Gerakan Percepatan Tanam Padi Di Bulan September Untuk Mengantisipasi Dampak El-Nino Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi.

Gerakan Percepatan Tanam Padi Di Bulan September Untuk Mengantisipasi Dampak El-Nino Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi.

Menghadapi Dampak Perubahan Iklim El-Nino Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi dan Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Gerih mendorong pertain untuk segera mengolah tanah dan pergerakan tanaman padi, pada musim kemarau sebagai upaya pengamatan padi dan menjadi ketersediaan pangan.

Jawa Timur merupakan produsen padi terbesar di Indonesia dan harus terus melakukan upaya-upaya pengamanan produksi pada saat El Nino. El Nino memberikan dampak signifikan terhadap sektor pertanian dan menjadi tantangan besar karena dapat mengganggu pola cuaca yang berdampak pada produksi pertanian dan kesejahteraan petani. Oleh karena itu, pemantauan dan pemahaman yang baik tentang El Nino sangat penting agar dapat mengambil langkah-langkah pencegahan dan penyesuaian yang tepat untuk mengurangi dampaknya, salah satunya melalui percepatan tanam ini,

Penyuluh di Kecamatan Gerih langsung terjun lapangan untuk mendorong petani tanam padi di bulan September agar mengurangi dampak terkena Elnino yang dapat berpengaruh terhadap produktifitas tanam padi

Selain percepatan olah tanah dan tanam, langkah-langkahyang dapat di lakukan dengan penggunaan air irigasi, sosialisasi budidaya tanaman sesuai dengan iklim dan kondisi setempat serta meningkatkan monitoring dan pelaporan terhadap serangan OPT dan dampak kekeringan.

Monitoring OPT Pada Lahan Padi di Dusun Pudak Desa Wonokerto Kecamatan Kedunggalar

Monitoring OPT Pada Lahan Padi di Dusun Pudak Desa Wonokerto Kecamatan Kedunggalar

Hari ini telah dilaksanakan Monitoring terhadap Organisme Pengganggu Tanaman pada hamparan Lahan sawah Dusun Pudak Desa Wonokerto. Monitoring dilakukan tidak lepas dari usaha yang dilakukan oleh POPT Kecamatan Kedunggalar untuk mengantisipasi adanya serangan dari Hama Penyakit yang dapat menyerang Tanaman Padi.

Hasil yang dapat diperoleh dari pantauan hari ini tidak ditemukan gejala awal serangan penyakit pada tanaman padi di Desa Wonokerto. Namun dari sampel yang dilakukan pada tanah didapatkan bahwa masih terdapat lahan sawah yang memiliki pH dibawah normal yaitu 4,5 – 5.

Pada waktu yang bersamaan monitoring juga dilakukan di Dusun Poh Sluku Desa Bangunrejo Kidul Kecamatan Kedunggalar. Namun pada pengamatan di Desa Bangunrejo Kidul ini bertepatan dengan petani yang sedang melakukan penyiangan terhadap tanaman padi di lahan.

Pengamatan yang dilakukan berfokus pada serangan tikus yang per hari ini menjadi masalah yang sangat meresahkan di kalangan petani. Selain serangan tikus yang memang sudah menjadi musuh setiap musim, rumput liar juga menjadi pengganggu di lahan padi milik petani. Melakukan penyiangan terhadap tanaman merupakan metode yang paling aman untuk memisahkan gulma dengan tanaman utama. Inti pokok dari monitoring bersama pada lokasi berbeda yang dilakukan Personil BPP Kecamatan Kedunggalar yaitu untuk mencegah terjadinya gagal produksi pangan yang diakibatkan oleh serangan OPT maupun hal-hal lain diluar kendali Petani. Hal lain yang mendasari kegiatan ini adalah agar daya saing produksi semakin tinggi dengan saling bertemunya peteni dengan petugas untuk saling memberi Informasi sebagai bentuk sinergitas bersama.

Gerakan Pangan Murah Dalam Rangka Menjaga Stabilitas Pangan dan Harga Pangan.

Gerakan Pangan Murah Dalam Rangka Menjaga Stabilitas Pangan dan Harga Pangan.

Gerakan Pangan Murah diadakan dalam rangka menjaga stabilitas pangan dan harga pangan. Acara ini merupakan kerjasama antara Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi.

Acara diselenggarakan pada 6 September 2023 di halaman Kantor Kecamatan Ngawi. Acara dibuka oleh Camat Ngawi, Perwakilan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur serta Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi.

Komoditas yang disediakan dalam acara Gerakan Pangan Murah ini beragam antara lain, beras, telur, minyak goreng, cabai rawit, cabai keriting, cabai besar, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, olahan daging ayam serta produk olahan dan makanan olahan yang merupakan produk lokal. Komoditas yang tersedia dijual dengan harga dibawah pasar.

Harapannya dengan adanya acara ini masyarakat mampu membeli kebutuhan dengan harga yang murah dan mampu menekan inflasi di Kabupaten Ngawi.

