Pemilihan benih merupakan keputusan penting yang perlu dilakukan dalam mengusahakan jagung karena di pasaran banyak beredar benih dan petani sendiri sering memproduksi benih. Penggunaan varietas unggul memiliki peran dalam peningkatan produktivitas yaitu produksi persatuan luas dan ketahanannya terhadap hama dan penyakit. Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam memilih varietas, antara lain:
- Kesesuaian tanah dan iklim,
- Daya toleransi terhadap hama, penyakit, cekaman kekeringan, kemasaman tanah
- Pola tanam dan tujuan penanaman,
- Kesukaan (preferensi) petani terhadap karakter jagung seperti umur tanaman, warna biji dan lain sebagainya
TAHAPAN – TAHAPAN PEMILIHAN BENIH JAGUNG SEBAGAI BERIKUT :
A. PENGUJIAN MUTU BENIH
Benih yang unggul harus disertai dengan mutu benih yang baik karena mutu benih juga akan meningkatkan produktivitas hasil.
Benih adalah bahan tanaman .yang berwujud biji. Oleh karena itu, suatu biji belum tentu benih. Benih memiliki dan membawa sifat-sifat genetik tanaman induknya dan akan tampil optimal jika benihnya tumbuh dan berproduksi pada lingkungan yang optimal serta mutunya benih tinggi (daya tumbuh) dan vigor benih yang tinggi. Oleh karena itu, benih merupakan komponen penting dalam budidaya tanaman.
Benih bermutu adalah benih yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
- Berlabel dan bersertifikat
- Secara genetik memiliki tingkat kemurnian varietas yang tinggi, tidak tercampur dengan sifat-sifat buruk dari varietas yang tidak dikehendaki
- Secara fisiologis memiliki kemampuan berkecambah yang tinggi. Disarankan benih terpakai memiliki daya kecambah lebih dari 95%.
- Secara fisik benih terbebas dari gejala adanya serangan penyakit, warna dan ukuran benih seragam, kadar air biji rendah (9-11%).
Untuk mendapatkan benih bermutu perlu dilakukan proses produksi benih secara tepat, mulai dari budidaya sampai prosesing benih. Benih yang akan digunakan harus diketahui kadar air dan daya kecambahnya. Uji daya kecambah dan kadar air dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Uji daya kecambah dengan menggunakan media pasir
- Siapkan media tumbuh (dari bak berisi pasir yang dibasahi)
- Ambil 100 biji secara acak
- Tanam biji pada media pasir tidak terbenam dan tutup dengan daun pisang
- Amati benih yang berkecambah pada hari keempat dan ketujuh. Benih yang pada pengamatan tersebut tidak berkecambah dianggap tidak normal.
- Hitung daya kecambah dengan rumus = Jumlah benih yang tumbuh normal / benih yang dikecambahkan x 100%
- Uji daya kecambah dengan kertas digulung plastik (Ukdp)
- Siapkan selembar plastik dan diatasan 5 lembar kertas koran yang sudah dibasahi
- Ambil 100 biji jagung secara acak
- Tempatkan biji jagung di atas kertas basah secara teratur
- Lipat kertas secara teratur sedemikian rupa sehingga biji jagung tidak terhambur
- Amati benih yang berkecambah pada hari keempat dan ketujuh. Benih yang pada pengamatan tersebut tidak berkecambah dianggap tidak normal.
- Hitung daya kecambah dengan rumus = Jumlah benih yang tumbuh normal/benih yang dikecambahkan x 100%
Kecambah normal adalah kecambah yang menunjukkan untuk dapat berkembang lebih lanjut menjadi tanaman yang tubuh dengan baik bila ditanam pada kondisi kelembaban, temperatur, dan cahaya yang sesuai. Kecambah normal dicirikan oleh tumbuhnya akar dan hipokotil yang sempurna.
- Uji Kadar air
- Penentuan kadar air dengan menggunakan alat moinsture tester
- Penentuan kadar air dengan menggunakan alat pengering (oven)
Penentuan kadar air dilakukan dengan mengambil sejumlah sampel dan ditimbang (Berat Basah). Sampel dikeringkan sampai bobot konstan dan kemudian ditimbang (Berat Kering). Kadar air dihitung dengan rumus,
3. Penentuan kadar air dengan cara pendugaan
Biji masih melekat di tongkol, jika digesek-gesek mengeleluarkan bunyi nyaringmenunjukkan bahwa biji berkadar air 15 -17%
- Biji ditekan dengan menggunakan kuku jika tidak menimbulkan bekas menunjukkan bahwa biji berkadar air 15 – 17 %
- Biji digigit, jika pecah menjadi menjadi dua menunjukkan bahwa biji berkadar air 14 – 17%
- Biji dilentingkan di lantai, jika biji melenting 10 cm sampai 20 cm menunjukkan bahwa biji berkadar air 9 – 11%.
B. MELAKUKAN ”SEED TERATMENT”
Perlakukan benih (seed treatment) adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah timbulkan penyakit (seed born diseases). Bahan yang digunakan adalah fungisida. Perlakukan benih pada jagung sebelum ditanam terutama ditujukan untuk mencegah timbulnya pernyakit bulai. Penyakit bulai dikenal sangat merugikan petani karena tanaman yang terserang bulai dipastikan tidak akan menghasilkan buah dan sifat penyebarannya yang cepat.
Untuk mencegah bulai, benih jagung diperlakukan dengan metalaksil (umumnya berwarna merah), dengan dosis 2 g (bahan produk) per 1 kg benih yang dicampur air 10 ml. Dosis yang berlebihan tidak efisien. Sebaliknya jika dosisnya kurang, perlakuan benih tidak merata sehingga benih akan rentan terhadap serangan bulai. Saat mencampur benih dengan larutan metalaksil jangan sampai menimbulkan kerusakan benih. Benih yang telah dicampur dengan larutan metalaksil dikeringanginkan selama ± 2 jam supaya metalaksil melekat sempurna. Metalaksil dapat meresap ke dalam biji dan bersifat racun yang mengakibatkan rusaknya endosperm (lembaga). Oleh karena itu, benih tidak dapat disimpan lama. Untuk itu dianjurkan segera ditanam atau paling lama 3-4 hari segera ditanam.
Insektisida sevin digunakan jika di lahan pertanaman terdapat banyak semut. Sevin digunakan dengan dosis 1 g untuk setiap kg benih. Sevin diberikan dengan cara dicampur benih sebelum ditanam. Proses seed treatment ini oleh Petani Desa Randusongo jarang dilakukan karena merasa jika benih tersebut Hibrida maka sudah dilakukan seed treatment oleh perusahaannya.
Referensi
- Anonimous, 2008. Penelitian Padi dan Palawija. Teknologi untuk Petani. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
- Anonimous. 2010. Pedomam Umum PTT Jagung. Kementerian Pertanian, Badan penelitian dan pengembangan Pertanian, Jakarta.
- Highlight, 2009. Balai Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Serealia, Maros
- Made J. Mejaya, M. Azrai, dan R. Neni Iriany. 2008. Pembentukan Varietas Unggul Jagung Bersari Bebas. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros
- Tim Penulis PS. 2008. Agribisnis Tanaman sayuran. Ed Rev Cetakan XV. Penebar Swadaya. Jakarta
- Warisno. 2009. Seri budidaya jagung hibrida. Penerbit Kanisius, Yogyakarta