Photo Synthetic Bacteria (PSB): Bakteri Penghasil Energi dan Penjernih Lingkungan

Photo Synthetic Bacteria (PSB): Bakteri Penghasil Energi dan Penjernih Lingkungan

Photo Synthetic Bacteria (PSB) atau bakteri fotosintetik merupakan jenis bakteri yang mampu melakukan fotosintesis, yaitu mengubah energi cahaya menjadi energi kimia untuk kebutuhan metabolisme mereka. PSB umumnya memiliki pigmen fotosintetik seperti klorofil, bakterioklorofil, dan karotenoid yang digunakan untuk menyerap energi cahaya dan menghasilkan oksigen sebagai produk sampingan.

Bakteri fotosintetik ditemukan pada berbagai lingkungan seperti air, tanah, dan bahkan dalam kondisi ekstrem seperti di dalam vulkanik air panas atau lingkungan asam. Bakteri fotosintetik memiliki peran penting dalam lingkungan dan telah dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi, termasuk produksi biofuel, pengolahan limbah, dan pemulihan lingkungan.

  1. Produksi Biofuel dengan PSB

Bakteri fotosintetik menjadi salah satu fokus penelitian dalam pengembangan biofuel karena kemampuannya untuk menghasilkan energi melalui fotosintesis. PSB menghasilkan sejumlah besar energi dalam bentuk glukosa dan oksigen melalui fotosintesis, yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk produksi biofuel seperti etanol dan biodiesel.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Science pada tahun 2020 melaporkan bahwa bakteri fotosintetik dapat digunakan untuk menghasilkan bahan bakar terbarukan dengan biaya lebih rendah dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Dalam penelitian tersebut, para peneliti menggunakan bakteri fotosintetik untuk mengubah karbon dioksida dan air menjadi senyawa organik melalui fotosintesis. Senyawa organik tersebut kemudian diubah menjadi etanol dengan bantuan enzim.

  1. Pengolahan Limbah dengan PSB

PSB juga telah dimanfaatkan dalam pengolahan limbah karena kemampuannya untuk mengurangi kandungan polutan dalam limbah. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Southampton, bakteri fotosintetik digunakan untuk menghilangkan logam berat seperti merkuri dari air limbah. Para peneliti memanfaatkan kemampuan PSB untuk menyerap logam berat dari lingkungan dan mengubahnya menjadi senyawa yang lebih stabil dan tidak berbahaya.

  1. Pemulihan Lingkungan dengan PSB

Selain itu, bakteri fotosintetik juga dapat digunakan untuk memulihkan lingkungan terutama dalam mengurangi emisi karbon dioksida dan polutan lainnya di udara dan air. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Illinois, bakteri fotosintetik digunakan untuk mengurangi emisi karbon dioksida dari industri petrokimia. Para peneliti memanfaatkan kemampuan PSB untuk menyerap karbon dioksida dari udara dan mengubahnya menjadi senyawa organik yang dapat dimanfaatkan untuk produksi biofuel.

Selain itu, bakteri fotosintetik juga digunakan untuk memperbaiki kualitas tanah dengan memanfaatkan kemampuannya untuk mengurangi polusi air. PSB dapat digunakan untuk menghilangkan limbah organik dan anorganik dari air limbah serta menghilangkan zat kimia berbahaya seperti arsenik dan nitrat dari sumber air.

Selain itu, bakteri fotosintetik juga dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pertanian. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Wageningen di Belanda, bakteri fotosintetik digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Para peneliti memanfaatkan kemampuan PSB untuk mengubah nitrogen di udara menjadi senyawa nitrogen yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berbahaya bagi lingkungan.

Meskipun memiliki potensi yang besar, penggunaan PSB dalam aplikasi praktis masih terbatas karena masih membutuhkan penelitian dan pengembangan lebih lanjut. Selain itu, cara yang efisien untuk mengumpulkan dan mengolah PSB untuk aplikasi tertentu juga masih menjadi tantangan.

Namun, dengan kemampuan PSB untuk menghasilkan energi dan menjernihkan lingkungan, PSB menjadi harapan sebagai alternatif energi terbarukan yang ramah lingkungan dan dapat membantu mengatasi masalah lingkungan saat ini.

Penulis : Admin BPP Mantingan

Dasar referensi artikel diatas:

Hwang, S. J., Jin, H. J., & Chang, I. S. (2019). Photosynthetic bacteria for biohydrogen production: Current state and perspectives. Bioresource technology, 277, 27-33.

