Perbaikan Tanah Masam dan Pengaruh Tanah Masam

Perbaikan Tanah Masam dan Pengaruh Tanah Masam

Kondisi tanah sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Struktur hara tanah yang ideal memungkinkan tanaman tumbuh subur, sehingga akan menghasilkan panen yang optimal. Supaya tanaman tumbuh ideal dibutuhkan keasaman tanah dengan pH antara 5,5 6,5. Lahan sawah yang mempunyai keasaman tinggi hanya menghasilkan panen 2.5-3 ton/Ha. Kondisi ini tanah masam ini masih ditambah kondisi curah hujan yang tidak menentu akibat perubahan iklim. Tentunya ini sangat merugikan petani karena pendapatan yang turun. asem-aseman adalah suatu gejala dimana daun padi yang tadinya hijau menjadi kuning kemerahan diawali dari ujung dan menjalar ke pangkal daun. Tak lama kemudian, daun akan mengering dan pertumbuhannya menjadi kerdil. Ketika tanaman dicabut akarnya tampak berwarna coklat seperti warna besi berkarat, mudah mengelupas dan sebagian membusuk. Penyakit asem-asemen pada padi sawah disebabkan oleh adanya proses perombakan sisa-sisa tanaman padi oleh mikro organisme yang belum selesai pada tanah tersebut. Pada proses tersebut akan menghasilkan panas pada tanah sawah. Selain itu pada proses perombakan tersebut akan menyebabkan menurunnya pH tanah sehingga tanah akan cenderung asam. Kejadian seperti ini banyak dijumpai pada lahan sawah yang kandungan c-organiknya rendah, ditambah dengan kebiasaan petani yang sering menggenangi sawahnya dengan tujuan untuk menekan pertumbuhan gulma terutaman saat tanaman masih di usia muda.

Pada lahan dengan drainase yang buruk (tidak mendapat masukkan dan air sulit dibuang dari petakan), juga dipastikan sangat mudah terserang asem-aseman. Kondisi seperti ini jelas akan mengurangi suplai dan proses pertukaran oksigen di dalam tanah, yang mana fungsinya yang sangat penting bagi perkembangan akar. Konsep Kemasaman Tanah adalah salah satu prinsip dasar kimia tanah yang mengindikasikan reaksi tanah. Pada daerah iklim Tropis Basah, pengasaman tanah adalah proses alamiah (natural). Kemasaman tanah merupakan salah satu masalah utama bagi pertumbuhan tanaman karena pada tanah dengan pH sangat masam, yaitu pH lebih rendah dari 4,5 dalam sistem tanah akan terjadi perubahan kimia sebagai berikut : Aluminium menjadi lebih larut dan beracun untuk tanaman, sebagian besar hara tanaman menjadi kurang tersedia bagi tanaman, sedangkan   beberapa hara mikro menjadi lebih larut dan beracun, penurunan hasil tanaman, mempengaruhi fungsi penting biota tanah yang bersimbiosis dengan tanaman seperti fiksasi nitrogen oleh Rhizobium.

Karakteristik tanah masam yang ekstrim menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak normal dan merana. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti keracunan unsur tertentu dan tidak tersedianya beberapa unsur hara. Secara umum karakteristik dan sifat-sifat tanah masam dapat dicirikan sebagai berikut ;

  • Tanah ber-pH kurang dari 6,5
  • Kapasitas penyangga basa sangat besar
  • Daya simpan air sangat tinggi
  • Daya isap air tinggi
  • Ada keracunan unsur al, mn dan fe pada tanaman
  • Kandungan N, P, K, Ca, Mo Dan Mg sangat rendah
  • Pengikatan unsur N dan kegiatan mikroba menurun Mg dan kapur dapat bertukar rendah dapat disertai kekurangan unsur Cu dan S 
  • pH atau tingkat keasaman pada tanah ternyata bisa mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Beberapa pengaruh tersebut antara lain sebagai berikut:
  • Menentukan mudah atau tidaknya ion- ion unsur hara diserap oleh tanaman.
  • Menunjukkan keberadaan unsur- unsur yang bersifat racun bagi tanaman.
  • Menentukan perkembangan mikroorganisme dalam tanah.

Berikut faktor-faktor yang jadi penyebab tanah menjadi lebih asam (pH lebih rendah) yang harus ketahui.

Tata kelola drainase yang buruk sehingga menyebabkan air tergenang secara terus menerus pada lahan.

  1. Tanah kekurangan unsur kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
  2. Kandungan unsur tembaga (Cu), almunium (Al) dan besi (Fe) yang berlebihan pada tanah.
  3. Dekomposisi bahan organik yang mengeluarkan kalsium (Ca) dari dalam tanah.
  4. Tingginya curah hujan yang mengakibatkan tercucinya unsur hara pada tanah.
  5. Berlebihan menggunaankan pupuk berbahan kimia.

