MOL (Mikro Organisme Lokal) adalah sekumpulan mikroorganisme yang bermanfaat sebagai starter dalam penguraian, fermentasi  bahan organik menjadi pupuk organik padat maupun cair. Bahan dasar MOL berasal dari berbagai sumber yang mengandung unsur hara mikro, makro, bakteri perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan agen pengendali hama/penyakit tanaman. Oleh karena itu, MOL dapat dimanfaatkan sebagai Pupuk organik cair, Dekomposer atau biang pembuatan kompos, Pestisida nabati.

Mol buah adalah mol yang terbuat dari sisa-sisa atau limbah buah-buahan. Buah-buahan yang bisa digunakan seperti nangka, nanas, pisang, peer, apel, papaya, pisang dan lain-lain.  Fungsi dari MOL buah ini sendiri adalah sebagai perangsang pembentukan bunga dan buah (perkembangan generatif)  dan menghambat pertumbuhan tunas dan anakan (perkembangan vegetatif). Menurut Ali (2016), mikroorganisme yang terdapat dalam buah-buahan mempunyai fungsi sebagai decomposer.

Alat pembuatan MOL buah

  1. Galon bekas 
  2. Ember 
  3. Selang aerator 
  4. Botol bekas
  5. Plastisin 

Bahan pembuatan MOL buah

  1. limbah buah-buahan (pepaya, pisang, apel dll)
  2. gula merah atau tetes tebu
  3. air kelapa

Cara membuat MOL buah

  1. Limbah buah-buahan dicincang atau diblender
  2. Larutkan gula merah atau tetes tebu dengan air kelapa
  3. Campurkan semua bahan kedalam ember
  4. Masukkan campuran ke dalam galon bekas 
  5. Lubangi tutup gallon dan sambungkan dengan botol yang terisi air dengan selang aerator, rapatkan tutup gallon dengan plastisin untuk menghindari udara masuk
  6. Fermentasikan selama 2 minggu

Cara penggunaan

  1. Untuk perangsang buah : 150 ml MOL dicampur dengan air bersih 14 lt lalu semprotkan saat tanaman mulai berbunga.
  2. Untuk pembuatan kompos : campurkan 1 lt MOL dengan 5 lt air, tambahkan gula merah 1 ons lalu aduk sampai larut lalu semprotkan pada kompos.

Keunggulan Utama Penggunaan Mol :

  1. Pembuatan MOL sederhana dan mudah dengan waktu yang relatif singkat.
  2. Biaya pembuatan murah, karena menggunakan bahan-bahan yang kurang dimanfaatkan dan tersedia di sekitar.
  3. Pupuk organik yang dihasilkan mengandung unsur kompleks baik makro maupun mikro serta mengandung mikroba yang bermanfaat.
  4. Ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu.
  5. Biota tanah terlindungi sehingga dapat memperbaiki/mempertahankan kualitas tanah.
  6. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produk hasil tanaman.