Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Kabupaten Ngawi pada hari Kamis s/d Sabtu 27 – 29 Oktober 2022 mengadakan Pelatihan Budidaya dan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau di BBPP Ketindan Malang, mengirimkan sebanyak 30 orang petani tembakau dari kelompok tani di Kecamatan Bringin, Kedunggalar, Karangjati, Kendal, Ngrambe, Sine dan Jogorogo. Materi disampaikan oleh Dadang dari Pusat Pelatihan Pertanian Dan Perdesaan Swadaya (P4S) ”ALAM LESTARI” Blitar . Pupuk Organik bokhasi adalah bahan organik yang difermentasi dengan menggunakan mikroorganisme Bakteri, Jamur dan MOL. Keistimewaan dan Keuntungan, menciptakan tanah yang lebih subur dengan cara memperbaiki populasi mikroba secara alami, memacu pertumbuhan tanaman secara pesat, yang berdampak pada peningkatan hasil panen, memaksimalkan efektifitas pupuk dengan cara membuat nutrisi menjadi lebih tersedia bagi tanaman, membantu proses dekomposisi jerami dan bahan organik lainnya serta melepaskan nutrisi tambahan ke dalam tanah, bakteri yang mendiami tanah akan terus bekerja untuk memberikan manfaat jangka panjang.

Hama dan penyakit merupakan OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) yang menyebabkan kerusakan dan kerugian (pertumbuhan tanaman terganggu, hasil produksi menurun, hingga gagal panen). Hari kedua kunjungan Ke P4S (Pusat Pelatihan Pertanian Dan Perdesaan Swadaya) Tani Makmur Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan memepelajari teknik pembuatan pestisida nabati. Pestisida nabati merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu dari tumbuhan baik dari daun, buah, biji atau akar. Biasanya bagian tumbuhan tersebut mengandung senyawa atau metabolit sekunder dan memiliki sifat racun terhadap hama dan penyakit tertentu.

Hari ketiga kunjungan Di Desa Tangkil Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar. Ketua APTI Kabupaten Blitar Sunyoto mengajarkan budidaya tembakau Organik, melihat langsung pengolahan panen dan pemasaran. Tembakau organik baru di kembangkan selama 2 ± 4 tahun, Varietas yang dikembangkan diantaranya varietas Kedululang dan Kenongo. Harmaji (pengepul) bersedia menampung semua jenis tembakau yang dihasilkan oleh petani. sedangkan APTI hanya sebagai mediator antara petani dan pengepul, tentang harga kesepakatan petani dan pengepul. Untuk harga bervariasi sesuai grade merajang, semisal dengan menggunakan alat mencampur atau tidak memakai alat. Pengeringan tidak memakai oven tapi dengan sinar matahari. Daun yang sudah kering hasil oven akan berbau sangit yang menyebabkan daun tembakau nanti tidak laku.