Zhang, W., Song, X., Li, W., Qian, L., & Jiang, H. (2020). Microbial electrosynthesis of biofuels: Current state and prospects. Bioresource technology, 318, 124085.

Leal, M. C., Ferreira, A. C., Nunes, O. C., Reis, M. A., & Crespo, J. G. (2019). Harvesting photosynthetic bacteria for industrial applications: Promise and challenges. Bioresource technology, 275, 206-215.

Rengasamy, K. R. R., Katuri, K. P., Chavan, S. G., & Chakraborty, S. (2019). Bioremediation of industrial wastewater using photosynthetic bacteria. Chemosphere, 216, 341-351.

Ganesh Kumar, A., & Vinoth Kumar, J. (2020). Photosynthetic bacteria-mediated removal of heavy metals: a review. Environmental Science and Pollution Research, 27(6), 6076-6090.

Hidese, R., & Miyanaga, K. (2021). Photosynthetic bacteria for carbon dioxide removal and conversion into useful products. Current Opinion in Biotechnology, 67, 215-222.

Jiang, Y., Li, M., Li, Q., & Liu, X. (2019). Application of photosynthetic bacteria in agriculture: current status and future prospects. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 67(16), 4485-4492.

University of Illinois Urbana-Champaign. (2021, January 6). Photosynthetic bacteria could help produce clean hydrogen fuel. ScienceDaily. Diakses pada tanggal 17 Maret 2023 dari www.sciencedaily.com/releases/2021/01/210106135212.htm

University of Southampton. (2019, March 20). Scientists develop new method to remove mercury from contaminated water. ScienceDaily. Diakses pada tanggal 17 Maret 2023 dari www.sciencedaily.com/releases/2019/03/190320121305.htm

Wageningen University & Research. (2018, April 9). Photosynthetic bacteria improve crop yield. ScienceDaily. Diakses pada tanggal 17 Maret 2023 dari www.sciencedaily.com/releases/2018/04/180409105833.htm

Karakterisasi Pupuk Organik Cair Keong Mas

Karakterisasi Pupuk Organik Cair Keong Mas

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari hasil dekomposisi bahan-bahan organik dari tanaman ataupun hewan. Proses dekomposisi tersebut dapat dilakukan secara alami dan juga melalui proses rekayasa. Pupuk organik terdapat dalam dua bentuk, yaitu pupuk padat dan pupuk cair. Pemberian pupuk organik cair merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat-sifat tanah dan menyokong pertumbuhan tanaman. Salah satu bahan hewani yang berpotensi digunakan sebagai pupuk organik cair adalah keong mas.

Keong mas adalah organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman bahkan dapat menyebabkan kerugian yang sangat signifikan karena dapat mengkonsumsi tanaman inangnya, keong mas merupakan organisme pengganggu tanaman (OPT) bagi para petani karena mampu merusak tanaman dalam kurun waktu yang singkat dan menyebabkan kerusakan hingga 10-40%.

Keong mas merupakan hewan yang memiliki kandungan protein yang tinggi. Daging dan cangkang keong mas memiliki kandungan seperti protein, lemak, karbohidrat, Na, K, riboflavin, Niacin, Mn, C,Cu, Zn dan Ca. Keong mas mengandung berbagai jenis asam amino dengan komposisi Histidin 2,8%, Arginin 18,9%, Isoleusin 9,2%, Leusin 10%, lysine 17,5%, methonin 2%,phenilalamin 7,6%, threonin 8,8%, triptofan 1,2%, dan Valin 8,7%, Senyawa asam amino triptofan ini merupakan senyawa prekursor pembentuk ZPT Indole Acetic Acid (IAA) sehingga dapat dipakai sebagai zat pengatur tumbuh . 

Pemberian pupuk organik cair keong mas berpengaruh signifikan pada pertumbuhan dan kadar klorofil tanaman dan pemberian pupuk keong mas memberikan pertumbuhan dan hasil yang optimal. Hal ini menunjukkan bahwa keong mas dapat dijadikan sebagai bahan utama pembuatan pupuk organik cair.

