Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian melaksanakan kegiatan Tanam Bibit Alpukat Menuju Ngawi Kampung Alpukat “Kesabaran Berbuah Teladan” pada hari senin, 28 November 2022 bertempat di Kayangan Desa Brubuh Kecamatan Jogorogo. Bekerja sama dengan BPP Kecamatan Jogorogo dan Pemdes Brubuh.
Untuk mendukung pengembangan tanaman hortikultura di Kabupaten Ngawi Pemerintah Kabupaten Ngawi mempunyai program perintisan pembentukan kampung alpukat karena kabupaten ngawi berpotensi tanaman alpukat di 10 kecamatan dengan luas 21647 Ha. Dalam kegiatan tanam bersama bibit alpukat menuju kampung alpukat di hadiri oleh Wakil Bupati Ngawi Bapak Dwi Rianto Jatmiko, M.H., M.Si. beserta OPD terkait. Untuk mendukung kegiatan perintisan kampung alpukat di Desa Girimulyo dan Desa Brubuh maka Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi melalui Bidang Perkebunan dan Hortikultura memberikan bibit alpukat bersertifikat beserta penunjang pertumbuhan bibit tanaman kepada gapoktan Giri Bangkit di Desa Girimulyo dan Gapoktan Sido Arum di Desa Brubuh.
Pelaksanakan tanam bersama bibit alpukat ini turut menghadirkan hiburan musikalisasi puisi tarian kontemporer yang ditampilkan oleh pemdes brubuh. Kemudian dilanjutkan Wakil Bupati Ngawi menyerahkan bibit alpukat sebagai simbol Menuju Ngawi Kampung Alpukat kepada ketua Gapoktan Sido Arum di Desa Brubuh dan Ketua Gapoktan Giri Bangkit di Desa Girimulyo. Kegiatan tanam bersama ini agar para petani tidak hanya menanam saja tetapi juga merawat dan memelihara bibit buah alpukat sesuai dengan teknis budidaya yang dianjurkan dan akan menjaga sampai pohon alpukat berproduksi.
Dengan adanya perintisan kampung buah alpukat ini diharapkan beberapa tahun yang akan datang desa Girimulyo dan Desa Brubuh menjadi sentra tanaman buah alpukat dan menjadi berkembang menjadi Desa Wisata. Saat ini pesona Desa Wisata mampu menarik masyarakat untuk datang dan menikmati pemandangan alam yang asri dan alami dengan nuansa pedesaan. Apalagi dengan adanya pengembangan buah alpukat maka akan memberi nilai tambah bagi Desa Wisata. Wisatawan akan tertarik untuk datang ke Desa Girimulyo dan Desa Brubuh selain untuk menikmati pemandangan alam yang indah juga untuk membeli dan menikmati buah alpukat. Dengan berkembangnya kampung buah alpukat ini juga diharapkan bisa memberikan nilai tambah dan meningkatkan penghasilan masyarakat yang akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Senin (28 November 2022), Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi menggelar “BERAS MURAH”. Gelar Beras Murah melalui Toko Tani Indonesia Center (TTIC) kabupaten Ngawi dilaksanakan mulai hari Senin 28 November 2022 hingga Selasa 29 November 2022. GBM ini merupakan Sub Kegiatan Pengembangan Kelembagaan Usaha Pangan Masyarakat dan Toko Tani Indonesia dari Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi.
GBM dilaksanakan untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan bahan pokok dan strategis di wilayah kabupaten Ngawi. GBM dilaksanakan di Toko Tani Indonesia Center (TTIC) Kabupaten Ngawi yang beralamat di Jl Basuki Rahmat No. 1A Ngawi. Beras yang dijual berasal dari Gapoktan Mulyo Asri desa Karangasri, kecamatan Ngawi. Hal ini sesuai sub Kegiatan Pengembangan Kelembagaan Usaha Pangan Masyarakat dan Toko Tani Indonesia. Sehingga petani lokal mampu memproduksi dan menjual beras hasil panennya.
