Ngawi – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan ketahanan pangan daerah dengan menggelar Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) khusus untuk komoditas bawang merah. Kegiatan ini menjadi salah satu pendekatan solutif dalam upaya pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) serta peningkatan kapasitas petani dalam membudidayakan tanaman secara sehat dan berkelanjutan.
SLPHT Bawang Merah tidak hanya menjadi ajang edukasi, namun juga sarana transfer teknologi antarpetani. Dalam kegiatan ini, para petani diberikan kesempatan untuk saling belajar dari praktik budidaya petani lain yang telah berhasil mengembangkan bawang merah di wilayahnya. Diskusi dan pengamatan langsung di lapangan memudahkan peserta memahami teknik budidaya yang tepat serta mengidentifikasi letak kesalahan umum dalam pengelolaan tanaman.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin mendorong petani untuk mengurangi ketergantungan terhadap pestisida kimia, serta beralih ke metode ramah lingkungan,” ungkap salah satu Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kabupaten Ngawi.

Salah satu materi penting dalam SLPHT adalah pembuatan pupuk organik berbasis lokal yang berfungsi ganda: menyuburkan tanah sekaligus mengendalikan hama. Petani diajarkan cara membuat Trichoderma padat dari berasan jagung, Beauveria dari air rebusan kentang, serta Pupuk Organik Cair (POC) dari bahan leri. Produk-produk ini efektif untuk mengatasi hama seperti ulat grayak, pengeringan daun, hingga pembusukan buah.
Dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar, pembuatan pupuk organik ini dapat dilakukan secara mandiri oleh kelompok tani. Hal ini tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, tetapi juga mengurangi biaya produksi pertanian secara signifikan.
Diharapkan, pelaksanaan SLPHT Bawang Merah ini dapat memberikan dampak nyata bagi kelompok tani dalam mengembangkan pertanian yang sehat, produktif, dan ramah lingkungan. Inisiatif ini juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang Pemkab Ngawi dalam menciptakan sistem pertanian yang tangguh menghadapi perubahan iklim dan dinamika serangan OPT.
“SLPHT bukan sekadar pelatihan, tetapi gerakan menuju pertanian berkelanjutan di Kabupaten Ngawi,” pungkas perwakilan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian.