Gerakan Pengendalian Wereng Batang Coklat

Gerakan Pengendalian Wereng Batang Coklat

Organisme pengganggu tanaman (opt) merupakan faktor utama yang berpengaruh pada penurunan produksi suatu komoditi, dalam hal ini tanaman pangan (padi). Wereng batang coklat berkembangbiak secara sexual, masa pra peneluran 3-4 hari untuk brakiptera (bersayap kerdil) dan 3-8 hari untuk makroptera  (bersayap panjang). Telur biasanya diletakkan pada jaringan pangkal pelepah daun, tetapi kalau populasinya tinggi telur diletakkan di ujung pelepah dan tulang daun.

Telur diletakkan berkelompok, satu kelompok telur terdiri dari 3-21 butir.  Satu ekor betina  mampu  meletakkan  telur  100-500  butir. Telur menetas setelah 7-10 hari. Muncul wereng muda yang disebut nimfa dengan masa hidup 12-15 hari dan setelah fase ini menjadi wereng dewasa. 

Dalam perkembangan hidupnya, wereng batang coklat mempunyai tiga stadium pertumbuhan yaitu stadium telur, nimfa dan dewasa. Gambar berikut menjelaskan siklus hidup hama wereng batang coklat pada suatu daerah tertentu, dengan adanya keadaan tersebut, maka pada senin, 11 juli  2022 kelompoktani (poktan) bersama petugas pengamat opt (popt) kecamatan gerih dan ppl melakukan gerakan pengandalian wbc yang dilakukan serentak pada hamparan poktan tani makmur.

Foto Gerdal WBC di Gerih

Pada kegiatan tersebut di berikan pestisida dari dinas ketahanan pangan dan pertanian ngawi 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian wbc antara lain:

  1. 1 tepat sasaran, sasaran pada pengendalian wbc ada di pangkal rumpun, sehingga penyemprotan pestisida harus di bagian bawah tanaman.
  2. Tepat mutu, pestisida yang digunakan harus bermutu baik, terdaftar dan diijinkan oleh komisi pupuk dan pestisida.
  3. Tepat jenis pestisida, jenis pestisida yang digunakan sesuai anjuran untuk mengendalikan opt tertentu tersebut. Jenis pestisida untuk pengendalian wbc antara lain applaud, basa, dll yang memiliki kandungan bahan aktif buprofzin, bbmc, abamectin.
  4. Tepat waktu, pengendalian opt harus disesuaikan dengan kondisi serangan dan populasinya. Pengendalian dilakukan bila ada populasi opt. 
  5. Waktu penyemprotan dilakukan pada pagi atau sore hari.
  6. Tepat dosis konsentrasi, dosis atau konsentrasi pestisida berpengaruh pada daya bunuh terhadap opt. Sebaiknya diberikan sesuai dengan dosis anjuran.
  7. Tepat cara penggunaan pada umumnya pestisida diaplikasikan dengan cara di semprot (menggunakan hand sprayer). Pada saat aplikasi juga harus memperhatikan arah angin dan kondisi cuaca untuk mendapatkan hasil yang optimal. 

Kegiatan seperti ini memang perlu di lakukan untuk mengendalikan serangan hama wereng pada areal tanaman padi dan mencegah agar serangan hama wereng tidak menyebar ke areal tanaman padi secara luas. Wereng menjadi hama yang ditakuti oleh petani karena serangan populasi wereng pada tanaman padi bisa menyebabkan puso sehingga petani mengalami gagal panen. 

Budidaya Tanaman Jagung dengan Metode Tanpa Olah Tanah ( TOT ) di Kecamatan Ngawi

Budidaya Tanaman Jagung dengan Metode Tanpa Olah Tanah ( TOT ) di Kecamatan Ngawi

Jagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan unggulan yang banyak diusahakan di lahan kering pada musim hujan. Budidaya tanaman jagung menyebar diseluruh wilayah Indonesia. Salah satu karakteristik tanaman jagung adalah mudah tumbuh pada berbagai jenis tanah dan memiliki kemampuan beradaptasi dengan baik sehingga tanaman berkeping satu ini dapat dibudidayakan di dataran rendah, menengah hingga dataran tinggi.
Salah satu metode Budidaya Jagung yang dapat diterapkan adalah Tanpa Olah Tanah ( TOT ).  Tanpa Olah Tanah ( TOT ) merupakan cara penanaman tanpa melakukan persiapan lahan seperti pembalikan dan penggemburan.  Metode ini hanya memerlukan lubang untuk membenamkan benih di tanah. Di Indonesia umumnya alat yang digunakan untuk melubangi tanah tempat benih ditanam ialah tugal. Metode TOT hanya dapat diterapkan pada lahan gembur. Karena kurang baik jika diterapkan pada tanah yang terlalu keras, yaitu akan menghambat pertumbuhan tanaman.

