Dukung Pertanian Berkelanjutan, DKPP Ngawi Gelar Sosialisasi Teknologi Cultivator

Dukung Pertanian Berkelanjutan, DKPP Ngawi Gelar Sosialisasi Teknologi Cultivator

Ngawi, 27 Mei 2025 — Dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas sektor pertanian berbasis ramah lingkungan dan berkelanjutan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi melalui Bidang Perkebunan dan Hortikultura menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Teknologi Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) dengan fokus pada penggunaan alat olah tanah cultivator. Kegiatan ini dilaksanakan pada 26–27 Mei 2025 di UPT Balai Benih Kabupaten Ngawi.

Sosialisasi ini dipimpin langsung oleh Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura serta diikuti oleh 12 kelompok tani/gapoktan, Koordinator dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), perwakilan Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Ngawi, serta teknisi dari perusahaan penyedia alat cultivator. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi, Supardi, SE, M.Si.

Dalam sambutannya, Supardi menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi pertanian sebagai strategi menghadapi berbagai tantangan di sektor pertanian, termasuk tingginya biaya tenaga kerja dan keterbatasan alat mesin. Ia juga menekankan perlunya efisiensi dalam sistem budidaya untuk mendukung keberlanjutan produksi.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani tembakau dan hortikultura dalam memanfaatkan teknologi pertanian, khususnya penggunaan cultivator. Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura menyampaikan bahwa mahalnya biaya tenaga kerja serta minimnya ketersediaan alat mesin menjadi hambatan utama yang berdampak pada rendahnya produktivitas. “Penggunaan cultivator dapat menjadi solusi, karena alat ini mampu menggemburkan tanah, membersihkan gulma, memperbaiki aerasi tanah, serta menghemat waktu dan tenaga,” jelasnya.

Sebagai bentuk dukungan nyata, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian juga menyalurkan bantuan cultivator kepada 10 kelompok tani tembakau dan 2 kelompok tani hortikultura yang tersebar di 8 kecamatan. Bantuan ini diberikan sebagai aset kelompok yang tidak boleh dijual atau dialihkan, serta wajib dirawat dan dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung kegiatan usaha tani.

Selain sosialisasi di dalam ruangan, kegiatan ini juga dilengkapi dengan pelatihan praktik dan demonstrasi penggunaan cultivator langsung di lahan. Hal ini dilakukan agar para petani benar-benar memahami cara pengoperasian dan perawatan alat secara tepat.

Ketua APTI Kabupaten Ngawi turut hadir dan memberikan motivasi kepada para petani, serta mengingatkan pentingnya memperhatikan kondisi iklim sebelum memulai penanaman tembakau. Ia juga menekankan penerapan budidaya tembakau yang baik guna meningkatkan mutu, produktivitas, dan nilai ekonomi hasil panen.

Melalui kegiatan ini, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi berharap dapat mempercepat adopsi teknologi pertanian modern di tingkat petani serta memperkuat kapasitas kelompok tani dalam membangun pertanian yang tangguh, mandiri, dan berkelanjutan.

Sambut Kunjungan DPRD Gunungkidul: Menyerap Inspirasi Pertanian Mandiri dan Ramah Lingkunganian Berkelanjutan

Sambut Kunjungan DPRD Gunungkidul: Menyerap Inspirasi Pertanian Mandiri dan Ramah Lingkunganian Berkelanjutan

Ngawi, 23 Mei 2025 – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi menerima kunjungan kerja dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam rangka studi komparatif mengenai pengembangan sektor pertanian yang mandiri, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Kunjungan ini menjadi ruang strategis untuk berbagi pengalaman dan praktik baik dari Kabupaten Ngawi, yang selama ini dikenal sebagai salah satu daerah dengan produktivitas pertanian unggul di Jawa Timur. Dengan luas areal persawahan yang didominasi oleh lahan datar, subur, dan memiliki ketersediaan air memadai, pertanian menjadi sektor utama penggerak ekonomi masyarakat.

Sebanyak 70 persen penduduk Kabupaten Ngawi berprofesi sebagai petani, termasuk 485 petani milenial yang menjadi tulang punggung regenerasi pelaku pertanian. Hal ini selaras dengan visi dan misi Bupati Ngawi dalam menjadikan pertanian sebagai prioritas pembangunan daerah.