Apa sebenarnya penyebab gejala asam-asaman pada tanaman padi ini? Sudah barang tentu kondisi pH tanah yang di bawah ambang normal untuk tanaman padi yaitu 5,5 – 6. Namun kondisi ini tidak berdiri sendiri melainkan ada beberapa hal penyebab yang lain :

Terjadinya pada tanaman padi MT-2, dimana masih banyak terdapat sisa-sisa jerami yang ditraktor dan mengalami proses membusukan / dekomposisi anaerobik dalam tanah terutama bagian rhizosfer (sekitar perakaran).

Mikroba-mikroba anaerobik menghasilkan senyawa-senyawa asam, sulfida, pirit dan lain sebagainya sehingga tanah menjadi masam.

Sebagian mikroba anaerobik juga menyereng (mendekomposisi / membusukkan) akar-akar muda tanaman padi. Ditandai warna akar yang menguning kecokelatan seperti besi berkarat, agak licin jika dipegang dan kulit akar mudah mengelupas.

Dampak kerusakan lebih besar pada sawah-sawah yang cara panennya dengan potong malai (tidak dibabat) dan jerami tidak dibawa keluar dari sawah.

Gejala akan semakin parah setelah diberikan pupuk susulan berupa urea.

Tidak ada tenggang waktu cukup lama antara panen MT-1 dengan penanaman MT-2 untuk mengistirahatkan sawah dan membusukkan sisa-sisa jerami hingga tuntas.

Cara mengetahui pH tanah dapat dilakukan dengan berbagai metode, baik secara tradisional (cara sederhana) maupun menggunakan pH meter tanah. Secara tradisonal, pH tanah dapat diketahui dengan memperhatiakn jenis tanaman yang tumbuh secara alami pada tanah tersebut dan menggunakan indikator dari bahan alami, misalnya kunyit. Berikut ini beberapa cara mudah mengetahui tanah asam (pH Tanah), baik secara tradisional maupun menggunakan alat pH Meter.

Cara Mudah Mengetahui pH Tanah Menggunakan Indikator Kunyit

Selain dengan cara memperhatikan tanaman yang tumbuh, cara lain untuk mengetahui keasaman tanah adalah menggunakan kunyit. Rimpang kunyit dapat digunakan sebagai indikator kadar keasaman tanah. Cara mengetahui pH tanah menggunakan kunyit adalah sebagai berikut ;

Sediakan rimpang kunyit seukuran jempol,Potong kunyit tersebut menjadi dua bagian,

  1. Ambil sampel tanah dari 5 titik yang berbeda, yaitu 4 titik pada ujung lahan dan 1 titik di tengah-tengah lahan,
  2. ‘Semua sampel tanah dijadikan satu dalam wadah dan dibasahi dengan air secukupnya, kemudian diaduk hingga tercampur rata,
    Satu bagian kunyit dimasukkan kedalam adonan tanah tersebut dan biarkan selama 30 menit, kemudian angkat,
  3. Selanjutnya bandingkan warna kunyit dengan potongan kunyit yang tidak dimasukkan kewadah berisi adonan tanah,
  4. Jika warna kunyit menjadi pudar maka tanah tersebut dapat dipastikan masam (pH rendah), Jika warna kunyit tetap berarti pH tanah tersebut netral, dan jika warna kunyit berubah menjadi biru berarti tanah tersebut ber pH tinggi atau basa.

Cara Mengukur pH Tanah Menggunakan Kertas Lakmus

Kedua cara diatas memang sudah cukup membantu kita dalam mendeteksi kadar keasaman suatu lahan pertanian, namun kita tidak dapat mengetahui dengan pasti angka pH-nya. Sehingga kita masih mengalami kesulitan dalam perlakuan tanah tersebut. Misalnya ketika kita akan melakukan pengapuran untuk menaikkan pH tanah, kita tidak tahu pasti berapa dosis kapur yang harus diberikan. Untuk itu kita perlu mengukur pH tanah menggunakan suatu alat, salah satunya adalah kertas lakmus. Cara mengukur pH tanah menggunakan kertas lakmus adalah sebagai berikut :

  1. Ambil sampel tanah dari 5 titik yang berbeda, yaitu 4 titik pada ujung lahan dan 1 titik di tengah-tengah lahan.
  2. Semua sampel tanah dijadikan satu dalam wadah dan dibasahi dengan air dengan perbandingan 1:1, kemudian diaduk hingga tercampur rata,
    Biarkan selama kurang lebih 15-20 menit sehingga tanah mengendap (air dan tanah terpisah).
  3. Celupkan ujung kertas lakmus pada air selama 1 menit dan jangan sampai menyentuh tanah, Segera angkat jika warna kertas lakmus sudah stabil,
    Cocokkan warna kertas lakmus tersebut dengan bagan warna,
    Lihat warna tersebut ada pada skala berapa, apakah 0, 1, atau 7

Cara Mengukur pH Tanah Menggunakan pH Meter

Cara yang yang terakhir ini merupakan cara yang paling mudah, praktis dan akurat jika dibandingkan dengan ketiga cara diatas. Dengan menggunakan pH Meter bisa langsung diketahui berapa skala pH tanah tersebut, sehingga mempermudah kita dalam memberikan perlakuan. Cara menggunakan pH meter tanah sangat mudah dan praktis, yaitu cukup dengan menusukkan ujung alat pH meter pada keempat ujung titik lahan dan satu titik ditengah-tengah lahan. Hasil yang diperoleh pada skala pH akan menunjukkan angka yang sudah dirata-ratakan.

Mengukur kadar keasaman tanah menggunakan pH Meter sangat mempermudah kita dalam pemberian dosis kapur pertanian. Karena angka atau skala pH hasil pengukuran dapat diketahui dengan pasti. Secara umum untuk menaikkan 1 tingkat skala pH membutuhkan 2 ton dolomit (kapur pertanian) setiap hektar. Misalnya jika hasil pengukuran menunjukkan angka skala pH 6 maka untuk memperoleh pH 7 dalam satu hektar lahan dibutuhkan 2 ton dolomit. Jika hasil pengukuran menunjukkan angka 4, maka dalam satu hektar dibutuhkan 6 ton dolomit untuk memperoleh pH netral (7.0). Pengukuran pH tanah dan pemberian dolomit atau pengapuran sebaiknya dilakukan saat pengolahan lahan, sehingga ketika benih atau bibit ditanam pH tanah sudah benar-benar stabil.

Mengatasi Keasaman Tanah

Untuk menaikkan PH tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

Pengapuran

Tujuan pengapuran ini adalah untuk menaikkan PH tanah dalam jangka pendek  pengapuran efektif, sementara dalam dalam waktu berjalan tanah akan kembali asam lagi.

Selain itu, pengapuran dapat meningkatkan KTK (kapasitas tukar kation) tetapi sekali lagi, ini dalam waktu  yang  relatif, karena tanah selelu memiliki system penyangga.

Pengapuran dengan ditambahd olomit (Ca, Mg(Co)2) akan dapat membatu menurunkan kadar logam dalam tanah. Tetapi perlu menjadi perhatian kebanyakan Ca dan Mg dalam tanah juga akan mempengaruh ikeseimbangan hara dalam tenah, sehingga penggunaan dolomite perlu bijaksana.

Pemupukan (penambahan unsur hara)

Karena tanah masam, maka KTK (kapasitas tukar kation) mengakibatkan pupuk yang kita berikan akan hilang begitu saja dan tidak dapat diserap dengan baik. Untuk lebih efektifnya perlu diperhatikan beberapa hal yaitu, waktu pemupukan, penempatan pupuk dan juga dosis yang diberikan.

Waktu pemupukan haruslah dihitung dengan cermat, jangan sampai unsure hara (N,P dan K) hilang terkunci oleh air. Pemupukan sebaiknya diberikan paling tidak dua kali pada masa awal tanam dan 1-2 bulan setelah tanam

Penempatan pupuk juga memiliki peran strategis untuk memperbaiki kondisi tanah. Pemupukan dapat dilakukan dengan cara menyiram di seputaran akar atau dapat juga dilakukan penyemprotan di belakang daun. Pendekatan ini dilakukan supaya penyerapan unsur hara oleh tanaman dapat maskimal.

Herbisida

Tanah  yang masam terutama tanah gambut biasanya depenuhi rumput ilalang dan jenis gulma ini merusak keseimbangan hara dalam tanah, sehingga tanaman tidak maksimal.Untuk mengendalikanya  dapat menggunakan herbisida.Tentunya penggunaan tetap harus bijaksana, memeperhatikan dosis dan cara aplikasinya.

Peberian Phosphat

Disarankan untuk tanah yang masam menggunakan jenis phosphat yang cukup tinggi.Untuk efektifitas unsur P ini maka disarankan menggukan P yang mudah laru tdalam air. P yang bagus untuk tanah asam adalah P dengan kandungan Ca dan CaO diatas 40% akan efektif di tanah masam. Hindari penggunaan pupuk P dengan kandungan sesqu oiksida tinggi (Al2O3 dan Fe2O3) kerena  tidak akan berguna untuk pemupukan di tanah asam.

Pemberian Mikro organisme Pengurai

Dalam tanah gambut terlalu banyak baha organik yang belum terurai secara maksimal, maka diperlukan mikroba tambahan untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam mengurainya.Penggunaan bahan aktif pengurai dari pruduk POC

Sumber:

https://www.deltaagrotani.com/pengaruh-keasaman-tanah-terhadap-budidaya-tanaman/

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/69938/5-Cara-Mengatasi-Tanah-Masam-dan-Penjelasannya/

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/72309/Karakteristik-TANAH-MASAM-dan-Cara-Menaikkan-pH-Tanah-Masam/

https://pertanian.sariagri.id/57153/catat-ini-enam-faktor-penyebab-ph-tanah-lahan-tanam-rendah

https://tanesia.id/kenali-gejala-asem-aseman-pada-tanaman-padi/

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/86085/CARA-TRADISIONAL-MENGUKUR-pH-TANAH-DENGAN-MENGGUNAKAN-KUNYIT/

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/85533/Solusi-Untuk-Tanah-Masam/