Pembuatan pupuk organik cair

  1. Pada pembuatan pupuk organik cair keong mas dilakukan dengan cara merebus keong mas sebanyak 10 kg selama 60 menit,
  2. lalu ditiriskan dan kemudian ditumbuk. 
  3. Keong mas yang telah ditumbuk, dicampurkan dengan nanas yang telah diparut dengan perbandingan1:1, EM-4
  4. Kemudian diletakkan pada wadah tertutup yang telah diberi selang yang disambungkan ke dalam botol berisi air, untuk menampung hasil respirasi mikroba pada proses fermentasi. 
  5. Setelah proses fermentasi dilakukan selama 40 hari, dilakukan proses pemisahan (filtrasi) untuk mendapatkan cairan hasil fermentasi yang akan digunakan sebagai pupuk organik

POC keong mas memiliki kandungan asam amino sebanyak 17 jenis asam amino, dan 8 diantaranya adalah asam amino esensial Asam amino esensial yang terdapat dalam POCMAS adalah histidine, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treosin, dan valin.

Asam amino memiliki manfaat pada tanaman yaitu dapat meningkatkan fotosintesis, meningkatkan ketahanan terhadap stress (suhu tinggi, kelembaban rendah, kekeringan, serangan hama penggangu tanaman, HPT) dan meningkatkan metabolisme pertumbuhan tanaman.

Penulis : Admin BPP Widodaren

Sumber : Sylvia Madusari Dkk, 2021, KARAKTERISASI PUPUK ORGANIK CAIR KEONG MAS (Pomaceae Canaliculata L.) DAN APLIKASINYA PADA BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis Guineensis Jacq.) Jurnal Teknologi 13 (2) pp 141 – 152

Hubungan Ketersediaan Unsur Hara Dengan pH Tanah

Hubungan Ketersediaan Unsur Hara Dengan pH Tanah

pH tanah adalah tingkat keasaman dan kebasaan suatu tanah pertanian yang ditunjukkan dengan skala angka 0-14. Tanah dikatan netral ketika berada pada angka 7, tanaman dapat tumbuh subur pada tanah dengan tingkat pH kisaran angka 6,5-7,5.

Di alam bebas kita dapat menilai tingkat keasaman tanah dengan melihat kehadiran vegetasi yang ada di sekitar kita. Seperti contoh tanaman melastoma (senggani=jawa/harendong=sunda) tanaman ini adalah salah satu tanaman yang sangat toleran jika tumbuh di tanah yang memiliki keasaman tinggi.

Cara lain untuk menilai tingkat keasaman tanah adalah dengan cara melihat warna tanah yang ada di sekitar kita, seperti contoh jika pada tanah terdapat air seperti berkarat yang menandakan bahwa pada tanah tersebut kelebihan zat besi itu berarti bahwa tanah tersebut memiliki tingkat keasaman yang sangat tinggi.

Cara lain untuk dapat mengetahui tingkat pH tanah adalah dengan melakukan pengukuran secara manual menggunakan kertas lakmus atau kunyit. Untuk mengetahui lebih akurat tingkat pH tanah dapat menggunakan alat seperti pH tester atau pH meter.

Lantas apa hubungan pH tanah dan ketersediaan unsur hara/kesuburan tanah? Berikut ini penjelasannya.

Semua jenis tanaman dapat tumbuh dengan subur, apabila tanaman tersebut dapat menyerap unsur hara dari dalam tanah yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya dengan baik, seperti contohnya unsur hara nitrogen, phospor, kalium, magnesium dan sebagainya. Tentu saja syaratnya adalah unsur hara yang dibutuhkan tersebut tersedia di dalam tanah dalam jumlah yang mencukupi.

Tabel di bawah ini menunjukkan hubungan antara ph tanah dan ketersediaan unsur hara di dalam tanah.


https://i0.wp.com/www.kampustani.com/wp-content/uploads/2021/05/Hubungan-pH-tanah-dan-Ketersediaan-Unsur-Hara-4.jpg?resize=1200%2C692&ssl=1

Pada bagian bawah terdapat angka-angka yang menunjukkan skala ph tanah yang dimulai dari angka 4,0 sampai angka 10,0, sedangkan pada bagian kiri terdapat unsur hara yang tersedia di dalam tanah.

Pada bagian grafik terdapat batangan-batangan yang menunjukkan skala ketersediaan unsur hara tersebut di dalam tanah. Warna hijau menunjukkan ketersediaan unsur hara dalam jumlah yang besar, kuning menunjukkan ketersediaan unsur hara dalam jumlah kecil, sedangkan warna merah menunjukkan ketidaktersediaan unsur hara tersebut di dalam tanah.