Inovasi Percepatan Tanam, Panen hingga 7 Kali dalam 2 Tahun

Dalam sesi diskusi, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi memaparkan strategi peningkatan produktivitas melalui dua metode percepatan tanam yang telah diterapkan secara luas oleh petani setempat:

  • Metode Percepatan 1: Sistem Semai Dapog
    Bibit padi disemai di pekarangan atau media karpet (dapog). Setelah panen, petani langsung mengolah tanah dan mengaplikasikan bahan organik seperti MOL, Zinc, dan Biochar, kemudian bibit dapog ditanam di lahan yang telah siap.
  • Metode Percepatan 2: Event Organizer (EO) Tanam
    Petani cukup menentukan tanggal tanam percepatan, dan seluruh proses olah tanah serta penanaman akan dikelola oleh tim EO Tanam. Konsep ini menjadikan kegiatan pertanian lebih efisien, terjadwal, dan ramah petani.

Dengan penerapan dua metode tersebut, petani di Ngawi mampu melaksanakan panen hingga tujuh kali dalam kurun waktu dua tahun, tanpa mengorbankan keberlanjutan lahan.

Selain pencapaian di tingkat produksi, Kabupaten Ngawi juga mendapat perhatian nasional atas inovasi petani lokal. Kelompok Tani Sri Agung berhasil mengembangkan alat pengering multifungsi (bed dryer) yang dapat digunakan untuk padi maupun jagung. Inovasi ini mendapat apresiasi dari Kementerian Pertanian dalam peringatan Hari Krida Pertanian Nasional di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Sayangnya, keterbatasan waktu tidak memungkinkan rombongan DPRD Gunungkidul untuk mengunjungi Agro Techno Park di Kecamatan Ngrambe—pusat pelatihan, edukasi, dan pengembangan teknologi pertanian milik Kabupaten Ngawi. Meski demikian, komitmen berbagi pengetahuan tetap berjalan melalui pemaparan materi dan dialog terbuka selama kunjungan berlangsung.

Dengan semangat gotong royong dan sinergi, kunjungan ini diharapkan dapat memperluas jejaring antar wilayah dan menjadi inspirasi bagi pengembangan pertanian di Gunungkidul maupun daerah lainnya di Indonesia.

Petani Ngawi Siap Bersertifikat Organik Lewat Bimtek Doksistu Bersama LOC

Petani Ngawi Siap Bersertifikat Organik Lewat Bimtek Doksistu Bersama LOC

Ngawi – Dalam upaya memperkuat program pangan sehat dan berkelanjutan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi kembali menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Penyusunan Dokumen Sistem Mutu (Doksistu). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian upaya mendorong penerapan pertanian organik secara lebih terstruktur dan bersertifikat di wilayah Ngawi.

Tahun ini, DKPP menggandeng Lawu Organic Certification (LOC) Ngawi sebagai narasumber sekaligus pendamping teknis dalam pelaksanaan bimtek. Kegiatan difokuskan di dua kecamatan, yakni Kecamatan Mantingan dan Kecamatan Pangkur, sebagai lanjutan dari pelaksanaan bimtek di sejumlah kecamatan lain selama beberapa tahun terakhir.

Kepala DKPP Kabupaten Ngawi, melalui keterangan resminya, menyampaikan bahwa bimtek ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada petani mengenai prosedur penyusunan dokumen mutu sebagai prasyarat penting sebelum sertifikasi organik dilakukan.

“Dengan penyusunan doksistu yang benar, para petani organik dapat mengikuti tahapan verifikasi dan nantinya memperoleh sertifikasi organik resmi. Ini menjadi langkah strategis untuk meningkatkan nilai jual produk pertanian sekaligus membangun kepercayaan konsumen terhadap produk organik lokal,” ujar perwakilan DKPP.

Bimtek ini diikuti oleh sejumlah petani yang telah menerapkan sistem pertanian organik di lahannya dan memiliki minat tinggi untuk mengantongi label organik resmi. Sertifikasi ini nantinya menjadi bentuk pengakuan bahwa produk yang dihasilkan telah memenuhi standar organik nasional, sekaligus membuka peluang pasar yang lebih luas, termasuk ke pasar ekspor.

Salah satu peserta bimtek, Sukarman, petani asal Pangkur, mengungkapkan antusiasmenya terhadap kegiatan ini. “Kami jadi tahu bagaimana langkah-langkah menyusun dokumen yang diperlukan. Kalau sudah bersertifikat, semoga produk kami bisa bersaing lebih baik di pasar,” katanya.

Dengan adanya bimtek ini, Pemerintah Kabupaten Ngawi berharap petani tidak hanya mampu memproduksi pangan yang sehat dan ramah lingkungan, tetapi juga mampu memasarkan produknya secara lebih profesional dengan nilai tambah yang lebih tinggi.

Panen Raya “DEMI INDONESIA MANDIRI PANGAN” Bersama Menteri Koordinator Bidang Pangan

Panen Raya “DEMI INDONESIA MANDIRI PANGAN” Bersama Menteri Koordinator Bidang Pangan

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi siap mendukung penuh serta memfasilitasi para petani Ngawi dalam mewujudkan ketahanan pangan yang lebih baik. Kami turut bangga menjadi bagian dari rangkaian acara Pemkab Ngawi yang bertajuk #DemiIndonesiaMandiriPangan di Lapangan Desa Pangkur, Kecamatan Pangkur, pada Senin (3/3/2025).

Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas), Menteri Desa dan PDT Yandri Susanto, Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri, Anggota DPR-RI Arief Prasetyo Adi, Ketua Badan Pangan Nasional Mayjen TNI Helmy Prasetyo, Dirut Perum Bulog Rahmad Pribadi, Dirut PT Pupuk Indonesia Darmawan Junaidi, Dirut PT Bank Mandiri Emil Elistianto Dardak, serta Bupati Ngawi beserta jajaran, para pemangku kepentingan, serta masyarakat Kabupaten Ngawi.

Acara ini diselenggarakan sebagai momen syukur atas hasil panen yang melimpah sekaligus wadah untuk mempererat hubungan antara pemerintah, petani, dan masyarakat dalam rangka mewujudkan swasembada pangan.
Adapun swasembada pangan menjadi salah satu misi pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah mengoptimalkan teknologi di sektor pangan serta melakukan berbagai inovasi, seperti infrastruktur irigasi dan lainnya.
Dalam sambutannya, Zulhas menyampaikan bahwa keberhasilan ketahanan pangan harus didukung dengan berbagai kemudahan bagi petani dari hulu hingga hilir. Ia menegaskan komitmennya untuk memastikan ketersediaan pupuk, perbaikan saluran irigasi, serta kebijakan pascapanen yang menguntungkan petani dengan harga jual yang lebih baik.
Menko Pangan juga berharap agar semua pihak, termasuk TNI/Polri, gubernur, bupati, camat, kepala desa, PPL serta media, dapat bekerja sama dalam mempercepat pencapaian swasembada pangan sesuai dengan amanat Presiden RI Prabowo Subianto.
Dalam kesempatan ini, Zulhas bersama rombongan mengikuti serangkaian kegiatan, seperti panen padi bersama, kunjungan bazar dan pasar murah, serta dialog dengan para petani.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi terus berkomitmen untuk membantu petani melalui berbagai program dan fasilitas yang dapat menunjang kesejahteraan mereka. Bersama, kita wujudkan ketahanan pangan yang lebih kuat untuk Indonesia yang mandiri.

#DemiIndonesiaMandiriPangan #KetahananPangan #SwasembadaPangan #PetaniNgawi #NgawiMandiri #PanganSejahtera #bersamamaju

Pertemuan Multistakeholder Forum Lintas Kabupaten

Pertemuan Multistakeholder Forum Lintas Kabupaten

Upaya penguatan terhadap sektor Pangan Utama pada produk Beras di Indonesia didukung dengan adanya transformasi Beras menuju arah keberlanjutan. Transformasi sistem beras berkelanjutan rendah karbon menandakan kesadaran penuh warga negara terhadap ancaman keamanan pangan pada fase krisis iklim global. Sektor pangan beras di Indonesia menjadi salah satu komoditas pangan strategis yang memiliki kedudukan penting. Upaya tersebut sejalan dengan program pertanian yang dimiliki Kabupaten Ngawi yaitu Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRLB).


“PRLB merupakan program pertanian yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan bahan kimia sebagai pupuk maupun pestisida, sehingga diharapkan dapat mengembalikan kandungan unsur hara pada tanah dan dapat menghasilkan produk tanaman pangan yang lebih sehat”, ujar Supardi, SE., M.Si selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi saat mengisi pertemuan multistakeholder forum lintas kabupaten di Hotel Mahalaya Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah (16/12/2024). Dalam pertemuan tersebut juga membahas mengenai Low Carbon Rice : Reducing Climate Impact of Rice Production in Indonesia yang merupakan proyek bersama antara KRKP, PERPADI, dan Preferred by Nature.


Pelaksanaan PRLB di Kabupaten Ngawi dalam periode 2021-2024 telah menghasilkan provitas rerata mencapai 8.1 ton/Ha, lebih tinggi 0.6 ton/Ha dibandingkan Budidaya Konvensional, terbukti bahwa PRLB turut menyumbang nilai produksi yang lebih tinggi dibandingan dengan pertanian konvensional.
“Pertanian ramah lingkungan ini diharapkan dapat terus dilanjutkan sehingga dapat mewujudkan swasembada pangan dengan hasil produk pertanian yang aman, bergizi dan berkualitas”, ujar Supardi, SE., M.Si.


Adanya program PRLB tersebut menjadi salah satu pemantik produk beras yang sehat serta berdampak pada keseimbangan lingkungan, sehingga manfaat atas asas keberlanjutan tersebut dapat dirasakan oleh Generasi berikutnya.