Tanaman Cengkeh (Syzigium aromaticum. L) merupakan tanaman perdagangan yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi di Indonesia. Cengkeh dikenal sebagai tanaman rempah yang digunakan sebagai obat tradisional. Cengkeh termasuk salah satu penghasil minyak atsiri yang biasa digunakan sebagai bahan baku industri farmasi maupun industri makanan, sedangkan penggunaan yang terbanyak sebagai bahan baku rokok.
Varietas-varietas unggul yang ditanam:
- Cengkeh Siputih:
Ciri-ciri : Helai daun besar dan berwarna
kuning atau hijau muda; Cabang kurang
rimbun; Bunga besar, warna kuning dan
berjumlah belasan per rumpun. - Cengkeh Sikotok:
Ciri-ciri : Helai daun kecil, warna hijau
sampai hijau tua kehitam-hitaman dan lebih
mengkilap; Cabang rimbun dan rendah,
semua ranting tertutup daun; Bunga kuning
kemerahan, tiap rumpun 20-50 bunga. - Cengkeh Zanzibar:
Ciri-ciri : Bentuk daun panjang ramping dan
berwarna hijau gelap; Bunga berwarna lebih
merah dengan produksi tinggi; Merupakan
jenis terbaik.
SYARAT PERTUMBUHAN
- Iklim
Cengkeh menghendaki iklim yang panas dengan curah hujan cukup merata, karena tanaman ini tidak tahan kemarau panjang. Angin yang terlalu kencang dapat merusak tajuk tanaman. Curah hujan optimal bagi pertumbuhan tanaman cengkeh antara 1500-4500 mm/tahun. Cengkeh menghendaki sinar matahari minimal 8 jam per hari. Suhu yang optimal
tanaman ini dikehendaki adalah 22-30 oC, dengan kelembaban udara antara 60-80%. - Media Tanam
Jenis tanah yang baik adalah latosol, andosol dan podsolik merah. Menyukai tanah gembur dengan drainase yang baik. Derajat keasaman (pH) yang cocok untuk tanaman cengkeh adalah 5,5-5,6. Kedalaman air tanah pada musim hujan tidak lebih dangkal dari 3 m dari permukaan tanah dan pada musim kemarau tidak lebih dari 8 m. Tanah dengan kemiringan sampai 20% lebih baik dari tanah datar, karena dranasenya baik. Pada tanah itu harus dibuat parit dranase sedalam kurang lebih 1 m agar air meluap pada musim hujan dapat disalurkan ke arah lain. - Ketinggian Tempat
Tanaman cengkeh cocok pada ketinggin 0-900 m dpl. (paling optimum pada 300-600 m dpl) atau terletak pada ketingginan lebih dari 900 m dpl, dengan hamparan lahan yang menghadap laut.ii
Hama yang umum menyerang tanaman cengkeh adalah penggerek, perusak pucuk, perusak daun dan perusak akar. Sedangkan penyakit yang sering menyerang antara lain Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh (BPKC), Cacar Daun Cengkeh (CDC), Die back (mati ranting), embun jelaga. Untuk pengendaliannya dapat digunakan insektisida/fungisida sesuai anjuran. Salah satu jenis organisme pengganggu tumbuhan yang menyerang tanaman cengkeh adalah hama penggerek batang cengkeh ( H. semivelutina). Gejala serangan pada cabang-cabang tanaman terdapat lubang-lubang gerekan berdiamater 12,5-25mm. Lubang-lubang tersebut tertutup kotoran dan serbuk kayu sisa gerekan yang dijalin dengan serat halus. Serangan hama ini menyebabkan tanaman menjadi lemah.
Kegiatan Pengendalian OPT Cengkeh bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan pelaku utama dalam mengendalikan OPT penggerek batang pada tanaman cengkeh secara tepat. Teknik pengendalian bisa dilakukan dengan cara mekanis yaitu menutup lubang-lubang gerekan dengan pasak kayu atau tanah liat. Sedangkan cara kimiawi menggunakan insektisida yaitu dioleskan pada batang diinjeksikan ke batang dan ditaburkan pada tanah.
Kegiatan ini dilakukan dua hari yakni tgl 5 – 6 Juli 2022 di Kelompok Tani Tani Maju, Desa Wonosari Kec Sine. Kegiatan ini dihadiri oleh 20 peserta petani cengkeh yang ada di Desa Wonosari.