Pada skala angka 6,5-7,0 hampir semua unsur hara tersedia dalam jumlah yang cukup atau jumlah yang dibutuhkan oleh tanaman, namun pada skala yang menunjukkan ketersediaan zat besi atau ferum memang menunjukkan warna kuning, itu artinya ferum tersedia dalam jumlah yang kecil, akan tetapi justru inilah yang tepat karena memang unsur hara ferum/zat besi dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang kecil. 

Dengan demikian menjadi jelas bahwa pH tanah atau tingkat keasaman tanah merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan tanaman menyerap unsur hara dari dalam tanah.

Tindakan pemupukan yang ditambahkan ke tanah tidak akan efektif apabila pH tanah di luar batas optimal, karena pupuk yang telah ditebarkan tidak akan mampu diserap tanaman dalam jumlah yang diharapkan.  Pemilihan jenis pupuk tanpa mempertimbangkan pH tanah juga dapat memperburuk pH tanah.

Alasan utama pentingnya mengetahui pH tanah yaitu:

  1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman.

Umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH netral 6-7 karna pada pH tersebut sebagian unsur Hara terutama  unsur hara makro mudah larut dalam air.

Pada pH lebih rendah atau lebih tinggi ketersediaan unsur hara makro tersebut akan menurun.  Sementara itu jumlah unsur hara mikro yang tersedia pada pH netral cenderung lebih kecil dibandingkan dengan pada pH rendah atau tinggi, tetapi jumlahnya telah mencukupi kebutuhan tanaman.

  1. pH Tanah menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman.

Pada tanah asam, banyak ditemukan unsur aluminium (Al) yang selain bersifat racun juga mengikat phosphor (P) sehingga  phosphor tidak dapat diserap tanaman.  Pada tanah asam, unsur mikro seperti Fe, Zn, Mn, Cu menjadi mudah larut mengakibatkan jumlahnya terlalu besar dan bersifat racun bagi tanaman. Pada tanah alkali (basa) ditemukan unsur mikro natrium (Na) dan Molibdenum (Mo) yang besar dan meacuni tanaman.

  1. pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di dalam tanah.

Pada pH 5,5 – 7 bakteri dan jamur pengurai bahan organik dapat berkembang dengan baik.

Langkah yang dapat dilakukan dalam upaya untuk mendapatkan kondisi pH tanah yang netral bila pH tanah rendah (asam) adalah dengan pemberian kapur pertanian, sedangkan bila pH tanah terlalu tinggi (basa) dapat dilakukan dengan penambahan sulfur.

Sumber:

Bambang siswanto. 2018. Sebaran unsur hara N,P,K dan pH dalam tanah Buana Sains Vol 18 No 2: 109 – 124, 2018

Novizan. 2007. Petunjuk pemupukan yang efektif. Agromedia, Jakarta.

https://www.kampustani.com/hubungan-ph-tanah-dan-ketersediaan-unsur-hara/

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/70521/Ph-Tanah-Dan-Ketersediaan-Unsur-Hara-Dalam-Tanah/

https://rimbakita.com/ph-tanah/

Pemilihan Benih Jagung Unggul

Pemilihan Benih Jagung Unggul

Pemilihan benih merupakan keputusan penting yang perlu dilakukan dalam mengusahakan jagung karena di pasaran banyak beredar benih dan petani sendiri sering memproduksi benih. Penggunaan varietas unggul memiliki peran dalam peningkatan produktivitas yaitu produksi persatuan luas dan ketahanannya terhadap hama dan penyakit. Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam memilih varietas, antara lain: 

  • Kesesuaian tanah dan iklim, 
  • Daya toleransi terhadap hama, penyakit, cekaman kekeringan, kemasaman tanah
  • Pola tanam dan tujuan penanaman,
  • Kesukaan (preferensi) petani terhadap karakter jagung seperti umur tanaman, warna biji dan lain sebagainya

TAHAPAN – TAHAPAN PEMILIHAN BENIH JAGUNG SEBAGAI BERIKUT :

A. PENGUJIAN MUTU BENIH

Benih yang unggul harus disertai dengan mutu benih yang baik karena mutu benih juga akan meningkatkan produktivitas hasil.