Kajian Bahan Organik Melalui Metode Indeksasi Kesuburan Dan Kualitas Tanah Pada Lahan Potensial Dan Lahan Pengembangan Pertanian Organik Serta Kesiapan Petani Go-Organik 2024 Di Kabupaten Ngawi

Kajian Bahan Organik Melalui Metode Indeksasi Kesuburan Dan Kualitas Tanah Pada Lahan Potensial Dan Lahan Pengembangan Pertanian Organik Serta Kesiapan Petani Go-Organik 2024 Di Kabupaten Ngawi

Dalam kurun waktu terakhir, kondisi pertanian di Kabupaten Ngawi yang merupakan lumbung pangan nasional tak luput dari beberapa kendala, salah satunya kondisi tanah yang mulai rusak akibat penggunaan bahan kimia berlebihan di masa lalu. Sehingga dalam hal ini, Pusat Studi Pendampingan Koperasi Dan Umkm (PSP-Kumkm) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Sebelas Maret Surakarta bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi telah melaksanakan Kajian Bahan Organik Melalui Indeksasi Kesuburan dan Kualitas Tanah Pada Lahan Potensial dan Lahan Pengembangan Pertanian Organik yang dilaksanakan pada seluruh wilayah di Kabupaten Ngawi. Kajian kandungan bahan dilaksanakan dengan maksud sebagai dasar dalam menetapkan target capaian pengembangan pertanian organic di Kabupaten Ngawi.

Kajian ini bertujuan untuk mengkaji kandungan bahan organik melalui indeks kesuburan dan kualitas tanah pada lahan potensial dan lahan pengembangan padi organic di Kabupaten Ngawi, mengkaji daerah/wilayah yang berpotensi dikembangkan pertanian organic, mengkaji sifat-sifat tanah yang menentukan kesuburan dan kualitas tanah, mengkaji pengelolaan tanah dan lahan serta jumlah pupuk organic yang tepat, dan mengkaji kesiapan petani padi Kabupaten Ngawi menuju go organic. Kajian dilaksanakan di 19 kecamatan dengan sampling point di 57 titik. 

“Pada saat tanah kaya akan bahan organik, maka bisa memfiksasi kandungan N dalam tanah dan dapat membantu mengikat kandungan mikrobia”, ujar Prof. Dr. Mujiyo, SP, MP dari Ilmu Ketuhanan Fakultas Pertanian UNS Surakarta.

Program pertanian organik sejalan dengan program yang dicanangkan oleh Bupati Ngawi yaitu Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan. Hal ini turut didukung dengan beberapa pelatihan yang dilaksanakan oleh DKPP Kabupaten Ngawi salah satunya pelatihan pembuatan pupuk organik cair di seluruh kecamatan.

Pelatihan Budidaya Tembakau Angkatan II

Pelatihan Budidaya Tembakau Angkatan II

Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Kabupaten Ngawi melalui Bidang Penyuluhan Pertanian melaksanakan Pelatihan Budidaya Tembakau Angkatan II untuk wilayah bawah dengan melaksanakan di kluster barat dan timur tanggal 30 dan 31 Agustus 2023. Kegiatan ini merupakan serangkain kegiatan DBHCHT tentang budidaya tanaman tembakau.Untuk kluster timur dilaksanakan di Pondok Teduh Waduk Pondok  Kecamatan Bringin dengan peserta petani tembakau dari kecamatan Karangjati,  Pangkur dan Kasreman, dan untuk kluster barat dilaksanakan di RM Sabin Ayu Kecamatan Kedunggalar dengan peserta petani tembakau dari kecamatan Kedunggalar dan Paron.

Kegiatan yang dilaksanakan di dua tempat tersebut dihadiri oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan, Ir. Sumardi Noor, M.Si yang menyampaikan arahan dan memotivasi petani tembakau untuk senantiasa melakukan budidaya tembakau dengan baik agar dihasilkan produk tembakau yang baik pula secara kuantitas dan kualitas sehingga terjamin pasar nya.  “Kami siap berkolaborasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi. Semoga setelah diadakan pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan petani dalam berbudidaya tembakau dan luas lahan tembakau di Ngawi semakin meningkat”, ujarnya.

Kegiatan pelatihan dibuka oleh Sekretaris Dinas,  Ir.  Eka Sri Rahayu, M. Si. Ibu Eka berharap petani dapat meningkatkan luas lahan tembakau agar menghasilkan lebih banyak lagi tembakau dan meningkatkan kesejahteraan petani tembakau. Kegiatan pelatihan tersebut menghadirkan narasumber Dr. Ir. Ahmad Dedy Syatori, widyaiswara dari BBPP Ketindan yang menyampaikan materi budidaya sampai pasca panen dengan melihat permasalahan di lahan petani. Kegiatan berlangsung dengan baik dan banyak petani tembakau yang antusias sharing pengalaman tentang budidaya tembakau hingga pasca panen.