Kelompok Tani di Kec./Kab. Ngawi sudah terbiasa melakukan penanaman jagung dengan metode TOT.  Hal ini didukung oleh tekstur tanah yang gembur disana. Untuk musim tanam I tetap diadakan olah tanah. Begitu tanaman jagung berumur 100 HST dilakukan penanaman jagung untuk musim tanam II.  Pada saat jagung musim tanam I panen, jagung Musim tanam II sudah berumur  14 HST. Untuk meminimalisir gulma serta menjaga kelembaban tanah dapat menggunakan mulsa jerami.

Penanaman jagung secara TOT memiliki kelebihan :

  1. Menyingkat waktu budidaya karena tidak perlu pengolahan tanah.
  2. Dapat menghemat biaya tenaga kerja.  
  3. Menghindari kerusakan tanah akibat pengolahan.  
  4. Mengurangi erosi lapisan hara.

Kelemahan TOT bila pengaplikasian herbisida salah dosis dan sasaran dapat menghambat pertumbuhan tanaman jagung. Herbisida merupakan racun gulma yang dapat menghambat atau bahkan mematikan tanaman jagung apabila petani tidak bijak dalam menggunakan dosis. Umumnya pada persiapan lahan TOT dilakukan penyemprotan herbisida dari golongan glifosat. Pada lahan dengan gulma rumput yang terlalu tinggi, maka perlu dilakukan pembabatan terlebih dahulu. Namun jika gulma yang tumbuh masih pendek, bisa langsung disemprot herbisida. Penyemprotan dilakukan 1 minggu sebelum tanam dengan takaran 2 liter per hektar.

Ubinan Kelompok Tani Pondok Desa Tambakboyo

Ubinan Kelompok Tani Pondok Desa Tambakboyo

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi dalam hal ini dilaksanakan oleh Bidang Tanaman Pangan bersama BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Kecamatan Mantingan telah melaksanakan kegiatan Lomba Ubinan Provitas Padi pada Senin (11/07/2022) yang dilaksanakan di salah satu lahan milik anggota Kelompok Tani Pondok, Desa Tambakboyo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi. Penentuan lahan dilakukan oleh BPP Kecamatan Mantingan dengan memerhatikan syarat dan ketentuan antara lain umur padi yang sudah menginjak waktu panen.

Sebelum kegiatan ubinan dilaksanakan, prosedur utama yang dilakukan yaitu koordinasi oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) BPP Kecamatan Mantingan dengan Kelompok Tani Pondok. Selanjutnya dilakukan kegiatan ubinan bersama pada waktu dan tempat yang telah ditentukan yaitu pukul 08.30 WIB di lahan anggota Kelompok Tani Pondok Desa Tambakboyo.

Pelaksanaan ubinan ini dilakukan pada lahan yang telah menerapkan konsep pertanian ramah lingkungan. Ubinan tersebut diambil dari 2 sampel padi dari dua lahan yang terpisah. Tujuan pelaksanaan Lomba Ubinan yaitu untuk mengetahui hasil provitas padi yang berada di wilayah Kecamatan Mantingan khususnya di lahan Kelompok Tani Pondok Desa Tambakboyo.

Gerakan Pengendalian OPT Cengkeh

Gerakan Pengendalian OPT Cengkeh

Tanaman Cengkeh (Syzigium aromaticum. L) merupakan tanaman perdagangan yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi di Indonesia. Cengkeh dikenal sebagai tanaman rempah yang digunakan sebagai obat tradisional. Cengkeh termasuk salah satu penghasil minyak atsiri yang biasa digunakan sebagai bahan baku industri farmasi maupun industri makanan, sedangkan penggunaan yang terbanyak sebagai bahan baku rokok.

Varietas-varietas unggul yang ditanam:

  1. Cengkeh Siputih:
    Ciri-ciri : Helai daun besar dan berwarna
    kuning atau hijau muda; Cabang kurang
    rimbun; Bunga besar, warna kuning dan
    berjumlah belasan per rumpun.
  2. Cengkeh Sikotok:
    Ciri-ciri : Helai daun kecil, warna hijau
    sampai hijau tua kehitam-hitaman dan lebih
    mengkilap; Cabang rimbun dan rendah,
    semua ranting tertutup daun; Bunga kuning
    kemerahan, tiap rumpun 20-50 bunga.
  3. Cengkeh Zanzibar:
    Ciri-ciri : Bentuk daun panjang ramping dan
    berwarna hijau gelap; Bunga berwarna lebih
    merah dengan produksi tinggi; Merupakan
    jenis terbaik.