Teknik Pengambilan Ubinan Pada Tanaman Pangan

Teknik Pengambilan Ubinan Pada Tanaman Pangan

Kegiatan Ubinan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh PPL (penyuluh pertanian) untuk mendapatkan informasi tentang produksi pada tanaman pangan yang akurat dan menggambarkan kondisi terkini. Ubinan adalah luasan pada pertanaman, yang umumnya berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar (untuk mempermudah perhitungan luas), yang dipilih untuk mewakili suatu hamparan pertanaman yang akan diduga produktivitasnya (hasil tanaman per hektar tanpa pematang) dengan cara menimbang hasil (kg/ubinan) dan dilakukan wawancara dengan penggarap atau pemilik lahan untuk mengumpulkan data valid yang berkaitan dengan produktivitas. Karakteristik yang dikumpulkan tersebut meliputi penggunaan pupuk, benih, pengairan pestisida, cara penanaman dan sebagainya. 

Pada dasarnya kegiatan ubinan ini dilakukan pada tanaman padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah menentukan hari yang tepat untuk pengambilan ubinan dan sampel ubinan yang sudah siap panen (fisiologis dan umurnya sudah tepat). Hal-hal yang harus di persiapkan secara sederhana seperti : alat ubin, tongkat, timbangan gantung, wadah sampel dan alat pemotong. Waktu pengambilan ubinan yang baik adalah dilakukan diatas jam ½ dua belas siang, karna pada waktu itu kita akan mendapatkan hasil dengan tingkat GKP panen yang serendah mungkin, sehingga kadar air dalam butir padi tersebut rendah pula.

 Secara garis besar berikut langkah-langkah dalam pengambilan ubinan yaitu :

    1. Menentukan petak lahan yang akan dilakukan ubinan.
    2. Mengambil titik berbentuk petak atau bujur sangkar per hektar lahan tanaman.
    3. Memberikan tanda pada hasil pengukuran.
    4. Menghitung jumlah rumpun atau batang didalam hasil pengukuran
    5. Mengambil sampel ubinan dengan alat pemotong.
    6. Memisahkan sampel dari daun, dahan, tanah, dll.
    7. Menimbang hasil ubinan.

Berikut tabel ringkasan pengambilan ukuran ubinan untuk berbagai sistem dan jarak tanam serta konversi hasil ke produktivitas, antara lain :

Pengubinan juga menjadi tolak ukur keberhasilan dalam melakukan usaha tani. Peningkatan hasil ubinan menunjukkan adanya dampak penerapan teknologi yang telah di laksanakan. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilakukan kegiatan evaluasi bersama untuk perbaikan usahatani yang akan datang.

Sumber:

Abdulrachman, Sarlan. 2021. Teknik Ubinan Pendugaan Produktivitas Padi Menurut Jarak Tanam. Bulletin APPI. 1:3-5.

Apriyaty, Rahmi. 2020. Teknik Pengambilan Ubinan Pada Tanaman Padi. Kepulauan Selayar: CYBEX Pertanian

 

 

Pemupukan Berimbang Kecamatan Kedunggalar

Pemupukan Berimbang Kecamatan Kedunggalar

Pengertian pemupukan secara garis besar adalah usaha untuk memberikan tambahan nutrisi dan unsure hara baik makro maupun mikro dengan tujuan mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik. Biasanya pemupukan digunakan pada tanaman, baik tanaman budidaya maupun tanaman hias,  namun tidak menutup kemungkinan pemupukan digunakan untuk menyuburkan tanah.

Pemupukan bisa dilakukan dalam beberapa cara, bisa dengan pemupukan tabur, kocor,   semprot dan injek atau kita kenal disuntikan.

Konsep pemupukan berimbang adalah pemberian sejumlah pupuk untuk mencapai ketersediaan hara-hara esensial yang seimbang dan optimum kedalam tanah, dengan tujuan untuk : 

  1. Meningkatkan produktivitas dan mutu hasil pertanian
  2. Meningkatkan efisiensi pemupukan
  3. Meningkatkan kesuburan dan kelestarian tanah
  4. Menghindari pencemaran lingkungan dan keracunan tanaman

Dengan penerapan pemupukan berimbang diharapkan sesuai status hara tanah, maka kebutuhan tanaman dan target hasil (neracahara) bisa tercapai. Adapun penentuan dosis pupuk yang sesuai status hara tanah dan kebutuhan tanaman ditetapkan dengan uji tanah. Pengelolaan bahan organik dan pupuk hayati dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pupuk anorganik. Pupuk berimbang “dapat” menggunakan pupuk majemuk tetapi “tidaksama” dengan pupuk majemuk karena penerapan pupuk berimbang harus disesuaikan status hara tanah dan produktivitas padi atau varietas padi,  dimana formula  pupuk majemuk harus bersifat “spesifiklokasi” (sesuai status hara dan produktivitas). Pupuk majemuk tetap memerlukan “tambahan” pupuk tunggal seperti urea, SP-36 dan/atau KCl.