Benih adalah bahan tanaman .yang berwujud biji.  Oleh karena itu, suatu biji belum tentu benih. Benih memiliki dan membawa sifat-sifat genetik tanaman induknya dan akan tampil optimal jika benihnya tumbuh  dan berproduksi pada lingkungan yang optimal serta  mutunya  benih tinggi (daya tumbuh) dan vigor benih yang tinggi. Oleh karena itu, benih merupakan komponen penting dalam budidaya tanaman. 

Benih bermutu adalah benih yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

  • Berlabel dan bersertifikat
  • Secara genetik memiliki tingkat kemurnian varietas yang tinggi, tidak tercampur dengan sifat-sifat buruk dari varietas yang tidak dikehendaki 
  • Secara fisiologis memiliki kemampuan berkecambah yang tinggi. Disarankan benih terpakai memiliki daya kecambah lebih dari 95%. 
  • Secara fisik benih terbebas dari gejala adanya serangan penyakit, warna dan ukuran benih seragam, kadar air biji rendah (9-11%). 

Untuk mendapatkan benih bermutu perlu dilakukan proses produksi benih secara tepat, mulai dari budidaya sampai prosesing benih. Benih yang akan digunakan harus diketahui kadar air dan daya kecambahnya. Uji daya kecambah dan kadar air dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  1. Uji daya kecambah dengan menggunakan media pasir
  • Siapkan media tumbuh (dari bak berisi pasir yang dibasahi) 
  • Ambil 100 biji secara acak
  • Tanam biji pada media pasir tidak terbenam dan tutup dengan daun pisang
  • Amati benih yang berkecambah pada hari keempat dan ketujuh. Benih yang pada pengamatan tersebut tidak berkecambah dianggap tidak normal.
  • Hitung daya kecambah dengan rumus = Jumlah benih yang tumbuh normal / benih yang dikecambahkan x 100%
  1. Uji daya kecambah dengan kertas digulung plastik (Ukdp)
    • Siapkan selembar plastik dan diatasan 5 lembar kertas koran yang sudah dibasahi
    • Ambil 100 biji jagung secara acak
    • Tempatkan biji jagung di atas kertas basah secara teratur
    • Lipat kertas secara teratur sedemikian rupa sehingga biji jagung tidak terhambur
    • Amati benih yang berkecambah pada hari keempat dan ketujuh. Benih yang pada pengamatan tersebut tidak berkecambah dianggap tidak normal.
    • Hitung daya kecambah dengan rumus = Jumlah benih yang tumbuh normal/benih yang dikecambahkan x 100%

Kecambah normal adalah kecambah yang menunjukkan untuk dapat berkembang lebih lanjut menjadi tanaman yang tubuh dengan baik bila ditanam pada kondisi kelembaban, temperatur, dan cahaya yang sesuai. Kecambah normal dicirikan oleh tumbuhnya akar dan hipokotil yang sempurna.

  1. Uji Kadar air
    1. Penentuan kadar air dengan menggunakan alat moinsture tester
    2. Penentuan kadar air dengan menggunakan alat pengering (oven)

   Penentuan kadar air dilakukan dengan mengambil sejumlah sampel dan ditimbang   (Berat Basah). Sampel dikeringkan sampai bobot konstan dan kemudian ditimbang (Berat Kering). Kadar air dihitung dengan rumus,

3. Penentuan kadar air dengan cara pendugaan

Biji masih melekat di tongkol, jika digesek-gesek mengeleluarkan bunyi nyaringmenunjukkan bahwa biji berkadar air 15 -17%

  • Biji ditekan dengan menggunakan kuku jika tidak menimbulkan bekas menunjukkan bahwa biji berkadar air 15 – 17 %
  • Biji digigit, jika pecah menjadi menjadi dua menunjukkan bahwa biji berkadar air 14 – 17%
  • Biji dilentingkan di lantai, jika biji melenting  10 cm sampai  20 cm menunjukkan bahwa biji berkadar air  9 – 11%.

B. MELAKUKAN ”SEED TERATMENT”

Perlakukan benih (seed treatment) adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah timbulkan penyakit (seed born diseases). Bahan yang digunakan adalah fungisida. Perlakukan benih pada jagung sebelum ditanam terutama ditujukan untuk mencegah timbulnya pernyakit bulai. Penyakit bulai dikenal sangat merugikan petani karena tanaman yang terserang bulai dipastikan tidak akan menghasilkan buah dan sifat penyebarannya yang cepat. 