SYARAT PERTUMBUHAN

  1. Iklim
    Cengkeh menghendaki iklim yang panas dengan curah hujan cukup merata, karena tanaman ini tidak tahan kemarau panjang. Angin yang terlalu kencang dapat merusak tajuk tanaman. Curah hujan optimal bagi pertumbuhan tanaman cengkeh antara 1500-4500 mm/tahun. Cengkeh menghendaki sinar matahari minimal 8 jam per hari. Suhu yang optimal
    tanaman ini dikehendaki adalah 22-30 oC, dengan kelembaban udara antara 60-80%.
  2. Media Tanam
    Jenis tanah yang baik adalah latosol, andosol dan podsolik merah. Menyukai tanah gembur dengan drainase yang baik. Derajat keasaman (pH) yang cocok untuk tanaman cengkeh adalah 5,5-5,6. Kedalaman air tanah pada musim hujan tidak lebih dangkal dari 3 m dari permukaan tanah dan pada musim kemarau tidak lebih dari 8 m. Tanah dengan kemiringan sampai 20% lebih baik dari tanah datar, karena dranasenya baik. Pada tanah itu harus dibuat parit dranase sedalam kurang lebih 1 m agar air meluap pada musim hujan dapat disalurkan ke arah lain.
  3. Ketinggian Tempat
    Tanaman cengkeh cocok pada ketinggin 0-900 m dpl. (paling optimum pada 300-600 m dpl) atau terletak pada ketingginan lebih dari 900 m dpl, dengan hamparan lahan yang menghadap laut.ii

Hama yang umum menyerang tanaman cengkeh adalah penggerek, perusak pucuk, perusak daun dan perusak akar. Sedangkan penyakit yang sering menyerang antara lain Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh (BPKC), Cacar Daun Cengkeh (CDC), Die back (mati ranting), embun jelaga. Untuk pengendaliannya dapat digunakan insektisida/fungisida sesuai anjuran. Salah satu jenis organisme pengganggu tumbuhan yang menyerang tanaman cengkeh adalah hama penggerek batang cengkeh ( H. semivelutina). Gejala serangan pada cabang-cabang tanaman terdapat lubang-lubang gerekan berdiamater 12,5-25mm. Lubang-lubang tersebut tertutup kotoran dan serbuk kayu sisa gerekan yang dijalin dengan serat halus. Serangan hama ini menyebabkan tanaman menjadi lemah.

Kegiatan Pengendalian OPT Cengkeh bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan pelaku utama dalam mengendalikan OPT penggerek batang pada tanaman cengkeh secara tepat. Teknik pengendalian bisa dilakukan dengan cara mekanis yaitu menutup lubang-lubang gerekan dengan pasak kayu atau tanah liat. Sedangkan cara kimiawi menggunakan insektisida yaitu dioleskan pada batang diinjeksikan ke batang dan ditaburkan pada tanah.

Kegiatan ini dilakukan dua hari yakni tgl 5 – 6 Juli 2022 di Kelompok Tani Tani Maju, Desa Wonosari Kec Sine. Kegiatan ini dihadiri oleh 20 peserta petani cengkeh yang ada di Desa Wonosari.

Apa itu PSAT? Yuk simak penjelasan singkatnya!

Apa itu PSAT? Yuk simak penjelasan singkatnya!

Pangan Segar Asal Tumbuhan atau disingkat PSAT adalah pangan asal tumbuhan yang dapat dikonsumsi langsung atau yang dapat menjadi bahan baku pangan olahan setelah mengalami pengolahan. Salah satu macam Pangan Segar Asal Tumbuhan atau disingkat PSAT adalah beras yang merupakan bahan pangan strategis dan menjadi kebutuhan pangan pokok bagi masyarakat Indonesia secara luas.

Dalam upaya menyediakan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) yang bermutu, aman, sehat, dan layak konsumsi tersebut, pemerintah membuat regulasi yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 51 Tahun 2018 tentang Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT). Bidang Keamanan dan Diversifikasi Pangan yang ada dalam Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi menjadi salah satu lembaga pelaksana peraturan menteri tersebut untuk mengawasi keamanan dan mutu beras konsumsi yang beredar di masyarakat. Proses pengawasan dilakukan mulai dari tahapan produksi, panen, pasca panen, hingga distribusi sampai kepada konsumen yang dalam hal ini adalah masyarakat.