El Nino merupakan salah satu fenomena alam yang berdampak terjadinya kekeringan, hal ini dikaitkan dengan adanya penurunan curah hujan. Akibat dari El Nino adalah ketersediaan air untuk wilayah pertanian menjadi berkurang dan dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Sehingga dalam mengantisipasi dampak terjadinya fenomena El Nino, Menteri Pertanian Republik Indonesia, Prof. Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH mengadakan Kunjungan Kerja di Kabupaten Ngawi dalam rangka Rapat Koordinasi Antisipasi El Nino, dan dilanjutkan dengan Gerakan Panen Padi di Lokasi Aplikasi Biosaka. Kegiatan Kunjungan Kerja diawali Bimtek dan Sosialisasi Daring (Webinar) Propaktani dengan tema BTS Biosaka dan Panen Padi Aplikasi Biosaka di Kabupaten Ngawi.

Kunjungan Kerja Menteri Pertanian dalam rangka Antisipasi El Nino dilaksanakan di Pendopo Wedya Graha Kabupaten Ngawi dengan didampingi Bupati Ngawi, H. Ony Anwar Harsono, ST, MH, Kepala BSIP, Prof. (R). Dr. Ir. Fadrjy Djufry, M.Si, Kepala BBPSIP, Dr. Ir. Syamsuddin, M.Sc, Ditjen Tanaman Pangan, Dr. Ir. Suwandi, M.Si, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Ir. H. Ali Jamil, MP, Ph.D dan turut mengundang Kepala Dinas Pertanian se-Jawa Timur (24/7/2023). Pelaksanaan Propaktani dengan tema BTS Biosaka dilakukan dengan praktik  pembuatan Biosaka bersama Menteri Pertanian dan seluruh Kepala Dinas Pertanian se-Jawa Timur, dilanjutkan dengan Rakor Antisipasi El Nino.

“Kita harus mendorong penggunaan pupuk ramah lingkungan/pupuk organik sehingga fungsi tanah sebagai resapan bisa menguatkan kondisi tanah di Kabupaten Ngawi”, ujar Bupati Ngawi.


Dalam pelaksanaan Kunjungan Kerja Menteri Pertanian RI, turut dilaksanakan Panen Padi di Lokasi Biosaka di Desa Kersikan, Kecamatan Geneng. Selain panen padi, Menteri Pertanian dan Jajarannya turut membagikan Bantuan Pemerintah berupa Alat Mesin Pertanian dan Bantuan Penerima KUR Kecil kepada petani.

“El Nino merupakan gejala alam yang agak ekstrim, sehingga perlu dipersiapkan lahan yang masih memiliki air yang cukup”, ujar Menteri Pertanian RI.

Kunjungan Kerja dan Rakor ini sekaligus sebagai salah satu momentum bagi Menteri Pertanian untuk kembali mengingatkan mengenai target tanam seluas 1000 Ha/kabupaten untuk menguatkan produksi pangan di Indonesia.