Petani Indonesia hingga saat ini masih ketergantungan terhadap pestisida. Hampir setiap musim tanam, petani sudah mempersiapkan segala produk pestisida kimia yang menjadi tradisi. Terkadang petani juga belum sepenuhnya bijak dalam aplikasi pestisida sehingga akan menimbulkan dampak negatif seperti resurgensi hama, resistensi hama, munculnya hama baru serta terbunuhnya musuh alami. Sisi lain, pemerintah berupaya untuk mendorong adanya program Pengendalian Hama Terpadu (PHT) seperti yang dilakukan oleh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Padas yaitu melakukan pelatihan perbanyakan cendawan Lecanicillium lecanii dengan media cair.

Pelatihan dilakukan di Desa Sambiroto pada Selasa, 26 Juli 2022 dengan peserta sebanyak 30 orang beserta dari PPL, POPT Kecamatan Padas, dan Pemerintah Desa Sambiroto. “Pelatihan ini bertujuan agar petani kita dapat menyediakan cendawan dalam mengendalikan hama wereng coklat utamanya,” Tutur Koordinator PPL, Niswatul Khasanah. Kegiatan pelatihan dilakukan secara demonstrasi cara yang dilakukan oleh 2 orang petani dengan didampingi oleh Petugas POPT dan PPL. Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah: a) galon bekas; b) air rebusan kentang yang telah dingin dari 5 kg kentang untuk 15 liter air; c) isolat Lecanicillium lecanii; d) instalasi aerator. Cendawan sudah siap digunakan setelah 5 hari.

Tujuan dari adanya pelatihan tersebut adalah petani mau dan mampu menggunakan cendawan Lecanicillium lecanii sebagai bioinsektisida yang ramah lingkungan serta memaksimalkan pengendalian hama wereng coklat pada usahatani padi yang dikelola dengan biaya produksi yang rendah.