Untuk mencegah bulai, benih jagung diperlakukan dengan metalaksil (umumnya berwarna merah), dengan dosis 2 g (bahan produk) per 1 kg benih yang dicampur air 10 ml. Dosis yang berlebihan tidak efisien. Sebaliknya jika dosisnya kurang, perlakuan benih tidak merata sehingga benih akan rentan terhadap serangan bulai. Saat mencampur benih dengan larutan metalaksil jangan sampai menimbulkan kerusakan benih. Benih yang telah dicampur dengan larutan metalaksil dikeringanginkan selama ± 2 jam supaya metalaksil melekat sempurna. Metalaksil dapat meresap ke dalam biji dan bersifat racun yang mengakibatkan rusaknya endosperm (lembaga). Oleh karena itu, benih tidak dapat disimpan lama. Untuk itu dianjurkan segera ditanam atau paling lama 3-4 hari segera ditanam.

Insektisida sevin digunakan jika di lahan pertanaman terdapat banyak semut. Sevin digunakan dengan dosis 1 g untuk setiap  kg benih. Sevin diberikan dengan cara dicampur benih sebelum ditanam. Proses seed treatment ini oleh Petani Desa Randusongo jarang dilakukan karena merasa jika benih tersebut Hibrida maka sudah dilakukan seed treatment oleh perusahaannya.

Referensi 

  • Anonimous, 2008. Penelitian Padi dan Palawija. Teknologi untuk Petani. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
  • Anonimous. 2010. Pedomam Umum PTT Jagung. Kementerian Pertanian, Badan penelitian dan pengembangan Pertanian, Jakarta.
  • Highlight, 2009. Balai Penelitian  Dan Pengembangan Tanaman Serealia, Maros
  • Made J. Mejaya, M. Azrai, dan R. Neni Iriany. 2008. Pembentukan Varietas Unggul Jagung Bersari Bebas. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros
  • Tim Penulis PS.  2008. Agribisnis Tanaman sayuran. Ed Rev Cetakan XV. Penebar Swadaya. Jakarta
  • Warisno. 2009. Seri budidaya jagung hibrida. Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Metode Tanam SRI (System of Rice Intensification)

Metode Tanam SRI (System of Rice Intensification)

Usaha tani padi dengan sistem SRI (System of Rice Intensification)merupakan usahatani yang dapat menghemat penggunaan input seperti benih, penggunaan air, pupuk kimia dan pestisida kimia melalui pemberdayaan petani dan kearifan lokal. Terdapat beberapa daerah di Indonesia yang telah menerapkan sistem usahatani SRI. Khususnya di daerah Jawa Barat salah satunya adalah Kabupaten Cianjur. Pengembangan pertanian organik khususnya padi yang dikembangkan pula di berbagai daerah kecamatan.

SRI pertama kali dikembangkan pada awal tahun 1980 oleh French priest dan Fr. Henri de Laulanie, S.J di Madagascar. SRI mulai dikenal oleh beberapa negara di dunia termasuk di Indonesia pada tahun 1997 yang diperkenalkan oleh seorang yang ahli yaitu Norman Uphoff (Direktur dari Cornell International Institute for Food, Agricultural and Development) dan pada tahun 1999 dilakukan percobaan SRI untuk pertama kalinya di luar Madagascar.

Pada dasarnya teknologi SRI memperlakukan tanaman padi tidak seperti tanaman air yang membutuhkan air yang cukup banyak, karena jika penggenangan air yang cukup banyak maka akan berdampak tidak baik yaitu akan hancurnya bahkan matinya jaringan kompleks (cortex, xylem dan phloem) pada akar tanaman padi, hal ini akan berpengaruh kepada aktivitas akar dalam mengambil nutrisi di dalam tanah lebih sedikit, sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan terhambat dan mengakibatkan kemampuan kapasitas produksi akan lebih rendah.

Akibat yang ditimbulkan dari penggenangan air tersebut maka budidaya padi SRI dapat diartikan sebagai upaya budidaya tanaman padi yang memperhatikan semua komponen yang ada di ekosistem baik itu tanah, tanaman, mikro organisme, makro organisme, udara, sinar matahari dan air sehingga memberikan produktivitas yang tinggi serta menghindari berbagai pengaruh negatif bagi kehidupan komponen tersebut dan memperkuat dukungan untuk terjadinya aliran energi dan siklus nutrisi secara alami.Dibawah ini kami sampaikan juga panduan elektronik mengenai Budidaya Tanam Padi menggunakan Sistem SRI.

