Ngawi, 23 Mei 2025 – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi menerima kunjungan kerja dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam rangka studi komparatif mengenai pengembangan sektor pertanian yang mandiri, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Kunjungan ini menjadi ruang strategis untuk berbagi pengalaman dan praktik baik dari Kabupaten Ngawi, yang selama ini dikenal sebagai salah satu daerah dengan produktivitas pertanian unggul di Jawa Timur. Dengan luas areal persawahan yang didominasi oleh lahan datar, subur, dan memiliki ketersediaan air memadai, pertanian menjadi sektor utama penggerak ekonomi masyarakat.

Sebanyak 70 persen penduduk Kabupaten Ngawi berprofesi sebagai petani, termasuk 485 petani milenial yang menjadi tulang punggung regenerasi pelaku pertanian. Hal ini selaras dengan visi dan misi Bupati Ngawi dalam menjadikan pertanian sebagai prioritas pembangunan daerah.

Inovasi Percepatan Tanam, Panen hingga 7 Kali dalam 2 Tahun

Dalam sesi diskusi, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi memaparkan strategi peningkatan produktivitas melalui dua metode percepatan tanam yang telah diterapkan secara luas oleh petani setempat:

  • Metode Percepatan 1: Sistem Semai Dapog
    Bibit padi disemai di pekarangan atau media karpet (dapog). Setelah panen, petani langsung mengolah tanah dan mengaplikasikan bahan organik seperti MOL, Zinc, dan Biochar, kemudian bibit dapog ditanam di lahan yang telah siap.
  • Metode Percepatan 2: Event Organizer (EO) Tanam
    Petani cukup menentukan tanggal tanam percepatan, dan seluruh proses olah tanah serta penanaman akan dikelola oleh tim EO Tanam. Konsep ini menjadikan kegiatan pertanian lebih efisien, terjadwal, dan ramah petani.

Dengan penerapan dua metode tersebut, petani di Ngawi mampu melaksanakan panen hingga tujuh kali dalam kurun waktu dua tahun, tanpa mengorbankan keberlanjutan lahan.

Selain pencapaian di tingkat produksi, Kabupaten Ngawi juga mendapat perhatian nasional atas inovasi petani lokal. Kelompok Tani Sri Agung berhasil mengembangkan alat pengering multifungsi (bed dryer) yang dapat digunakan untuk padi maupun jagung. Inovasi ini mendapat apresiasi dari Kementerian Pertanian dalam peringatan Hari Krida Pertanian Nasional di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Sayangnya, keterbatasan waktu tidak memungkinkan rombongan DPRD Gunungkidul untuk mengunjungi Agro Techno Park di Kecamatan Ngrambe—pusat pelatihan, edukasi, dan pengembangan teknologi pertanian milik Kabupaten Ngawi. Meski demikian, komitmen berbagi pengetahuan tetap berjalan melalui pemaparan materi dan dialog terbuka selama kunjungan berlangsung.

Dengan semangat gotong royong dan sinergi, kunjungan ini diharapkan dapat memperluas jejaring antar wilayah dan menjadi inspirasi bagi pengembangan pertanian di Gunungkidul maupun daerah lainnya di Indonesia.