Dinas Ketahanan dan Pertanian Kabupaten Ngawi melaksanakan Bimtek Sistem Pertanian Organik dan Sosialisasi SNI 6729-2016 selama 3 hari 2-4 Oktober 2024. Kegiatan dibuka oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi Supardi, SE, M.Si didampingi Kepala Bidang Tanaman Pangan yang membidangi Pertanian Organik dan PRLB, dalam arahannya Kepala Dinas KPP menyampaikan Pertanian organik merupakan upaya dalam sistem pertanian yang menggunakan bahan-bahan alami tanpa mengandung zat kimia. Salah satu bahan yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang pertanian organik yaitu limbah-limbah rumah tangga seperti kotoran hewan, limbah buah atau sayur, dan bahan-bahan lainnya yang tidak mengandung unsur kimia. Sistem pertanian organik bertujuan menyediakan produk pertanian terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen hingga konsumen serta salah satu upaya untuk menjaga kesuburan tanah dari tercemarnya kandungan tanah akibat penggunaan bahan kimia yang berlebihan. Dalam sistem budidaya organik diperlukan adanya sertifikasi organik sebagai salah satu bukti legalitas berupa dokumen dan sertifikat organik yang diberikan oleh lembaga sertifikat organik terkait, dalam hal ini Kabupaten Ngawi bersinergi dengan Lawu Organic Certification (LOC) selaku lembaga yang bergerak di bidang sertifikasi organik.
Bimtek tersebut diikuti oleh berbagai kalangan petani pelaku pertanian organik bersama Sahabat Organik Ngawi. Kegiatan bimtek dan pelatihan ini bertujuan untuk memberikan materi kepada setiap yang terlibat pada pertanian organik, bahwa dalam setiap produk-produk organik yang akan dipasarkan harus memiliki sertifikat organik yang merujuk pada SNI 6729:2016. Dalam pembuatan sertifikat organik harus dilaksanakan sertifikasi organik serta melakukan penyusunan dokumen sebagai penunjang sertifikasi. Kegiatan bimtek dan pelatihan juga mengajak peserta untuk melihat secara langsung penerapan pertanian organik di lahan persawahan di sekitar UPT Perbenihan.
Bimtek dan Pelatihan Sistem Pertanian Organik ditutup dengan penyampaian testimoni Supahari yang merupakan petani dari Desa Wonokerto Kecamatan Kedunggalar dan Yeman Subeno, keduanya merupakan pihak yang terjun secara langsung di bidang pertanian organik dan diakhiri dengan pembagian sertifikat pelatihan kepada peserta pelatihan.
Ngawi, 24 September 2024 – International Fund for Agriculture Development (IFAD) melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Ngawi dalam rangka pelaksanaan Thematic Evaluation of IFAD’s Support to Nutrition. Kunjungan ini bertujuan untuk mengevaluasi berbagai program yang didukung oleh IFAD dalam bidang peningkatan gizi di wilayah pedesaan Indonesia.
Kunjungan dimulai dengan pertemuan antara perwakilan IFAD dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi . Dalam pertemuan ini, Supardi, S.E, M.Si , selaku Kepala Dinasn Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi memberikan sambutan dan apresiasi terhadap peran serta IFAD dalam mendukung peningkatan status gizi di Indonesia. “Kami berterima kasih atas dukungan IFAD dalam upaya peningkatan gizi di wilayah pedesaan, yang telah membantu mengurangi malnutrisi dan meningkatkan kesehatan masyarakat,” ujar Supardi.
Setelah sesi diskusi, tim IFAD melanjutkan kunjungan lapangan ke Kelompok Tani Manunggal tani dan Koperasi CEMORO untuk di Kecamatan Ngrambe dan Kunjungan lapang ke P4S Birowo Organik dan KWT Sambirejo untuk di Kecamatan Mantingan, di mana mereka bertemu dan berdiskusi langsung dengan masyarakat yang telah merasakan manfaat dari program IFAD.
Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berharga untuk perbaikan dan peningkatan program-program gizi di masa depan. Dengan evaluasi ini, IFAD dan pemerintah Indonesia akan memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai dampak dari program-program yang telah berjalan dan bagaimana strategi untuk keberlanjutan program tersebut di masa depan.