Prinsip Pemupukan Berimbang adalah pemupukan dengan empat tepat:

  1. Tepat Jenis/Bentuk yaitu formula pupuk sesuai kondisi tanah dan kebutuhan tanaman.
  2. Tepat Dosis yaitu sesuai dengan status hara tanah, kebutuhan tanaman, dan target hasil .
  3. Tepat Waktu yaitu hara tersedia saat tanaman memerlukan dalam jumlah banyak
  4. Tepat Cara yaitu penempatan pupuk di lokasi tanaman secara efektif mengakses hara

Hara tanah berasal dari pelapukan bahan induk, bahan organik, air irigasi dan hujan serta pengelolaan petani. Sehingga Kesuburan tanah sangat erat hubungannya dengan bahan induk, pengelolaan bahan organik dan dosis pemupukan. Keseimbangan hara merupakan keseimbangan antara hara yang ditambah dan diambil tanaman yang muara pada suatu status hara. Jika hara yang ditambah lebih kecil dari hara yang diambil tanaman maka akan terjadi mining hara tanah (pengurasan), jika hara yang ditambah lebih besar dari hara yang diambil tanaman maka akan terjadi pengkayaan hara tanah (yang jika terjadi secara terus menerus maka akan terjadi kejenuhan) kemudian jika hara yang ditambah setara hara yang diambil tanaman maka yang demikian dinamakan pelestarian kesuburan tanah. Produktivitas tanaman akan sangat tergantung dengan ketersediaan hara, dimana dibatasi oleh ketersediaan hara dalam tanah yang paling minimum. Penambahan hara yang kurang berpengaruh terhadap ketersediaan hara lain. Jika hara yang kurang tergolong hara utama, maka produksi akan semakin rendah. Hara nitrogen (N) sangat dibutuhkan, hara P dan K tergantung status haranya. Sedangkan waktu pemupukan disesuaikan dengan stadia pertumbuhan tanaman.

Berdasarkan macamnya, pupuk terdiri dari dua macam, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik.

1. Pupuk organik

Pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan oleh bakteri pengurai. Macam-macamnya antara lain:

  1. Pupukkandang, merupakan pupuk yang berasal darikotoran hewan
  2. Pupuk hijau, merupakan pupuk organik yang berasal dari tanaman atau berupa sisa panen.
  3. Kompos, sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan dan limbah pabrik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi.
  4. Humus, merupakan material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-daun andan ranting-ranting  tanaman yang membusuk, yang akhirnya mengubah humus menjadi tanah. 
  5. Mikroba Penyubur Tanah, Mikroba yang dikemas sebagai pupuk cair disemprotkan ketanah hingga berkembangbiak dan memberi dampak positif bagi kesuburan tanah.

2. Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik atau pupuk buatan (dari senyawa anorganik) adalah pupuk yang sengaja dibuat oleh manusia dalam pabrik dan mengandung unsur hara tertentu dalam kadar tinggi. Pupuk anorganik digunakan untuk mengatasi kekurangan mineral murni dari alam yang diperlukan tumbuhan untuk hidup secara wajar. Pupuk anorganik dapat menghasilkan bulir hijau dan yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis.

Berdasarkan kandungan unsur-unsurnya, pupuk anorganik digolongkan sebagai berikut :

  1. Pupuk Tunggal

Pupuk tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsure hara sebagai penambah kesuburan. Contoh pupuk tunggal yaitu pupuk N, P, dan K.

a) Pupuk Nitrogen.

Fungsi nitrogen (N) bagi tumbuhan adalah:

  1. Mempercepat pertumbuhan tanaman, menambah tinggi tanaman, dan merangsang pertunasan.
  2. Memperbaiki kualitas, terutama kandungan proteinnya.
  3. Menyediakan bahan makanan bagi mikroba (jasadrenik)

Pupuk yang paling banyak mengandung unsure nitrogen adalah pupuk urea.

b) Pupuk Fosforus

Fosforus (P) bagi tanaman berperan dalam proses:

  1. Respirasi dan fotosintesis
  2. Penyusunan asam nukleat
  3. Pembentukan bibit tanaman dan penghasil buah.
  4. Perangsang perkembangan akar, sehingga tanaman akan lebih tahan terhadap kekeringan, dan,
  5. Mempercepat masa panen sehingga dapat mengurangi resiko keterlambatan waktu panen.

Unsure fosfor diperlukan diperlukan dalam jumlah lebih sedikit dari pada unsure nitrogen. Fosfor diserap oleh tanaman dalam bentuk apatit kalsium fosfat, FePO4, dan AlPO4.

c) Pupuk Kalium

Fungsi kalium bagi tanaman adalah:

  1. Mempengaruhi susunan dan mengedarkan karbohidrat di dalam tanaman.
  2. Mempercepat metabolisme unsure nitrogen.
  3. Mencegah bunga dan buah agar tidak mudah gugur.

  1. Pupuk Majemuk

Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsure hara yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah.Contoh pupuk majemuk yaitu NP, NK, dan NPK. Pupuk majemuk yang paling banyak digunakan adalah pupuk NPK yang mengandung senyawa ammonium nitrat (NH4NO3), ammonium dihidrogen fosfat (NH4H2PO4), dan kalium klorida (KCL).