Model Tanam SRI

Benih padi ditanam pada petakan yang di sekelilingnya dibuat parit atau saluran air dengan jarak tanam minimal 27 x 27 cm atau 30 x 30 cm dan 35 x 35 cm, diharapkan kedalaman tanah lapisan olah berkisar antara 25 hingga 30 cm, hal ini dilakukan agar perakaran lebih baik dan pergerakannya dapat maksimal dalam pengambilan nutrisi sedangkan jarak tanam yang lebar dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada tanaman terutama pada pembentukan anakan, pertumbuhan akar dan jalannya sinar matahari yang masuk kedalamnya.

Benih padi yang ditanam jumlahnya satu atau satu tunas, hal ini dilakukan dengan alasan agar tumbuh anakan lebih banyak dan tumbuh kuat serta besar, Hal tersebut dapat menjaga kondisi tanah terhindar dari asam (pH rendah) karena tunas yang banyak, sehingga akar pun mendominasi di dalam tanah. Dengan demikian penyerapan nutrisi dari tanah yang mengeluarkan H+ merespon tanah menjadi asam. Benih (tunas) dari persemaian di cabut dan langsung di tanam, waktu yang dibutuhkan dari cabut sampai tanam haruslah tidak lebih dari 15 menit. Hal ini dilakukan untuk menjaga aktivitas proses membangun energi dan penumbuhan nutrisi di dalam tanaman agar tidak terhenti, bulir dalam benih tetap dipertahankan dan kondisi akar pada posisi horizontal sehingga membentuk huruf L. Dengan demikian, diharapkan akar tanaman langsung tumbuh dan nutrisi pada bulir tetap efektif yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman tersebut.

Benih ditanam dangkal antara 0,5–1 cm hingga bagian bulir terbenam, hindari kondisi air yang menggenang cukup basah atau lembab. Hal ini dikarenakan ketika tanaman ditanam dangkal, jika air terlalu banyak hingga menggenang maka akan timbul resiko kematian atau busuk akar, jika ditanam terlalu dalam akan terjadi pembusukan akar di ruas pertama. Pembentukan ruas atau buku pada tanaman muda yang ditanam akan menentukan jumlah anakan dan produktivitas tanaman.

Manfaat Metode Tanam SRI

Secara umum manfaat dari budidaya metode SRI adalah sebagai berikut:

  1. Hemat air (tidak digenang), Kebutuhan air hanya 20-30 persen dari kebutuhan air untuk cara konvensional.
  2. memulihkan kesehatan dan kesuburan tanah, serta mewujudkan keseimbangan ekologi tanah.
  3. Membentuk petani mandiri yang mampu meneliti dan menjadi ahli di lahannya sendiri. Tidak tergantung pada pupuk dan pestisida kimia buatan pabrik yang semakin mahal dan terkadang langka.
  4. membuka lapangan kerja di pedesaan, mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan keluarga petani.
  5. menghasilkan produksi beras yang sehat rendemen tinggi, serta tidak mengandung residu kimia.
  6. mewariskan tanah yang sehat untuk generasi mendatang.
Kelompok Tani Berprestasi dari Ngawi Untuk Negeri

Kelompok Tani Berprestasi dari Ngawi Untuk Negeri

Halo sobat tani..

Pada artikel kali ini kita akan menceritakan pengalaman serta tips dan trik menjadi kelompok tani yang berprestasi versi bapak Joko Purnomo, Ketua Kelompok Tani “Kardi Mulyo III” desa Mangunharjo, Kecamatan Ngawi didampingi oleh Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) wilayah binaan desa Mangunharjo yaitu bu Wahyu Estu Utami, SP.

Apa sih prestasi Kelompok Tani “Kardi Mulyo III” sehingga dapat kita sebut sebagai salahsatu kelompok tani berprestasi di kecamatan ngawi ?

Sobat tani pasti sudah penasaran ya ?

Oke kami kasih tau apa saja prestasi membanggakan yang telah diperoleh oleh kelompok tani “Kardi Mulyo III”, antara lain :

  1. Juara 1 Lomba Agribisnis Komoditas Kedelai Tingkat Kabupaten tahun 2018
  2. Juara 1 Lomba Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Kategori Agribisnis Kedelai Tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2019

Keren bukan prestasi yang telah diraih oleh Kelompok Tani “Kardi Mulyo III” ?