Pada tanggal 23 September 2024, telah dilaksanakan acara Pelepasan Mahasiswa MSIB (Magang Studi Independen Bersertifikat) dalam Kegiatan Pendampingan Pertanian Modern di Alun-Alun Kabupaten Ngawi. Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk Pusat Pendidikan Pertanian Kementerian Pertanian, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang, Dinas Ketahanan Pangan dan pertanian Kabupaten Ngawi, BBPP Batu, Kodim 0805 Ngawi, serta mentor dan pendamping pertanian modern. Sebanyak 93 mahasiswa MSIB dari berbagai universitas turut ambil bagian dalam program ini.
Acara resmi dibuka oleh Setya Budhi Udrayana, Direktur Polbangtan Malang. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya mendukung program pertanian modern di Jawa Timur. Beliau juga memberikan pesan kepada para mahasiswa agar memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar bersama para petani. “Belajar di lapangan adalah kesempatan yang sangat baik untuk mengembangkan soft skill. Jangan sia-siakan kesempatan magang ini. Kalian harus aktif terlibat, bukan hanya mengamati, tetapi ikut bekerja bersama para petani. Ciptakan ikatan yang baik dengan para penyuluh dan petani,” ujar Setya Budhi.
Supardi, S.E, M.Si selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi juga memberikan pernyataan dalam acara tersebut. Beliau menekankan bahwa Ngawi merupakan lumbung pangan Jawa Timur, didukung oleh program bupati yang mempromosikan pertanian ramah lingkungan. “Dengan adanya program MSIB ini, diharapkan mahasiswa dapat bersinergi untuk mewujudkan kemajuan pertanian berkelanjutan,” ungkapnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Pasiter Kodim Ngawi Kapten Infanteri Priyono yang mengingatkan para mahasiswa untuk selalu menjaga keamanan, menjaga nama baik almamater, sopan santun, etika, serta menjaga diri selama menjalani program ini.
Acara diakhiri dengan penyematan atribut kepada para mahasiswa MSIB sebagai simbol resmi dimulainya program pendampingan pertanian modern di Kabupaten Ngawi.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bidang Perkebunan dan Hortikultura Kabupaten Ngawi mengadakan Pelatihan Pasca Panen Buah dan Sayur yang dilaksanakan di Gedung Notosuman Selasa, 10 September 2024. Peserta pelatihan adalah petani milenial dan UMKM muda Kabupaten Ngawi.
Kegiatan pasca panen buah dan sayuran merupakan salah satu aspek penting dalam usahatani yang memerlukan perhatian khusus. . Karena, proses penanganan pascapanen yang tepat menjadi kunci utama. Beberapa penanganan pasca panen yang perlu diperhatikan seperti pembersihan dari kotoran, sortasi dan grading, serta pengemasan.
Pelatihan ini menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas dan daya saing produk. Salah satu materi yang menarik adalah tentang pengolahan dan pengemasan buah dan sayur. Peserta diajak mencoba mengolah buah dan sayur untuk membuat produk lebih menarik, tahan lama dan meningkatkan nilai jual suatu produk.
Tujuan diadakannya pelatihan pasca panen buah dan sayur adalah untuk mengenalkan cara pengolahan buah dan sayur menjadi produk yang bernilai jual dan meningkatkan kompetensi petani dan pelaku usaha. Tujuan utama penanganan pasca panen adalah mempertahankan kualitas buah/sayur dalam tampilan, tekstur, rasa dan nilai gizinya, melindungi keamanan pangan dan mengurangi kerugian antara panen dan konsumsi.
