Jagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan unggulan yang banyak diusahakan di lahan kering pada musim hujan. Budidaya tanaman jagung menyebar diseluruh wilayah Indonesia. Salah satu karakteristik tanaman jagung adalah mudah tumbuh pada berbagai jenis tanah dan memiliki kemampuan beradaptasi dengan baik sehingga tanaman berkeping satu ini dapat dibudidayakan di dataran rendah, menengah hingga dataran tinggi.
Salah satu metode Budidaya Jagung yang dapat diterapkan adalah Tanpa Olah Tanah ( TOT ).  Tanpa Olah Tanah ( TOT ) merupakan cara penanaman tanpa melakukan persiapan lahan seperti pembalikan dan penggemburan.  Metode ini hanya memerlukan lubang untuk membenamkan benih di tanah. Di Indonesia umumnya alat yang digunakan untuk melubangi tanah tempat benih ditanam ialah tugal. Metode TOT hanya dapat diterapkan pada lahan gembur. Karena kurang baik jika diterapkan pada tanah yang terlalu keras, yaitu akan menghambat pertumbuhan tanaman.

Kelompok Tani di Kec./Kab. Ngawi sudah terbiasa melakukan penanaman jagung dengan metode TOT.  Hal ini didukung oleh tekstur tanah yang gembur disana. Untuk musim tanam I tetap diadakan olah tanah. Begitu tanaman jagung berumur 100 HST dilakukan penanaman jagung untuk musim tanam II.  Pada saat jagung musim tanam I panen, jagung Musim tanam II sudah berumur  14 HST. Untuk meminimalisir gulma serta menjaga kelembaban tanah dapat menggunakan mulsa jerami.

Penanaman jagung secara TOT memiliki kelebihan :

  1. Menyingkat waktu budidaya karena tidak perlu pengolahan tanah.
  2. Dapat menghemat biaya tenaga kerja.  
  3. Menghindari kerusakan tanah akibat pengolahan.  
  4. Mengurangi erosi lapisan hara.

Kelemahan TOT bila pengaplikasian herbisida salah dosis dan sasaran dapat menghambat pertumbuhan tanaman jagung. Herbisida merupakan racun gulma yang dapat menghambat atau bahkan mematikan tanaman jagung apabila petani tidak bijak dalam menggunakan dosis. Umumnya pada persiapan lahan TOT dilakukan penyemprotan herbisida dari golongan glifosat. Pada lahan dengan gulma rumput yang terlalu tinggi, maka perlu dilakukan pembabatan terlebih dahulu. Namun jika gulma yang tumbuh masih pendek, bisa langsung disemprot herbisida. Penyemprotan dilakukan 1 minggu sebelum tanam dengan takaran 2 liter per hektar.