Dari yang awal nya menjadi juara 1 tingkat Kabupaten lalu meningkat menjadi juara 1 tingkat Provinsi dalam lomba agribisnis komoditas Kedelai. Pak Joko menceritakan bahwa prestasi tersebut diraih berkat kerjasama tim Kelompok Tani “Kardi Mulyo III”.

Beliau menyampaikan “Yang pertama Kelompok Tani “Kardi Mulyo III” pada tahun 2017 itu booming komoditas kedelai. Pada poktan “Kardi Mulyo III” sendiri terdapat lebih dari separuh baku tanah yang telah ditanami komoditas kedelai. Makanya kami sebagai pengurus poktan berinisiatif agar kedelai menjadi komoditas prioritas di kelompok kami. Maka dari itu, kami kembangkan dan bermitra dengan pembibitan, yaitu UD. Santoso yang ada di Ngawi yang memiliki akses di seluruh Indonesia.”

Dengan potensi yang dimiliki Kelompok Tani “Kardi Mulyo III” tersebut penyuluh pertanian lapang (PPL) mengajukan kelompok tersebut dalam lomba agribisnis komoditas kedelai tingkat kabupaten. Setelah terpilih menjadi juara 1, lalu diajukan untuk mengikuti lomba tingkat Provinsi. Alhamdulillah Kelompok Tani “Kardi Mulyo III” terpilih menjadi juara 1 tingkat Provinsi. 

Aspek-aspek khusus yang dinilai pada lomba Agribisnis Kedelai tingkat Provinsi berdasarkan pengalaman pak Joko, ialah :

  1. Kelompok tani harus bermitra

Harus ada kemitraan mulai dari hulu hingga hilir, yaitu keuangan, analisa usaha tani dari modal usaha hingga penerimaan hasil panen. Pada saat itu Kelompok Tani “Kardi Mulyo III”  bermitra dengan PT. Petrokimia Gresik melalui dana CSR sebagai modal membeli hasil panen dan UD. Santoso sebagai penyedia bibit. Selain itu, kelompok tersebut juga bermitra dengan pabrik tahu di desa Kandangan, pabrik tempe di desa Kerek, dan pabrik cemilan dari kedelai khas Ngawi “Ithak Ithuk”.

  1. Kelompok tani harus mempunyai manfaat

Kelompok tani harus mempunyai manfaat bagi masyarakat sekitar terutama bagi keluarga petani. Manfaat yang diberikan Kelompok Tani “Kardi Mulyo III”, antara lain :

  • Santunan sosial bagi keluarga kelompok tani apabila sakit dari kas kelompok tani dan hasil panen kelompok.
  • Kas kelompok digunakan untuk membantu perbaikan fasilitas desa seperti lampu jalan, jalan yang perlu diperbaiki berdasarkan kemampuan kelompok.
  • Karang taruna diberikan fasilitas olahraga seperti net, bola voli dari kas kelompok.

Tips dan trik menjadi juara menurut pak Joko selaku ketua  Kelompok Tani “Kardi Mulyo III” berdasarkan hasil podcast ialah :

  1. Fokus mensejahterakan anggota

Fokus utama pengurus dan anggota kelompok bukan untuk menjadi juara melainkan untuk mengangkat petani di kelompok tani beliau menjadi lebih sejahtera dan menjadi juara itu merupakan bonusnya. Jika petani pada kelompok tani beliau pada komoditas kedelai dapat meningkat Income per Capita nya maka beliau selaku pengurus merasa telah menjadi ketua yang berguna dan bermanfaat bagi kelompok tani beliau.

  1. Mengikuti aturan yang diberikan panitia dari Kabupaten maupun Provinsi

Diharuskan bermitra, maka Kelompok Tani “Kardi Mulyo III” bermitra dengan PT. Petrokimia Gresik dan UD. Santoso. Sebelumnya selalu bermusyawarah dengan seluruh anggota kelompok agar diperoleh kesepakatan bersama dan saling bekerja sama dalam budidaya komoditas Kedelai sehingga diperoleh kesejahteraan bersama. 

Bagi para Sobat Tani yang penasaran informasi lebih lengkapnya bisa simak langsung di link you tube berikut :

Semoga informasi yang kami berikan menginspirasi dan bermanfaat bagi para Sobat Tani di seluruh Indonesia mari kita sukseskan bersama : 

Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan

Maju, Mandiri, Modern