plastik tebal (terpal). Dengan alas tersebut maka seluruh gabah diharapkan dapat tertampung Setelah dirontokkan, butir-butir gabah dikumpulkan di gudang penyimpanan sementara. Oleh karena tidak semua petani memiliki gudang sementara, pengumpulan dapat dilakukan di teras rumah atau bagian lain dari rumah yang tidak terpakai. Gabah tersebut tidak perlu dimasukkan dalam karung, tetapi cukup ditumpuk setinggi maksimal 50 cm.

  1. Pengeringan
Upaya Jaga Harga Gabah, Ini Yang Dilakukan Kementan

Agar tahan lama disimpan dan dapat digiling menjadi beras, maka gabah harus dikeringkan. Pengeringan gabah umumnya dilakukan di bawah sinar matahari. Gabah yang dikeringkan ini dihamparkan di atas lantai semen terbuka. Penggunaan lantai semen terbuka ini agar sinar matahari dapat secara penuh diterima gabah. Bila tidak memiliki halaman atau tempat terbuka yang disemen maka halaman tanah pun dapat dipakai untuk penjemuran. Namun, gabah perlu diletakkan pada alas anyaman bambu, tikar atau lembaran plastik tebal. Hal ini dilakukan agar gabah tidak tercampur dengan tanah. Lama jemuran tergantung iklim dan cuaca, bila cuaca cerah dan matahari bersinar penuh sepanjang hari, penjemuran hanya berlangsung sekitar 2 – 3 hari. Namun, bila keadaan cuaca terkadang mendung atau gerimis dan terkadang panas. Waktu penjemurannya dapat berlangsung lama sekitar seminggu,sampai kadar air mencapai 14%.

  1. Penggilingan

Penggilingan dalam pasca panen padi merupakan kegiatan memisahkan beras dari kulit yang membungkusnya. Pemisahan ada 2 cara : 1) Secara tradisional menggunakan alat sederhana, yaitu lesung dan alu; 2) Pemisahan beras dari kulitnya dapat dilakukan dengan cara modern atau dengan alat penggiling yaitu Hulle. Kendala penggilingan gabah secara tradisional adalah pengerjaannya sangat lambat, tenaga kerja yang memadai tidak tersedia dan alatnya sulit dijumpai. Sedangkan hasil yang diperoleh pada penggilingan dengan alat penggiling gabah Hulle sama dengan cara tradisional, yaitu pada tahap pertama diperoleh beras pecah kulit. Pada penggilingan tahap kedua, beras akan menjadi putih bersih.

  1. Penyimpanan Beras

Umumnya beras disimpan di gudang setelah dikemas dalam karung plastik berukuran 40 Kg atau 50 Kg. Pengemasan dalam karung ini dilakukan secara manual oleh petani. Bagian karung yang terbuka dijahit tangan hingga tertutup rapat dan disimpan di dalam gudang penyimpanan.

Dalam gudang beras sering juga diserang oleh hama bubuk, biasanya hama bubuk ini menyerang beras yang tidak kering benar saat pengeringan, hama bubuk tidak menyukai beras yang kering karena keras. Selain itu, hama bubuk pun menyukai tempat lembab sehingga ruangan gudang harus kering, yang dilengkapi dengan ventilasi udara. Penumpukan karung berisi beras di dalam gudang pun harus ditata sedemikian rupa agar beras yang sudah lebih dahulu disimpan dapat mudah keluar lebih awal.

  1. Pemasaran

Ada dua cara pemasaran beras di Indonesia, pertama petani menjual langsung di lahan pada saat sudah siap panen kepada pedagang pengumpul yang disebut penebas. Penebas inilah yang akan memanen dan mengolahnya lebih lanjut menjadi beras. Kedua, petani sendiri yang memanen,mengeringkan,lalu menjual kepedagang pengumpul,baik berupa gabah kering giling atau sudah menjadi beras. Penjualan beras biasanya dilakukan petani langsung kepada pedagang beras di pasar, dititipkan kepasar swalayan atau dijual langsung ke konsumen.

Daftar Pustaka

Anonim, 1986. Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 1986. Tentang Peningkatan Penanganan Pasca panen Hasil Pertanian. Jakarta.

Biro Pusat Statistik, 1996. Survei susut pasca panen MT. 1994/1995 Kerjasama BPS, Ditjen Tanaman Pangan, Badan Pengendali Bimas, Bulog, Bappenas, IPB, dan Badan Litbang Pertanian.

Pitojo, S. (2000). Budidaya Padi. Yogyakarta: Kanisius.

Setyono, A., Sutrisno dan Sigit Nugraha. 2000. Pengujian pemanenan padi sistem kelompok dengan memanfaatkan kelompok jasa pemanen dan jasa perontok. Disampaikan pada Apresiasi Seminar Hasil Penelitian Balitpa, Sukamandi 10-11 Nopember 2000.

Pelatihan Pertanian Teknologi Tepat Guna Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) Kec. Gerih

Pelatihan Pertanian Teknologi Tepat Guna Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) Kec. Gerih

Kamis (22/12/22) Dengan semakin berkurangnya subsidi untuk pupuk maka jumlah pupuk bersubsidi juga semakin berkurang selain itu dengan kondisi tanah kita yang sudah sakit maka perlu dilakukan langkah untuk mencari solusi dari semua permasalahan itu. Tanah yang sudah rusak juga dapat mengurangi hasil produksi pada tanaman. Untuk meminimalisir kegagalan dapat menggunakan pupuk organik yang ramah lingkungan serta murah dan mudah di dapatkan di sekitar lingkungan. 

Dengan Berkurangnya pupuk bersubsidi serta dalam rangka mendukung misi visi Kabupaten Ngawi Pertanian Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan, Desa Guyung melaksanakan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dengan memanfaatkan limbah organik yang ada disekitar kita. Yang bertempat  di Gubug Pertemuan Gapoktan/poktan Desa Guyung, Yang di hadiri oleh Perangkat  Desa Guyung, Tim BPP Gerih, POPT Kec Gerih Dan Petani Desa Guyung. 

Rangkaian agenda pelatihan dimulai dengan sosialisasi mengenai pertanian ramah lingkungan berkelanjutan. Dilanjutkan dengan pengenalan Bahan-bahan dan acara inti yaitu proses pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) Dalam praktiknya, POC dibuat menggunakan alat  dan bahan-bahan yang tersedia di sekitar kita. Pemanfaatan Bonggol pisang, keong sawah , air kolam ikan dan mojo yang  dapat diolah menjadi pupuk dan pestisida nabati yang bermanfaat

Diharapkan dalam kegiatan ini petani dapat menerapkan serta memanfaatkan limbah yang ada di lingkungan yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Dengan adanya POC bisa meminimalisir atau mengurai Penggunaan pupuk kimia.