Beras yang dijual dikemas dalam kemasan 5kg, dan dihargai Rp 8.500 per kilogram. GBM dibuka Senin 28 November 2022 pada pukul 13.00 wib. GBM akan berlangsung hingga Selasa 29 November 2022. Syarat untuk membeli beras ini hanya tetap menjaga prokes dan dibatasi 2 pcs tiap pembeli.
Jumat, 25 November 2022. Bupati Ngawi, Sekda Kab. Ngawi, Dinas Ketahanan Pangan & Pertanian Kab. Ngawi beserta OPD Pemkab Ngawi melaksanakan kegiatan Jum’at Berkah (Bersama Kepala Daerah) di Kecamatan Karanganyar. Pada kesempatan tersebut bapak bupati Ngawi (Ony Anwar Harsono) mengunjungi beberapa desa di Kecamatan Karanganyar diantaranya Desa Karanganyar, Desa Gembol dan Desa Mengger. Dalam kegiatan Jum’at berkah ini Bapak Bupati dan rombongan juga meninjau beberapa sarana prasarana di Kecamatan Karanganyar seperti jembatan dan perbaikan jalan, meresmikan sarana ibadah (mushola) di Desa Karanganyar serta penyerahan surat akta kelahiran kepada beberapa penerima serta beberapa bantuan lainnya (sembako, bola dan hadiah).
Pada kesempatan yang sama Bapat Bupati tidak lupa berdialog bersama petani, poktan/gapoktan terkait dengan Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRLB) serta melihat beberapa hasil produk dari poktan/gapoktan yang berupa Pupuk Organik Cair (POC), Kompos, PGPR dan MOL. Di samping itu, petani juga didorong agar beralih ke sistem pertanian yang ramah lingkungan. Pertanian ramah lingkungan (transisi menuju organik) khususnya di Desa Mengger sendiri untuk padi baru mencapai 0.25 Ha, sedangkan untuk tanaman jagung sudah mencapai 20 Ha.
Kegiatan diakhiri dengan sholat jum’at Bersama di Masjid Desa Karanganyar. Semoga di Jum’at berkah ini, senantiasa memberikan keberkahan untuk semua.
Tanaman Jagung merupakan salah satu komoditas tanaman yang memiliki peran penting untuk pemenuhan kebutuhan pangan manusia, selain itu juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan pakan ternak. Dengan kondisi tersebut menjadikan peluang bagi petani jagung untuk mengembangkan budidaya tanaman jagung agar produksi jagung meningkat.
Salah satu kendala yang dihadapi bertanam jagung adalah adanya organisme penganggu tumbuhan (OPT). Saat ini OPT yang mulai menganggu produktivitas jagung adalah ulat grayak (Spodoptera frugiperda). Hama tersebut merupakan hama asli daerah tropis dari Amerika Serikat hingga Argentina. Ulat FAW dapat menyerang lebih dari 80 spesies tanaman, termasuk jagung, padi, tebu, sayuran, dan kapas. FAW dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang signifikan apabila tidak ditangani dengan baik. Di Indonesia sendiri hama ulat grayak telah ditemukan pada beberapa lokasi pertanaman jagung di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung dan Sumatera Selatan.
Penyebaran hama ulat ‘FAW’ memang begitu cepat, hingga menimbulkan dampak serius yang sangat merugikan. Mengenalinya dengan lebih detail dan kemudian melakukan upaya pengendalian yang maksimal menjadi solusi yang baik untuk mengatasi masalah serangan hama yang sangat rakus tersebut.
Gejala serangan Ulat FAW • Adanya bekas gerekan dari ulat • Pada permukaan atas daun atau disekitar pucuk tanaman jagung, ditemukan serbuk kasar seperti serbuk gergaji. • Ketika populasi ulat FAW ini sangat tinggi, maka bagian tongkol jagung juga akan diserang oleh hama ini.