Penutupan Sekolah Lapang Pengelolaan Hama Terpadu (SLPHT) (06/09/2024) yang dihadiri oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan, PPL, POPT dan Kepala Desa Semen di Dusun Belut Desa Semen Kecamatan Paron. Pelaksanaan sekolah lapang yang dimulai bulan mei hingga bulan september 2024 ini bertujuan untuk menambah pengetahuan petani tentang prinsip Pengendalian Hama Terpadu dan budidaya tanaman padi ramah lingkungan berkelanjutan, berlokasi di kelompok tani Karya Tani diikuti 28 orang dengan dipandu oleh Tim DKPP Ngawi dan POPT setempat. Kegiatan monitoring ekosistem tanaman padi dan diskusi dilakukan setiap hari Selasa di Lokasi demplot dengan materi ekosistem dasar,mengenal hama dan penyakit tanaman padi, mengenal musuh alami, anatomi tanaman padi, fisika tanah, dan uji kimia tanah dengan menggunakan PUTS. Selain itu petani juga diberikan materi dinamika kelompok dengan cara menggambar, bermain tali, diskusi, mengamati dan presentasi. Presentasi dilakukan untuk membahas hasil pengamatan dan pengambilan keputusan dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman padi.
Output dari kegiatan Sekolah lapang Pengelolaan Hama Terpadu (SLPHT) adalah menciptakan petani yang peduli terhadap lingkungan dan ekosistem dalam lingkup lahan pertaniannya, tidak hanya fokus terhadap pengendalian hama, tetapi juga mengenal dan melindungi organisme lain seperti predator alami hama yang berperan penting terhadap keseimbangan ekosistem. Mengajak petani supaya mengurangi penggunaan pestisida kimia supaya kualitas air, tanah, dan udara terlindungi dari pencemaran residu kimia. Sekolah Pengelolaan hama terpadu juga melatih petani unutk mengehemat biaya produksi karena penggunaan pestisida kimia dapat dikurangi. Selain itu tetap mendukung Program Bupati Ngawi untuk mendukung Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRLB). Bagi Peserta Sekolah Lapang, Kegiatan ini sangat berkesan sehingga diharapkan ada sekolah lapang berikutnya yang materinya saling berkesinambungan sehingga petani dapat memiliki pengetahuan yang lebih banyak dan lebih mahir dalam pengelolaan lahan pertaniannya.
Workshop Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian Rabu (04/09/24) di Kurnia Convention Hall Center Ngawi, Kegiatan digelar oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi melalui Bidang Penyuluhan.
Workshop Peningkatan SDM Pertanian ini diselenggarakan dengan tujuan utama untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas para pelaku pertanian, baik itu Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) atau pun Petani, untuk terus beriinovasi dan mencari peluang dari sektor hulu hingga hilir.
Hadir dalam kegiatan ini Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, S.T., M.H., Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Supardi, SE., Penyuluh Petani Lapangan (PPL), Pusat Pelatihan Peretanian Pedesaan Swadaya (P4S), Kelompok Ekonomi Petani ( KEP), Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Petani Milenial.
Disampaikan Bupati Ngawi, “Kabupaten Ngawi harus siap mempertahankan surplus beras untuk menyangga ketahanan pangan, dengan pertanian ramah lingkungan berkelanjutan ditengah sulitnya pupuk karena pembatasan pengiriman dampak geopolitik internasionalnya,” ujarnya.
Tantangan lain, menurut Supardi adalah dampak dari industrialisasi di Kabupaten Ngawi yang investasinya semakin menggeliat, berkurangnya lahan pertanian dan sumber daya petani , “Untuk itu perlu adanya inovasi dan langkah strategis misalnya untuk mengatasi bergesernya SDM petani dengan melakukan modernisasi dan digitalisasi pertanian sehingga keduanya dapat berjalan beriringan,” imbuhnya.
dalam workshop kali ini dikemas dengan acara sarasehan yang dimoderatori oleh Kepala Bidang Penyuluhan Hastanina Harimurti, S.Pt.MM dengan narasumber dari Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian ( Polbangtang ) Malang Dr. Ir. Setya Budhi Udrayana, S.Pt., M.Si., IPM, Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu (BBPP) Catur Puryanto,SST., M.Si, Penyuluh Pertanian BPSDMP Kementan Mugi Lestari, SP., M.Si.
Workshop Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi ajang apresiasi kepada pelaku pertanian. Penghargaan diserahkan secara langsung oleh Bupati Ngawi Kepada petani insipirasi, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) insipirasi dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) terbaik.