Penggunaan pupuk majemuk harus disesuaikan dengan kebutuhan dari jenis tanaman yang akan dipupuk karena setiap jenis tanaman memerlukan perbandingan N, P, dan K tertentu. Di Indonesia beredar beberapa jenis pupuk majemuk dengan komposisi N, P, dan K yang beragam. (Anonymousc,2012)

Bentuk-bentuk Pupuk

1        Pupuk Padat

Untuk membantu pertumbuhan tanaman dapat dilakukan dengan pupuk yang padat. Pupuk padat lebih lama untuk diserap tanaman. Karena harus diubah dan mencampur dahulu didalam tanah agar dapat dimanfaat kandengan baik

2        Pupuk Cair

Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan organik dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk cair menyediakan nitrogen danunsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman (Hardjowigeno,2004).

Sumber: 

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian 2015

Mari Simak Cara Pembuatan Beauveria Bassiana!

Mari Simak Cara Pembuatan Beauveria Bassiana!

Kalian tau gak sih apa itu Beauveria bassiana? Beauveria bassiana merupakan salah satu cendawan yang ditemukan pada tanah yang menguntungkan bagi berbagai tanaman. Cendawan ini memiliki kemampuan untuk menginfeksi beragam ordo serangga yang menjadi hama tanaman tanpa menyebabkan penyakit tanaman atau merusak produk hasil tanaman.

Penasaran dengan alat, bahan dan proses pembuatannya? Simak hal berikut ya. 

Alat :

  1. Pisau 1 buah 
  2. Gunting 1 buah
  3. Panci 2 buah 
  4. Telenan 1 buah
  5. Selang kecil 3 buah 
  6. Aerator 1 buah 
  7. Botol air mineral 3 buah
  8. Drum sedang 1 buah 
  9. Gayung 1 buah 
  10. Kompor 1
  11. Baskom 2 buah 
  12. Spatula 1 buah 
  13. Saringan 1 buah 

Bahan :

  1. Air 20 Liter 
  2. Kentang 5 kilogram
  3. PK 1 buah 
  4. Isolat 3 buah 
  5. Alcohol 1 buah 
  6. Gula 250 gram
  7. Plastik (kresek) sedang 1 buah 
  8. Karet gelang 3 buah 
  9. Plastisin Secukupnya 

Proses pembuatannya sebagai berikut :

  1. Kupas kentang, cuci dan potong kecil-kecil seperti dadu dan ada juga yang pipih agar cepat matang. 
  2. Rebus air, tunggu hingga mendidih.
  3. Masukkan gula 250 gram ke panic yang berisi air tersebut. 
  4. Setelah air mendidih, masukkan potongan kentang yang pipih, dilanjut kentang yang dadu. Kentang dimasukkan di panci hingga penuh.
  5. Aduk perlahan menggunakan spatula, jangan sampai air rebusan kentang tumpah. 
  6. Setelah kentang empuk atau matang, angkat dan tiriskan menggunakan saringan, taruh di baskom.
  7. Kentang terangkat, air rebusan kentang dipindahkan menggunakan gayung ke drum yang akan dibuat Beauveria bassiana. Lalu tutup kedua drum menggunakan plastic (kresek) sedang dan tali dengan karet gelang. 
  8. Selanjutnya lubangi 3 botol air mineral dengan gunting atau pisau, agar selang bisa masuk di lubang tersebut. Tidak lupa, salah satu botol diisi dengan kapas, botol satunya diisi air biasa sebagai air control, dan satu lagi diisi dengan PK. 
  9. Selang kecil dimasukkan ke 3 botol tersebut. Lalu hubungkan dengan aerator dan drum.
  10. Masukkan PK di salah satu botol yang diisi air yang tidak penuh, sebanyak ¾ dari botol.
  11. Lubangi drum, dan masukkan selang ke lubang drum. Atur juga aeratornya. 
  12. Rekatkan selang, ketiga botol, dan lubang drum dengan menggunakan malam atau plastisin, gunakan secukupnya yang terpenting tertutup dan tidak ada udara yang masuk. 
  13. Check apakah botol PK dan botol air control sudah berfungsi dengan baik dilihat dari keluarnya buih. Apabila belum, check selang yang mengarah ke drum atau check aeratornya. 
  14. Siapkan 3 isolat. Sebelum memegang isolat, pastikan tangan steril dengan menggunakan alcohol. Buka isolat dan masukkan air dari botol air mineral yang belum dibuka atau masih penuh. Setelah itu kocok isolat hingga naik atau keluar. 
  15. Lakukan hal yang sama dengan 2 isolat lainnya. Setelah isolat keluar atau naik, masukkan ke drum dengan cepat lalu tutup kembali.
  16. Check kembali botol yang berisi air kontrol dan botol PK masih mengeluarkan buih atau tidak. Apabila masih, pembuatan Beauveria bassiana berhasil. Tunggu hingga 14 hari baru drum bisa dibuka. 