Cara untuk menanggulangi ulat grayak
Rotasi tanaman untuk memutus daur hidup hama;
Pengolahan tanah yang baik (selama 1 bulan) untuk mengangkat kepompong hama dari dalam tanah agar mati terjemur oleh sinar matahari;
Pemasangan perangkap berferomon yaitu feromon Exi sebanyak 20 buah per hektar;
Pemasangan lampu perangkap sebanyak 30 buah per hektar;
Penyemprotan insektisida jika kerusakan daun telah mencapai 5%;
Penyemprotan insektisida jika populasi kelompok telur telah mencapai 1 kelompok atau 10 tanaman;
Selain itu pengendalian ulat grayak pada jagung juga dapat dilakukan dengan pembuatan pestisida nabati (botani).
Pestisdia nabati untuk ulat grayak
Bahan-bahan:
Bubuk cabai 1 sendok teh
Bawang putih 1 siung
Bawang merah 1 butir
Air 1 liter
Deterjen 1 sendok teh.
Cara pembuatan :
Bawang putih dan bawang merah dihancurkan;
Campur bubuk cabai dan air, aduk hingga rata, rendam 1 jam lalu saring, tambah deterjen aduk rata.
Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan-bahan an organik di dalam tanah, termasuk pupuk an organik. Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bisa optimal. Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri dingin, remah, wujud aslinya tidak nampak, dan baunya telah berkurang. Penggunaan pupuk kandang yang belum matang akan menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman.
Penggunaan pupuk kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan sehingga penguapan unsur hara akibat proses kimia dalam tanah dapat dikurangi. Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair paling baik dilakukan setelah tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang cair akan cepat diserap oleh tanaman.
Cara Membuat Pupuk Organik Padat dari Kotoran Kambing
Sebelum masuk ke dalam pembahasan cara membuat pupuk kandang dari kotoran kambing, kamu perlu tahu terlebih dahulu apa saja yang perlu disiapkan.
Berikut adalah alat dan bahannya:
Ember
Cangkul
Terpal
1/2-1 ton kotoran kambing
200 kg abu/sekam/bekas gergajian
200 kg kapur pertanian atau dolomit
4 botol EM4
Proses Pembuatan Pupuk Kandang
Hancurkan kotoran kambing menggunakan mesin atau campurkan bersama pupuk urea.
Siapkan lahan untuk mengolah pupuk yang bebas dari genangan air dan terpaan hujan.
Buatlah lapisan-lapisan bahan pembuatan pupuk padat dengan mencampur kotoran kambing bersama kapur pertanian, sekam, atau bekas gergajian hingga ketebalannya 20-30 cm.
Siapkan ember yang sudah diisi dengan bakteri EM4 sesuai dosis dan beri air secukupnya.
Siram larutan EM4 tersebut pada campuran kotoran kambing yang sudah dibuat dengan kadar mencapai 40%. Jika kamu meremas segenggam kotoran dan tidak ada air yang menetes, artinya komposisi air sudah pas.
Lakukan pada arah sebaliknya, buatlah gunungan selebar terpal penutup yang telah disiapkan.
Tutup timbunan dengan terpal dan berikan beban di setiap sisinya agar tidak terhempas oleh angin.
Diamkan gunungan calon pupuk kandang tersebut selama 1 minggu dan buka terpalnya agar bakal pupuk melalui proses airasi pada pengomposannya.
Jika hawa panas keluar dari timbunan, hal tersebut menandakan bahwa proses pengomposan sukses.
Untuk menghilangkan aroma amoniak agar segera bisa digunakan, diamkan selama 3 minggu agar kotoran kambing terkena angin.
Itulah cara membuat pupuk kandang dari kotoran kambing.
Selain itu, kamu pun harus mengetahui apa saja manfaat penggunaan pupuk kandang yang terbuat dari kotoran kambing.
Manfaat Pupuk Kandang dari Kotoran Kambing
Ramah terhadap lingkungan karena terbuat dari bahan organik dan terbebas dari penggunaan bahan kimia
Lebih mudah terurai oleh tanah dan tidak merusak lingkungan
Menjaga kesuburan tanah hingga bertahun-tahun karena bahan organiknya sangat mudah diurai dan tidak meninggalkan komponen pada tanah
Mengurangi limbah peternakan
Melenyapkan potensi munculnya patogen yang melekat pada kotoran hewan ternak