Pengertian pemupukan secara garis besar adalah usaha untuk memberikan tambahan nutrisi dan unsure hara baik makro maupun mikro dengan tujuan mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik. Biasanya pemupukan digunakan pada tanaman, baik tanaman budidaya maupun tanaman hias,  namun tidak menutup kemungkinan pemupukan digunakan untuk menyuburkan tanah.

Pemupukan bisa dilakukan dalam beberapa cara, bisa dengan pemupukan tabur, kocor,   semprot dan injek atau kita kenal disuntikan.

Konsep pemupukan berimbang adalah pemberian sejumlah pupuk untuk mencapai ketersediaan hara-hara esensial yang seimbang dan optimum kedalam tanah, dengan tujuan untuk : 

  1. Meningkatkan produktivitas dan mutu hasil pertanian
  2. Meningkatkan efisiensi pemupukan
  3. Meningkatkan kesuburan dan kelestarian tanah
  4. Menghindari pencemaran lingkungan dan keracunan tanaman

Dengan penerapan pemupukan berimbang diharapkan sesuai status hara tanah, maka kebutuhan tanaman dan target hasil (neracahara) bisa tercapai. Adapun penentuan dosis pupuk yang sesuai status hara tanah dan kebutuhan tanaman ditetapkan dengan uji tanah. Pengelolaan bahan organik dan pupuk hayati dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pupuk anorganik. Pupuk berimbang “dapat” menggunakan pupuk majemuk tetapi “tidaksama” dengan pupuk majemuk karena penerapan pupuk berimbang harus disesuaikan status hara tanah dan produktivitas padi atau varietas padi,  dimana formula  pupuk majemuk harus bersifat “spesifiklokasi” (sesuai status hara dan produktivitas). Pupuk majemuk tetap memerlukan “tambahan” pupuk tunggal seperti urea, SP-36 dan/atau KCl.

Prinsip Pemupukan Berimbang adalah pemupukan dengan empat tepat:

  1. Tepat Jenis/Bentuk yaitu formula pupuk sesuai kondisi tanah dan kebutuhan tanaman.
  2. Tepat Dosis yaitu sesuai dengan status hara tanah, kebutuhan tanaman, dan target hasil .
  3. Tepat Waktu yaitu hara tersedia saat tanaman memerlukan dalam jumlah banyak
  4. Tepat Cara yaitu penempatan pupuk di lokasi tanaman secara efektif mengakses hara

Hara tanah berasal dari pelapukan bahan induk, bahan organik, air irigasi dan hujan serta pengelolaan petani. Sehingga Kesuburan tanah sangat erat hubungannya dengan bahan induk, pengelolaan bahan organik dan dosis pemupukan. Keseimbangan hara merupakan keseimbangan antara hara yang ditambah dan diambil tanaman yang muara pada suatu status hara. Jika hara yang ditambah lebih kecil dari hara yang diambil tanaman maka akan terjadi mining hara tanah (pengurasan), jika hara yang ditambah lebih besar dari hara yang diambil tanaman maka akan terjadi pengkayaan hara tanah (yang jika terjadi secara terus menerus maka akan terjadi kejenuhan) kemudian jika hara yang ditambah setara hara yang diambil tanaman maka yang demikian dinamakan pelestarian kesuburan tanah. Produktivitas tanaman akan sangat tergantung dengan ketersediaan hara, dimana dibatasi oleh ketersediaan hara dalam tanah yang paling minimum. Penambahan hara yang kurang berpengaruh terhadap ketersediaan hara lain. Jika hara yang kurang tergolong hara utama, maka produksi akan semakin rendah. Hara nitrogen (N) sangat dibutuhkan, hara P dan K tergantung status haranya. Sedangkan waktu pemupukan disesuaikan dengan stadia pertumbuhan tanaman.

Berdasarkan macamnya, pupuk terdiri dari dua macam, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik.

1. Pupuk organik

Pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan oleh bakteri pengurai. Macam-macamnya antara lain:

  1. Pupukkandang, merupakan pupuk yang berasal darikotoran hewan
  2. Pupuk hijau, merupakan pupuk organik yang berasal dari tanaman atau berupa sisa panen.
  3. Kompos, sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan dan limbah pabrik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi.
  4. Humus, merupakan material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-daun andan ranting-ranting  tanaman yang membusuk, yang akhirnya mengubah humus menjadi tanah. 
  5. Mikroba Penyubur Tanah, Mikroba yang dikemas sebagai pupuk cair disemprotkan ketanah hingga berkembangbiak dan memberi dampak positif bagi kesuburan tanah.

2. Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik atau pupuk buatan (dari senyawa anorganik) adalah pupuk yang sengaja dibuat oleh manusia dalam pabrik dan mengandung unsur hara tertentu dalam kadar tinggi. Pupuk anorganik digunakan untuk mengatasi kekurangan mineral murni dari alam yang diperlukan tumbuhan untuk hidup secara wajar. Pupuk anorganik dapat menghasilkan bulir hijau dan yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis.

Berdasarkan kandungan unsur-unsurnya, pupuk anorganik digolongkan sebagai berikut :

  1. Pupuk Tunggal

Pupuk tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsure hara sebagai penambah kesuburan. Contoh pupuk tunggal yaitu pupuk N, P, dan K.

a) Pupuk Nitrogen.

Fungsi nitrogen (N) bagi tumbuhan adalah:

  1. Mempercepat pertumbuhan tanaman, menambah tinggi tanaman, dan merangsang pertunasan.
  2. Memperbaiki kualitas, terutama kandungan proteinnya.
  3. Menyediakan bahan makanan bagi mikroba (jasadrenik)

Pupuk yang paling banyak mengandung unsure nitrogen adalah pupuk urea.

b) Pupuk Fosforus

Fosforus (P) bagi tanaman berperan dalam proses:

  1. Respirasi dan fotosintesis
  2. Penyusunan asam nukleat
  3. Pembentukan bibit tanaman dan penghasil buah.
  4. Perangsang perkembangan akar, sehingga tanaman akan lebih tahan terhadap kekeringan, dan,
  5. Mempercepat masa panen sehingga dapat mengurangi resiko keterlambatan waktu panen.

Unsure fosfor diperlukan diperlukan dalam jumlah lebih sedikit dari pada unsure nitrogen. Fosfor diserap oleh tanaman dalam bentuk apatit kalsium fosfat, FePO4, dan AlPO4.

c) Pupuk Kalium

Fungsi kalium bagi tanaman adalah:

  1. Mempengaruhi susunan dan mengedarkan karbohidrat di dalam tanaman.
  2. Mempercepat metabolisme unsure nitrogen.
  3. Mencegah bunga dan buah agar tidak mudah gugur.

  1. Pupuk Majemuk

Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsure hara yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah.Contoh pupuk majemuk yaitu NP, NK, dan NPK. Pupuk majemuk yang paling banyak digunakan adalah pupuk NPK yang mengandung senyawa ammonium nitrat (NH4NO3), ammonium dihidrogen fosfat (NH4H2PO4), dan kalium klorida (KCL).

Penggunaan pupuk majemuk harus disesuaikan dengan kebutuhan dari jenis tanaman yang akan dipupuk karena setiap jenis tanaman memerlukan perbandingan N, P, dan K tertentu. Di Indonesia beredar beberapa jenis pupuk majemuk dengan komposisi N, P, dan K yang beragam. (Anonymousc,2012)

Bentuk-bentuk Pupuk

1        Pupuk Padat

Untuk membantu pertumbuhan tanaman dapat dilakukan dengan pupuk yang padat. Pupuk padat lebih lama untuk diserap tanaman. Karena harus diubah dan mencampur dahulu didalam tanah agar dapat dimanfaat kandengan baik

2        Pupuk Cair

Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan organik dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk cair menyediakan nitrogen danunsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman (Hardjowigeno,2004).

Sumber: 

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian 2015