Kegunaan Beauveria bassiana adalah mencegah perkembangan hama wereng batang coklat, walang sangit, kepinding tanah, lembing hijau, kutu daun, dan ngengat penggerek batang padi. Cara aplikasi setelah difermentasi selama 14 hari yaitu 1 gelas air mineral untung 1 tangki 14 liter disemprotkan sore hari seminggu sekali. Tujuan kegiatan ini diharapkan petani mampu membuat Beauveria bassiana sendiri.

Dengan Aplikasi Jabling, Cukup Dari Rumah Permasalahan Alsintan Selesai

Dengan Aplikasi Jabling, Cukup Dari Rumah Permasalahan Alsintan Selesai

Apa itu Aplikasi Jabling?? Jabling merupakan singkatan dari Jasa Bengkel Keliling Alsintan. Aplikasi bengkel keliling alsintan yang dilaunching oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur ditujukan kepada UPJA (Usaha Pelayanan Jasa Alsintan) dan petani di Jawa Timur. Begitu pula dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi gencar melakukan sosialisasi aplikasi ini untuk dapat dipergunakan dan dimanfaatkan oleh UPJA, Gapoktan, Poktan, maupun masyarakat sekitar Kabupaten Ngawi.  

Aplikasi Jabling terdiri dari 2 macam, antara lain:

  1. Aplikasi Jabling Website untuk Admin UPJA. Peran UPJA disini sebagai admin penyedia alsintan. Tujuan aplikasi website ini digunakan untuk pendataan UPJA di setiap Kabupaten/Kota, Pendataan Alsintan yang dimiliki UPJA agar kebutuhan alsintan dapat terkelola dengan baik, serta sebagai informasi tentang penyewaan, bengkel dan konsultasi alsintan. Peran UPJA dibutuhkan guna lancarnya distribusi Alsintan di setiap daerah sehingga mencapai semua kalangan dan masyarakat umum. UPJA dapat dibentuk jika ketersediaan alsintan lengkap dan memenuhi persyaratan.
  2. Aplikasi Jabling Mobile/ aplikasi yang terdapat di hp android. Yang diperuntukkan kepada setiap petani yang membutuhkan sewa alsintan, perbaikan alsintan, dan dapat digunakan untuk konsultasi permasalahan alsintan. Petani dapat menyewa alsintan cukup dari hp tanpa perlu ke tempat penyewa. 

Berikut merupakan tampilan awal daripada Aplikasi Jabling Mobile:

Aplikasi ini dapat di download melalui playstore. Atau dapat diakses di Link berikut:

Aplikasi ini dapat di download melalui playstore. Atau dapat diakses di Link berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.dipertakp.jabling_mobile

Berikut adalah cara menggunakan Aplikasi Jabling Mobile:

  • Setelah Aplikasi di download, pengguna klik Daftar Sekarang di bagian bawah dan akan muncul tampilan seperti gambar kedua. Isi identitas sesuai dengan pengguna. Jika sudah klik Daftar
  • Setelah daftar, tampilan seperti di gambar 3. Pengguna dapat masuk menggunakan username dan password yang telah didaftarkan.
  • Pada gambar 4, terdapat tampilan daftar alsintan yang tersedia di UPJA. UPJA dapat menambahkan jenis alsintan yang dimiliki melalui aplikasi website Jabling.

  • Jika pengguna ingin menyewa, pilih salah satu alsintan yang akan disewa (ikuti petunjuk seperti gambar di bawah), lalu akan ada tampilan berupa nama UPJA beserta lokasi, dan dapat memilih lokasi yang terdekat agar ongkir lebih murah. Setelah memilih lokasi yang paling dekat, ada tampilan Biaya Sewa, Spesifikasi alat, tanggal sewa, dan harus mengisi Sewa Alat per Hektar. Dan terakhir mengisi alamat yang dituju lalu klik Sewa. Dan penyewaan dapat dilakukan setelah Admin UPJA menyetujuinya di halaman website Jabling. 

  • Jika pengguna membutuhkan jasa bengkel karena alsintan yang di rumah rusak, dapat memanfaatkan aplikasi ini dengan cara ke halaman awal aplikasi. Di dalam Menu, terdapat icon Bengkel. Dan akan ditampilkan halaman UPJA yang dipilih, Alamat Rumah pengguna, Tanggal service, dan Kerusakan yang dialami. Isi sesuai apa yang menjadi permasalahan pengguna. Lalu klik Menunggu Konfirmasi dan Admin UPJA akan mengkonfirmasi permintaan tersebut. Tampilan aplikasi untuk jasa bengkel keliling adalah seperti dibawah ini:

Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan dapat mempermudah masyarakat dalam sewa alsintan dan sewa jasa perbengkelan alsintan. Selain itu, dengan bengkel keliling alsintan berbasis online ini, dapat bermanfaat bagi UPJA agar mampu melaksanakan pelayanan jasa sewa dan perbengkelan dengan cepat, efisien serta tepat sasaran yang mampu menjangkau pelosok wilayah pertanian, selain itu alat yang dimiliki dapat digunakan semaksimal mungkin. Dengan kemudahan ini, diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian di Jawa Timur khususnya di Kabupaten Ngawi.

Plant Growth Promoting Rhizobakteria (PGPR) Akar Bambu

Plant Growth Promoting Rhizobakteria (PGPR) Akar Bambu

Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) merupakan kelompok bakteri menguntungkan yang secara aktif mengkolonisasi rhizosfer. PGPR berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman, hasil panen dan kesuburan lahan (Rahni, 2012). Lingkungan rhizosfer yang dinamis dan kaya akan sumber energi dari senyawa organik yang dikeluarkan oleh akar tanaman (eksudat akar) merupakan habitat bagi berbagai jenis mikroba untuk berkembang dan sekaligus sebagai tempat pertemuan dan persaingan mikroba. Tiap tanaman mengeluarkan eksudat akar dengan komposisi yang berbeda-beda sehingga berperan juga sebagai penyeleksi mikroba; meningkatkan perkembangan mikroba tertentu dan menghambat perkembangan mikroba lainnya (Husen, 2008). Akar bambu yang sudah lapuk diduga mengandung bakteri yang mampu menghasilkan enzim selulase (terutama lingo selulase) (Iswati, 2012). PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) sebagai alternatif teknologi ramah lingkungan di lapangan.

PGPR ini pertama kali diteliti oleh Kloepper dan Schroth tahun 1978. Mereka menemukan bahwa keberadaan bakteri yang hidup di sekitar akar ini mampu memacu pertumbuhan tanaman jika diaplikasikan pada bibit/benih. Tidak hanya itu, tanaman nantinya akan beradaptasi terhadap hama dan penyakit.

Bagaimana bakteri PGPR dapat memacu pertumbuhan? 

Bakteri PGPR mampu mengikat nitrogen bebas dari alam atau istilahnya fikasi nitrogen bebas. Nitrogen bebas diubah menjadi amonia kemudian disalurkan ke tanaman. Bakteri akar ini juga mampu menyediakan berbagai mineral yang dibutuhkan tanaman seperti besi, fosfor, atau belerang. PGPR juga memacu peningkatan hormon tanaman. Peningkatan hormon tanaman inilah yang secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

CARA PEMBUATAN BIANG PGPR AKAR BAMBU:

ALAT & BAHAN 

  • Akar bambu 500 gr (untuk larutan biang sebanyak 2 liter)
  • Wadah larutan 
  • Plastik penutup dan karet ban
  • Akar bambu 

CARA PEMBUATAN :

Akar bambu dibersihkan dengan air sampai tanahnya hilang, Setelah bersih dipukul dengan bambu sampai memar Masukkan kedalam wadah dan diisi dengan 2 Liter air. Tutup rapat dengan palastik hitam dan diikat dengan karet. Simpan di tempat sejuk dan jangan dibuka selama 5 – 7 hari Biang siap pakai memiliki ciri berbau busuk.

CARA MEMBUAT LARUTAN PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBIUM :

ALAT & BAHAN

  • 20 liter air 
  • ½ kg dedak (bekatul) 
  • 3 bungkus terasi 
  • 2 sendok makan kapur sirih 
  • Molase (tetes tebu) Air nira gula merah atau gula pasir 2 ons

PROSEDUR 

Campur semua bahan, kemudian didihkan. Setelah dingin kemudian disaring dan, campurkan 1 liter “biang PGPR”. Tutup rapat. Diamkan 1-2 minggu, pastikan ditutup rapat tanpa ada celah udara Setelah 1-2 minggu larutan siap pakai memiliki ciri berbau masam.

PADUAN PENGGUNAAN LARUTAN PGPR

Menjelaskan Beberapa Dosis Penggunaan Larutan PGPR Sesuai Peruntukannya

  • PGPR untuk perlakuan benih (konsentrasI 10 ML larutan perliter air) perendaman 5 menit – 8 jam.
  • untuk perlakuan bibit (konsentrasI 10 ML larutan perliter air) akar stek direndam 1-3 jam.
  • untuk tanaman perkebunan (konsentrasI 50 ML larutan perliter air) disiram disekitar akar tanaman.

WhatsApp Image 2022-10-12 at 15.01.05.jpegWhatsApp Image 2022-10-12 at 15.01.09.jpeg

Akar Bambu Proses Pembuatan Biang

WhatsApp Image 2022-10-12 at 15.01.10.jpegWhatsApp Image 2022-10-05 at 15.18.20.jpeg

Biang PGPR yang berhasil

WhatsApp Image 2022-10-12 at 15.01.11.jpegWhatsApp Image 2022-10-12 at 15.01.10 (1).jpeg

Proses pembuatan larutan PGPR akar bamboo

WhatsApp Image 2022-10-12 at 15.01.12.jpeg

PGPR Akar Bambu yang berhasil

WhatsApp Image 2022-10-05 at 15.15.38.jpeg

Proses pengemasan PGPR Akar Bambu